Penikmat wisata dan perjalanan yang tinggal di Kota Tuban - Jawa Timur.\r\n\r\nArtikel2 perjalanan saya yang menarik lainnya bisa Anda baca di blog saya : http://jelajah-nesia2.blogspot.com dan http://jelajah-nesia.blogspot.com
Foto Gus Dur itu terpajang dalam bingkai foto di depan Altar utama pada bagian sebelah kiri. Sedangkan pada sebelah kanan altar Utama itu terdapat Arca Nabi Kong Hu Cu atau Kong Co.
Gus Dur merupakan sosok yang dihormati oleh warga Tionghoa.
Berkat jasa Gus Dur pada maa pemerintahannya, warga Tionghoa bisa kembali mendapatkan kebebasan untuk melaksanakan tradisi, Budaya dan adat-istiadatnya di Indonesia.
Sebuah hal yang sebelumnya dilarang dilakukan oleh mereka selama masa Orde Baru berdasarkan Inpres no 14 tahun 1967 yang menetapkan larangan bagi penyelenggaraan semua kegiatan Keagamaan,Tradisi, kepercayaan dan adat- istiadat Cina di Indonesia.
Ketika menjabat sebagai Presiden RI ke-4, Gus Dur menerbitkan Kepres No. 6 tahun 2000, yang bertujuan untuk  mencabut Inpres Nomor 14 Tahun 1967 yang dikeluarkan Pemerintah Orde Baru.
Sejak tahun 2001, Gus Dur juga menetapkan Imlek sebagai hari libur fakultatif dan kemudian berlanjut sebagai hari libur nasional dengan terbitnya Kepres no 19 tahun 2002 pada masa pemerintahan Presiden Megawati.
Berkat jasa Gus Dur itu etnis Tionghoa di Indonesia bisa melakukan ibadah dengan adat, tradisi dan budayanya.
Karena itu, rasanya tak belebihan bila umat kelenteng Boen Bio memajang foto Gus Dur di dalam kelenteng.
Pemajangan foto Gus Dur itu untuk mengenang sosok Gus Dur yang wafat pada tgl 30 desember 2009 dan dimakamkan di Jombang.
Sekaligus sebagai bentuk penghormatan dan rasa terima kasih meeka pada Gus Dur.