Mohon tunggu...
Jemi Kudiai
Jemi Kudiai Mohon Tunggu... Pemerhati Governace, Ekopol, Sosbud

Menulis berbagi cerita tentang sosial, politik, ekonomi, budaya dan pemerintahan

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Otsus Papua Jilid II: Suara dari Kampung

3 Oktober 2025   02:18 Diperbarui: 3 Oktober 2025   02:18 6
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Otsus  Papua Suara dari Kampung (Sumber: JK.doc)

Kesehatan: Puskesmas yang Sunyi

Tidak sedikit kampung di Papua yang memiliki bangunan puskesmas megah, tapi kosong. Obat tidak ada, tenaga medis jarang masuk, bahkan ada yang bangunan puskesmasnya berubah fungsi jadi gudang.

Bagaimana mungkin Otsus yang katanya "berpihak pada rakyat" bisa membiarkan rakyat sakit tanpa obat, ibu hamil tanpa bidan, bayi tanpa imunisasi?

Otsus dari Perspektif Hati, Bukan Angka

Seringkali pembahasan Otsus hanya berkisar pada data, anggaran, dan laporan pemerintah. Tetapi rakyat kecil tidak hidup dari angka. Mereka hidup dari kebutuhan nyata: makanan, sekolah, kesehatan, dan rasa aman di tanah sendiri.

Pendekatan humanis inilah yang sering hilang. Negara melihat Papua dari atas, dengan statistik dan proyek. Padahal, rakyat berharap kebijakan itu bisa dirasakan langsung di dapur, di kebun, di sekolah, dan di pasar.

Harapan dari Kampung

Rakyat kecil tidak menuntut banyak. Mereka hanya minta hal-hal sederhana:

1. Sekolah yang benar-benar ada guru setiap hari.

2. Puskesmas yang ada obat dan perawat yang melayani dengan tulus.

3. Pasar tradisional yang diberdayakan, bukan digusur oleh pembangunan modern.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun