Mohon tunggu...
Jasmine
Jasmine Mohon Tunggu... Wiraswasta - Email : Justmine.qa@gmail.com

Just me, Jasmine, just a tiny dust in the wind

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Nam Ha

16 Juli 2019   08:35 Diperbarui: 16 Juli 2019   09:18 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tiba-tiba salah satu jendela di dapur terbuka dengan sendirinya. Kemudian hinggaplah di bibir jendela sepasang...raven hitam? Tak lama dari tubuh dua gagak itu mengepullah asap hitam. Mungkin semenit berlalu, asap hitam itupun tersapu. Mengingatkan Claude pada trik yang banyak dilakukan di panggung sulap, tahu-tahu kedua raven hitam itu menghilang. Namun gantinya... Oh Lord! terbelalaklah mata Claude. Di layar itu tampak sepasang orang tua berbaju hitam dengan wajah aneh yang segera mengingatkannya pada pasangan buruk rupa pemarah di awal perjumpaannya dengan Nam Ha.

Di bawah jari jemari tak berdaging dan berkuku panjang hitam milik pasangan itu, jatuhlah beberapa bangkai entah hewan atau mayat manusia, Claude tak bernyali memastikannya. Lalu tanpa komando, monster-monster kecil itu bergegas sibuk mengolah rerupa hidangan. Oh Lord! Sacre Blue! Itukah selama ini yang ia makan? Claude pun dibuatnya mual-mual.

Claude menutup wajahnya. Denyut jantungnya berdegup kencang. Kepalanya berat seperti ketiban berton-ton reruntuhan. Seluruh sendinya seperti terlepas. Jaringan kulitnya serasa terbakar. Dan entah apa lagi yang ia rasakan, hanya Claude sendiri saja yang mengetahui.

Dengan nafas masih tersengal-sengal, Claude melepas tangan dari wajahnya. Air mata dan keringat dingin membanjir deras dari dahi dan kujur tubuhnya dalam gigil ngeri, takut, jijik, dan entah apa lagi. Namun sorot matanya yang telah nanar tetap dipaksakannya untuk memelototi hasil dari cctv. Entah desakan apa yang membuatnya ingin tuntas melihat akhir dari kengerian ini. Mungkin ingin meyakinkan dirinya sendiri betapa takdir ini sungguh tak terperi? Atau boleh jadi ia tengah dihancurkan oleh keputusannnya sendiri, cctv yang mungkin tak seharusnya dibeli. Is knowing less better? Entahlah. Yang pasti penyesalan memang tak pernah datang di muka. Namun seberapapun penyesalannya itu, kini sungguh amat tak berarti lagi.

"Bebe! Nam Ha...mon bebe," Claude meratapi notebook-nya. Namun layar itu tiba-tiba kosong. Mendadak tak ada lagi yang tersaji. Claude nyaris membanting keyboard dan monitor itu ketika detik berikutnya, layar itu kembali hidup. Auto menyala saat Claude hampir menyerah dan nyaris mencabut seluruh rambut pirang di kepalanya. Claude menggapai notebook-nya lagi. Setelah horror demi horror yang tersaji di layar itu, ia tak lagi merasakan apapun. Ia hanya ingin menangis. Seperti Nam Ha yang juga tengah menangis di layar monitor itu.

"Bebe.., mon bebe," Claude mengguncang notebook-nya. Menatap lekat-lekat layar monitor itu.

Tampak di layar seraut wajah cantik Nam Ha seperti yang selama ini Claude pandangi dengan sepenuh cinta. Mata bulan sabit dibawah naugan alis tebal natural yang Claude sangat kagumi. Hidung kecil yang lenyap dalam sekali kecup. Bibir mungil merona yang selalu sanggup membangkitkan gejolak liar. Rambut hitam berkilauan dalam gelung yang anggun menawan. Serta gaun hitam kerudung berenda hitam yang sama dikenakan di pemakaman sahabatnya. Wajah cantik itu berurai air mata. Mata indah itu bersimbah duka. Tatapannya berbalur luka dan kekecewaan yang mendalam, tertuju tepat pada Claude yang masih terduduk lunglai dengan tangisan sama.

"Je suis desole, bebe... Je suis vraiment desole..." Claude memeluk notebook itu, membanjirinya dengan airmata dan sisa tenaga yang telah habis terkuras oleh emosi jiwanya yang menghampa.

***

Pustaka:

Petite : kecil

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun