Mohon tunggu...
Arya Janson
Arya Janson Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Ketika Cinta Bicara Part 2

3 April 2017   17:25 Diperbarui: 28 April 2017   00:00 524
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Begitu melihat pintu mobil bagian depan dibuka Ringgo, Nina pun ikut membuka pintu yang di bagian tengah. Namun mereka tidak menemukan Kayla. Yang ada hanya barang-barang belanjaan Kayla yang berserakan di kursi tengah mobil. Perasaan kalut dan panik benar-benar menggelayuti perasaan mereka saat itu. Nina menangis menjadi-jadi. Ringgo tidak tahu lagi harus berbuat apa. Ia memegangi kepalanya yang tiba-tiba berdenyut, sambil menuju ke arah Nina dan memeluknya. Suasana benar-benar haru. Tidak ada satu katapun yang keluar dari mulut mereka berdua. Yang ada hanya suara tangisan Nina. Sampai akhirnya terdengar suara dari pak Satpam ;

“Bang, saya ada menemukan sapu tangan. Apa sapu tangan ini punya teman kalian?”

***

Kayla sedang bersiap-siap mengayunkan sebatang kayu yang berasal dari potongan kaki meja yang sudah terlepas dan mengarahkannya ke arah pintu. Suara langkah kaki yang menuju ke arahnya itu semakin jelas terdengar. Perlahan pintu terbuka. Kayla yang bersembunyi di belakang pintu sedang menunggu waktu yang tepat untuk mengarahkan pukulannya ke arah lawan. Seorang laki-laki kurus tinggi perlahan-lahan masuk sambil membawa sesuatu di tangannya.

“Halo, manis. Waktunya makan.” Lelaki itu belum menyadari kalau Kayla telah siuman dan kini tepat berada di belakangnya. Sedetik kemudian dia langsung tersadar begitu melihat tali yang dipakai untuk mengikat korban berserak di lantai. Secara otomatis ia pun menoleh ke belakang. Saat itu juga dengan cepat Kayla mengayunkan senjatanya dan mengarahkannya tepat di wajah sang lelaki tersebut.

“BUUKKK!!!” Lelaki itu terjatuh. Tanpa sempat melihat wajah lelaki tersebut, Kayla langsung berlari keluar sambil tangannya memegang balok kayu erat. Setengah tersadar, lelaki tersebut berusaha berdiri. Akibat pukulan yang keras, lelaki itu kepayahan untuk berdiri. Hidungnya berdarah.

“WOOOIII!!! TAWANAN KABUR!!!” Lelaki itu berteriak keras.

“Waduhh, gawat!!” Mendengar teriakan musuhnya, hati Kayla ciut.

Kayla terus berlari tak tahu arah. Ia berada di sebuah ruangan seperti gang yang di kiri kanannya terdapat banyak kamar.

“Aku di mana ya?” Kayla benar-benar bingung dengan keberadaan dia saat itu. Dengan wajah pucat pasi menahan takut, ia berusaha mencari tempat yang tepat untuk sembunyi.

“Kawan!!! Tawanan kita kabur!!! Kejar!!!” teriakan lelaki itu kembali terdengar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun