Mohon tunggu...
JBS_surbakti
JBS_surbakti Mohon Tunggu... Akuntan - Penulis Ecek-Ecek dan Penikmat Hidup

Menulis Adalah Sebuah Esensi Dan Level Tertinggi Dari Sebuah Kompetensi - Untuk Segala Sesuatu Ada Masanya, Untuk Apapun Di Bawah Langit Ada Waktunya.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Sekelumit tentang Dunia

27 Mei 2021   12:27 Diperbarui: 31 Mei 2021   06:15 316
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Meski tidak bisa memiliki seluruh kesenangan dunia, tetap bersyukur karena kesenangan dunia tidak bisa membeli saya"

Pagi hari sebelum memulai seluruh pertempuran sepanjang hari dengan seluruh rutinitas layaknya sebagai seorang buruh kantoran, seperti biasa menyeruput secangkir kopi semangat sembari mengkonsumsi isi pikiran yang juga adalah sangat dibutuhkan tetap "fresh" lewat pembelajaran dari isi hati status teman di dunia maya dari seluruh belahan dunia dan lorong waktu. Menarik isi status dari medsos teman-teman yang memposting status baik dari Facebook, Twitter, Instagram dan lain sebagainya di masa pandemi ini. 

Apakah secara kebetulan atau tidak mayoritas diantaranya adalah tentang berbagai respon terhadap perkembangan kehidupan khususnya pula membicarakan tujuan hidup terkini. 

Apakah ini hanya menurut pengalaman pribadi saya dari teman-teman yang kebanyakan berprofesi sebagai buruh kantoran atau memang menjadi lazimnya terjadi? Apakah isu utama terhadap tujuan hidup menyikapi tentang harta, tahta dan pasangan hidup tetap akan abadi dan hangat dibicarakan? Mari kita coba cari tahu dari berbagai pandangan.

Masih tentang "Harta"

Harta yang identik adalah uang atau kekayaan yang dimiliki atau yang diupayakan untuk diraih. Tak bisa menafikan pendapat bahwa salah satu tujuan untuk menyambung hidup dengan berjerih lelah adalah mendapatkan uang. Uang yang adalah sebagai alat tukar, alat pembayaran dan investasi jangka panjang yang sewaktu-waktu kapan saja bisa dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Utamanya adalah kebutuhan untuk makan-minum, pakaian dan juga rumah untuk berteduh. Demikian dulu istilah tingkatan kebutuhan manusia yaitu sandang, pangan dan papan.

sumber : istockphoto
sumber : istockphoto
Teringat istilah dulu yang menyebutkan bahwa "Uang adalah segalanya", "Semua bisa dibeli dengan uang", atau istilah lainnya ala anak Medan menyebutkan "Hepeng do mangatur negara on" (terjemahan : uanglah yang mengatur negara ini), "Ada uang abang disayang tak ada uang abang ditendang" dan ada pula yang menyebutkan "Tak segalanya bisa dinilai dengan uang". Begitu banyak pameo disekitar kita tentang uang dan pengertiannya. Masing-masing kebenaran akan muncul sesuai dengan pengalaman berikut tujuan yang diyakini benar oleh setiap insan pekerja.

Namun di era sekarang rasa-rasanya pergeseran paradigma memiliki uang dan kemudian pemaknaannya untuk kalangan teman-teman dari status mereka yang terpampang di medsos membuat saya sedikit terkejut. Ternyata apakah ini sebuah kebenaran atau hanya sekedar sebuah keputusasaan tentang kejamnya kehidupan terkait susahnya mencari uang atau pekerjaan? Mengapa? Karena kesimpulan terkini tentang uang (maaf kalau salah) bahwa mengumpulkan uang sebanyak-banyaknya bukan menjadi tujuan akhir namun lebih kepada kata "cukup".

Kata cukup yang juga bukan berarti identik pas-pasan makan saja tapi cukup untuk kebutuhan dengan terpenuhinya sandang, pangan, papan dan hubungan pertemanan yang identik dengan kegiatan ngopi bareng, menjalankan hobi bersama (kegiatan olahraga, musik, politik, sosial, keagamaan, termasuk aktivitas "beyond blogging" ala kompasianer), dan juga kebutuhan rekreasi atau berpergian mendapatkan sensasi tempat yang baru. 

Intinya adalah bahwa kata cukup tidak identik dengan besaran uang segunung dan ketakutan berlebihan dengan menumpuk sebanyak-banyaknya sampai kuatir akan kebutuhan anak cucu sampai tujuh turunan.

Lebih kearah adanya keseimbangan antara bertahan hidup dan kebahagiaan batin tersendiri. Dan itu membuat saya tercengang sekali lagi apakah ini hanya pada level status medsos biar tampak lebih keren dan membumi atau hanya pengalaman teman-teman saya yang sudah pada "hijrah"atau memang ini adalah tren terbaru dari pandangan anak zaman "Now" tentang pekerjaan dan upaya mencari uang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun