Mohon tunggu...
Jasmine Nurkamila
Jasmine Nurkamila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Akuntansi SV IPB University

Saya merupakan orang yang cenderung menikmati kesendirian karena dapat lebih fokus dan bisa berpikir luas. Namun, bukan berarti tidak suka bersosialisasi. Salam kenal!

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Efektifitas Pembelajaran di Masa Pandemi Covid-19

17 Juli 2021   12:07 Diperbarui: 17 Juli 2021   13:05 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
online learning sebagai salah satu solusi pembelajaran saat pandemi (Sumber Foto: www.govtech.com)

Pendidikan adalah proses memfasilitasi pembelajaran, atau perolehan pengetahuan, keterampilan, nilai, moral, keyakinan, dan kebiasaan (Saiful Bahri, 2015). Pendidikan sering kali berlangsung di bawah bimbingan pendidik, namun peserta didik juga dapat mendidik dirinya sendiri. Pendidikan dapat berlangsung dalam pengaturan formal atau informal melalui media massa baik online maupun offline. Pengalaman apa pun yang memiliki efek formatif pada cara seseorang berpikir, merasa, atau bertindak dapat dianggap pendidikan.

            Namun seperti yang diketahui bahwa mulai awal tahun 2020, pandemi Covid-19 mengganggu sistem pendidikan di seluruh dunia, mempengaruhi hampir 1,6 miliar pelajar di lebih dari 190 negara. Penutupan sekolah dan ruang belajar lainnya telah berdampak pada 94% populasi siswa dunia, hingga 99% di negara berpenghasilan rendah, dan menengah ke bawah. Banyak sekolah membuat rencana alternatif selama pandemi yang mengarah ke berbagai rencana tatap muka, hibrida, dan online saja, yang menimbulkan tantangan bagi banyak siswa, guru, dan keluarga dengan ketidakmampuan belajar. Hingga 30 September 2020, ada 27 negara yang melokalkan penutupan sekolah. Di Amerika Serikat, diperkirakan 55,1 juta siswa terpaksa menghentikan pengajaran tatap muka pada 10 April 2020. Peralihan ke pengalaman belajar virtual sangat menantang bagi keluarga yang tidak mampu membeli teknologi yang tepat, seperti laptop, printer, atau koneksi internet yang andal.

            Ketika sekolah tutup, orang tua diharuskan untuk memfasilitasi pembelajaran anak-anak di rumah. Berdasarkan jejak dan pendapat menunjukkan bahwa beberapa anak dengan ekonomi rendah jauh lebih kecil kemungkinannya untuk memiliki akses yang dibutuhkan untuk pembelajaran jarak jauh. Terkadang beberapa masalah seperti kesehatan mental siswa sangat dipengaruhi oleh pandemi. Diperkirakan tiga dari sepuluh orang yang berpartisipasi dalam online school memiliki dampak negatif terhadap kesehatan emosional dan mental mereka. Demikian pula, kehidupan sosial siswa juga telah berubah berdampak dan merugikan kesehatan siswa di Indonesia dan mempengaruhi kualitas pendidikan. Sehingga Covid-19 telah menyoroti kesenjangan bagi ekonomi rendah dan juga beberapa siswa yang sulit beradaptasi sehingga mengurangi keefektifan dalam pembelajaran di masa pandemi ini.

            Berdasarkan data yang diunggah oleh tribunnews.com pada Minggu, 04 Juli 2021 kasus Covid-19 di Indonesia mengalami peningkatan yang signifikan. Pada tanggal 04 Juli 2021 menembus angka 27.233 kasus dengan total 2.284.084. Jumlah pasien Covid-19 yang meninggal dunia dalam 24 jam sebanyak 555 orang kasus positif tersebut tersebar di seluruh provinsi di Indonesia. Hal ini tentunya membuat pembelajaran secara online school akan dilanjutkan kembali. Padahal dilansir dari nnindonesia.com pada Rabu, 03 Maret 2021 Nadiem Makariem selaku Menteri Pendidikan mengungkapkan bahwa wacana pembelajaan secara offline akan dimulai pada saat tahun ajaran baru.

            Namun, sangat disayangkan lagi-lagi wacana ini harus ditarik kembali. Mengingat kasus Covid-19 yang terus melonjak di setiap harinya memungkinkan untuk para siswa kembali belajar di rumah. Hal ini menjadikan perubahan dalam digitalisasi pendidikan  yang kemungkinan akan terus berlanjut. Tentunya memberikan dampak yang baik dan buruk. Di satu sisi, adanya kemungkinan munculnya platform baru dalam rangka menopang kegiatan pembelajaran saat ini. Misalnya TikTok, guru pada awalnya tidak menggunakan platform ini dan lebih banyak menggunakan YouTube, tetapi pada tahun 2020 TikTok  telah menjadi platform konten pendidikan yang populer. Di sisi lain, banyak alat pendidikan digital baru yang tidak hanya meningkatkan pengalaman pendidikan, tetapi juga menimbulkan ancaman.

            Ancaman tersebut tentunya memberikan dampak yang buruk, menghilangkan keefektifitasan pembelajaran. Sebagai contoh, kurangnya media pembelajaran bagi masyarakat menengah ke bawah  hal ini tentunya berdampak pada pencapaian generasi menjadi learning loss dikarenakan penurunan capaian belajar. Selain itu, dampak buruk yang terjadi dan berdampak panjang adalah ancaman putus sekolah. Ada berbagai macam anak yang dipaksa bekerja, dan karena kondisi online school  yang tidak memuaskan, akhirnya mereka putus sekolah. Di satu sisi, persepsi orang tua tentang peran sekolah dalam proses pembelajaran telah berubah, dan berpikir bahwasannya sekolah dengan metode ini tidak optimal. Oleh karena itu, ancaman putus sekolah merupakan dampak nyata yang dapat berdampak seumur hidup bagi siswa.

            Selain itu, banyak siswa yang sulit berkonsentrasi karena guru memiliki banyak pekerjaan rumah untuk menyelesaikan mata pelajaran, dan tekanan serta rasa bosan meningkat, sehingga mereka merasa berat. Tentu saja, banyak juga penelitian yang menunjukkan bahwa perilaku kekerasan meningkatkan risiko pada psikologi anak dan psikososial. Stres di rumah, tidak bisa bertemu teman, dan lain-lain. Sehingga untuk mengurangi dampak psikologisnya, diharapkan metode pembelajaran online school ini dapat diperhatikan dengan lebih baik lagi.

            Oleh karena itu, dengan dampak yang telah diuraikan sebelumnya. Sangat diharapkan dapat menghasilkan keefektifitasan dalam metode pembelajaran online school serta diharuskan terdapat kerja sama antara berbagai pihak. Bagi guru maupun murid serta orang tua dalam mengawasi serta membantu anak-anaknya di rumah. Sehingga, kita semua dapat meminimalisir dampak buruk dari kurangnya keefektifitasan dalam pembelajaran ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun