Kegiatan utama Konferensi Internasional kemudian dibuka oleh bapak Sandiaga Salahuddin Uno sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Sesi 1: Kaldera Toba: Menyambung Peradaban Zaman
Dimulai oleh Indyo Pratomo, Ahli Geologi Badan Geologi Bandung, memaparkan tentang keunikan geologi Danau Toba sebagai bagian dari jejak erupsi supervolcano Toba yang membentuk daratan Samosir dan hubungannya dengan kearifan budaya adat setempat. Jejak tersebut dapat menjadi potensi kekayaan wisata yang luar biasa.
Sementara dari Ahli Ekowisata IPB, Prof. Harini Muntasib memaparkan tentang bagaimana mengoptimalisasi sektor pariwisata Danau Toba yang dimulai dari branding.
Prof. Harini juga menjelaskan beberapa interpretasi alam Toba yakni objek geologi, objek danau, objek biologi, objek sosial dan objek budaya.
Prof. Harini memberikan gambaran bagaimana objek budaya itu memiliki interaksi dengan alam dan adaptasinya dengan mitos-mitos atau sejarah yang terkandung di dalamnya.
Annette juga memberikan gambaran bagaimana lingkungan Danau Toba juga akan menjadi terancam apabila tidak diikuti dengan pengembangan pelestarian ekosistem.
Contoh nyata yang harus menjadi perhatian adalah konservasi pohon tua di sekitar Danau Toba. Selain menjaga keberlangsungan hidup pohon-pohon tua, juga menambah nilai objek wisata daerah tersebut.
Pengembangan pelestarian akan terwujud bila diadakan studi banding dan coaching bagi pemerintah, pelaku pariwisata dan masyarakat. Sehingga terciptalah the new Toba yang alamnya terjaga.