Mohon tunggu...
Penulis Senja
Penulis Senja Mohon Tunggu... Guru - Guru Honorer

Selamat Datang di Konten Blog saya, semoga dapat menghibur dan menginspirasi kalian semua. Silahkan tinggalkan jejak di kolom komentar untuk request cerpen, puisi, artikel atau yang lainnya. Terima kasih.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Jum'at Mubarokah

17 Mei 2024   05:54 Diperbarui: 17 Mei 2024   05:59 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pinterest/pngtree.com

Di sebuah desa yang damai, setiap hari Jumat selalu disambut dengan penuh suka cita oleh seluruh penduduk. Mereka menyebutnya "Jum'at Mubarokah" karena percaya bahwa hari ini penuh dengan berkah dan kesempatan untuk memperbaiki diri serta berbagi dengan sesama.

Salah satu keluarga yang sangat menghargai Jum'at Mubarokah adalah keluarga Pak Ahmad. Setiap Jumat pagi, Pak Ahmad, bersama istrinya Ibu Siti dan dua anak mereka, Aisyah dan Ali, bangun lebih awal dari biasanya. Mereka memulai hari dengan membersihkan rumah dan kemudian bersama-sama pergi ke masjid untuk melaksanakan shalat Jumat.

Setelah pulang dari masjid, keluarga Pak Ahmad memiliki tradisi untuk berbagi makanan dengan tetangga dan orang-orang yang membutuhkan. Ibu Siti biasanya memasak hidangan spesial, seperti nasi kebuli dan ayam bakar, yang aromanya menggoda seluruh lingkungan. Aisyah dan Ali membantu menyiapkan makanan dan mengemasnya dalam kotak-kotak kecil.

"Anak-anak, ingatlah bahwa berbagi itu bagian dari ibadah. Setiap makanan yang kita berikan akan membawa kebahagiaan bagi orang lain dan menambah keberkahan bagi kita," kata Pak Ahmad sambil tersenyum kepada anak-anaknya.

Hari itu, Aisyah dan Ali membawa makanan ke rumah Pak Hamid, seorang tetangga yang sudah tua dan hidup sendiri. Pak Hamid sangat terharu menerima makanan dari keluarga Pak Ahmad. "Terima kasih banyak, Nak. Kalian benar-benar membawa kebahagiaan di hari Jumat ini," ucap Pak Hamid dengan mata berkaca-kaca.


Setelah berbagi makanan, Pak Ahmad mengajak keluarganya untuk melakukan kegiatan bermanfaat lainnya. Mereka membersihkan halaman masjid, membantu memperbaiki rumah warga yang rusak, dan mengunjungi orang-orang sakit untuk memberikan semangat.

Pada sore harinya, mereka berkumpul di ruang tamu untuk berbicara tentang nilai-nilai kebaikan dan pentingnya bersyukur. "Jum'at Mubarokah adalah waktu yang tepat untuk refleksi diri dan memperbaiki hubungan kita dengan Allah dan sesama manusia," kata Pak Ahmad.

Aisyah yang selalu penasaran bertanya, "Ayah, kenapa kita harus melakukan semua ini di hari Jumat?"

Pak Ahmad menjawab, "Karena hari Jumat adalah hari yang penuh berkah. Nabi Muhammad SAW bersabda bahwa hari Jumat adalah hari terbaik dalam seminggu. Dengan melakukan kebaikan, kita berharap mendapatkan lebih banyak rahmat dan ridha dari Allah."

Kisah keluarga Pak Ahmad menjadi inspirasi bagi banyak warga desa. Tradisi Jum'at Mubarokah yang mereka lakukan mengajarkan nilai-nilai kebaikan, kepedulian, dan berbagi. Setiap Jumat, semakin banyak warga desa yang ikut berpartisipasi dalam kegiatan kebaikan, sehingga desa tersebut menjadi lebih harmonis dan penuh dengan kasih sayang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun