Selasa, pukul 03.30 pagi…
Kayla terbangun. Ia membuka matanya. Tubuhnya tidak dapat bergerak. Ia menutup matanya sekali lagi dan membukanya kembali. Seketika ia merasakan sakit kepala yang luar biasa. Ia menarik nafas dalam-dalam. Perlahan Kayla mencoba mengamati sekitarnya. Ia sadar, kini berada di tempat yang tidak dikenalnya. Semenit kemudian dia mulai menggerakkan tubuhnya, namun tiba-tiba ia merasakan seluruh tubuhnya sakit seperti habis dicambuk. Perih sekali….
“Adduuuhhh….” Ia mengerang. Ada apa ini, pikirnya dalam hati. Kayla mulai menyusun kekuatannya sekali lagi dengan mencoba menggerak-gerakkan kepalanya. Sambil menahan rasa sakit ia mencoba mendongakkan kepalanya.
“Mmmppffhhh…..”, sambil menggigit bibirnya ia berusaha dengan sekuat tenaga untuk mendongakkan kepalanya, namun ia merasakan kepalanya seperti tertimpa bongkahan batu besar. Tidak berhasil. Ia pun mencoba untuk bangkit.
Dengan sisa-sisa tenaganya, ia menggerakkan tubuhnya ke atas. Saat itu juga rasa sakit menjalar keseluruh tubuhnya. Ia berusaha bertahan, namun tetap tidak berhasil. Ia mencoba sekali lagi, namun tetap sia-sia. Dan ia pun menyerah.
Sambil menarik nafas dalam-dalam dan berusaha untuk tetap tenang, ia mencoba mengingat kembali apa yang telah terjadi dengan dirinya sebelumnya….
***
Senin, 09.00 WIB pagi….
“Selamat pagi, ibu Kayla…,” seorang bapak setengah baya masuk ke dalam ruangan dengan membawa secangkir kopi hangat untuk atasannya.
“Ini kopinya, bu…” Bapak yang bernama Ahmad itu meletakkan kopinya di atas meja kerja Kayla.
“Terima kasih, pak Ahmad.” Sambil menebarkan senyum khas yang menampakkan lesung pipitnya, Kayla bergumam dalam hati, Pak Ahmad memang seorang office boy yang ramah…