Mohon tunggu...
Jemi Kudiai
Jemi Kudiai Mohon Tunggu... Pemerhati Governace, Ekopol, Sosbud

Menulis berbagi cerita tentang sosial, politik, ekonomi, budaya dan pemerintahan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Waspada Hoaks, Jaga Persatuan: Suara Kepala Suku Nabir

19 September 2025   00:11 Diperbarui: 19 September 2025   01:02 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Waspada Hoax Cepat Menyebar (Sumber: jaga fakta semarangkota.go.id)

Di tengah derasnya arus informasi yang masuk ke gawai kita setiap hari, seruan Kepala Suku Besar Wate Nabire untuk waspada terhadap hoaks terasa seperti alarm yang tak boleh diabaikan. Apalagi di Papua, khususnya Nabire, di mana informasi bukan hanya sekadar berita, tetapi bisa menjadi pemicu rasa aman, damai, atau sebaliknya keresahan.

Saya melihat pernyataan beliau bukan sekadar imbauan adat, melainkan sebuah pesan moral yang bernilai politik, sosial, sekaligus budaya. Politik, karena hoaks sering dipakai untuk menggiring opini dan memecah masyarakat. Sosial, karena isu yang tidak benar bisa merusak hubungan antarwarga yang sudah hidup berdampingan. Budaya, karena nilai persaudaraan dalam adat Papua sangat menjunjung tinggi persatuan.

Mengapa hoaks berbahaya di Nabire?

Pertama, karena akses informasi di wilayah ini masih tidak merata. Banyak masyarakat menerima kabar dari potongan WhatsApp, cerita berantai, atau bahkan bisik-bisik antar kampung. Tanpa verifikasi, kabar bohong bisa membesar seperti bola salju.

Kedua, Nabire adalah ruang sosial yang sangat majemuk. Ada masyarakat asli Papua dari berbagai suku, ada pula warga pendatang. Hoaks dengan sentimen etnis, agama, atau politik bisa menjadi bom waktu yang berbahaya.

Ketiga, pengalaman di banyak daerah menunjukkan, konflik seringkali berawal dari isu yang tidak benar. Kalau sudah telanjur pecah, memperbaikinya jauh lebih sulit daripada mencegah sejak awal.

Kepala suku sebagai benteng sosial

Dalam konteks Papua, kepala suku bukan sekadar pemimpin adat. Ia adalah penjaga keseimbangan sosial. Ketika beliau bicara soal persatuan dan mengingatkan bahaya hoaks, sebenarnya itu adalah panggilan untuk seluruh warga: mari kembali pada nilai dasar hidup berdampingan, menghormati satu sama lain, dan tidak mudah terbakar oleh kabar yang belum tentu benar.

Imbauan ini juga selaras dengan peran negara melalui TNI dan Polri yang disebut dalam pemberitaan. Artinya, ada semacam kerja sama tak tertulis antara negara dan adat: menjaga keamanan bukan hanya urusan aparat, tetapi juga urusan hati nurani masyarakat.

Persatuan sebagai modal masa depan

Kalau Nabire ingin maju, ekonomi tumbuh, dan pembangunan berjalan adil, maka persatuan adalah syarat utama. Tidak ada investor yang berani menanam modal di daerah yang penuh konflik. Tidak ada anak-anak yang bisa belajar dengan baik di sekolah jika lingkungannya penuh keresahan.

Maka, pesan sederhana Kepala Suku Wate sebenarnya adalah strategi pembangunan jangka panjang: jangan biarkan hoaks merobek tenun persaudaraan yang sudah ada.

Catatan penting:

Bagi saya, seruan Kepala Suku Besar Wate ini adalah wake up call. Kita semua, baik warga Nabire maupun Indonesia secara umum, perlu belajar satu hal: sebelum menekan tombol share, tanyakan dulu "Benarkah ini?" Sebab di era digital, satu jempol bisa menyalakan lilin persatuan, atau sebaliknya, api perpecahan.

Kepala Suku Besar Wate Nabire Serukan Waspada Hoaks dan Jaga Persatuan Masyarakat https://mediamatarakyatnewstv.com/kepala-suku-besar-wate-nabire-serukan-waspada-hoaks-dan-jaga-persatuan-masyarakat/

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun