Mohon tunggu...
Janette F
Janette F Mohon Tunggu...

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Alasan Serta Tindak Lanjut terhadap Berdirinya OPM

29 November 2018   18:14 Diperbarui: 29 November 2018   18:21 1803
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keamanan. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Pixelcreatures

Siapa yang tak kenal OPM? OPM, atau kepanjangannya Organisasi Papua Merdeka, adalah salah satu organisasi yang bersifat separatis dan sampai sekarang masih melancarkan aksi-aksinya. Tujuan organisasi ini selain memisahkan daerahnya dari Indonesia dan mengklaim kemerdekaannya sebagai negara sendiri, juga untuk mengakhiri pemeritahan Provinsi Papua dan Papua Barat.

Dilansir dari Wikipedia, OPM didirikan bulan Desember 1963 dengan pengumuman, "Kami tidak mau kehidupan modern! Kami menolak pembangunan apapun: rombongan pemuka agama, lembaga kemanusiaan, dan organisasi pemerintahan. Tinggalkan kami sendiri!" Sedangkan Pepera (Penentuan Pendapat Rakyat Irian Barat) dilaksanakan pada tahun 1969 yang mana berarti OPM telah berdiri jauh sebelum Irian Barat tergabung secara resmi dalam wilayah NKRI. Ironis memang, bahwa para pendahulu kita berjuang untuk menjadikan Papua sebagai wilayah NKRI hanya untuk menerima kenyataan bahwa ada segelintir orang yang berbeda pendapat dan ingin melepaskan wilayah Papua dari NKRI.

Bagaimana, sih, sejarah terbentuknya OPM?

OPM telah berdiri sejak tahun 1965, tepatnya pada tanggal 28 Juli di Kota Manokwari. Organisasi separatis ini bertujuan untuk mewujudkan kemerdekaan Papua bagian barat lepas dari pemerintahan Indonesia. 

Lahirnya OPM tersebut ditandai dengan penyerangan barak pasukan Batalyon 751 (Brawijaya) oleh orang-orang Arfak dan menyebabkan terbunuhnya tiga orang anggota kesatuan tersebut. Bahkan sempat terjadi peristiwa di mana orang-orang Arfak yang mengeluh ke penguasa setempat karena pengangguran yang tinggi serta kekurangan pangan di kalangan suku itu ditahan.

OPM merasa bahwa Papua tidak memiliki hubungan sejarah dengan bagian Indonesia yang lain maupun negara Asia lainnya. Perjanjian antara Belanda dan Indonesia di tahun 1969 di mana Papua diserahkan sebagai bagian dari NKRI dianggap oleh OPM sebagai penyerahan dari tangan satu penjajah ke penjajah lain.

Pada tanggal 1 Juli 1971, Nicolaas Jouwe dan dua komandan OPM yang lain, Seth Jafeth Raemkorem dan Jacob Hendrik Prai mengibarkankan bendera Bintang Fajar sekaligus memproklamasikan berdirinya Republik Papua Barat. Untungnya, republik ini hanya bertahan sebentar karena segera ditumpas oleh militer Indonesia dibawah perintah Presiden Soeharto pada masa orde baru.

Pada tanggal 1 Juli 1971 itu pula, didirikanlah Dewan Revolusioner OPM dengan tujuan mengumpulkan dukungan dari kancah internasional mengenai kemerdekaan Papua. Mereka mencari dukungan antara lain melalui PBB, GNB, Forum Pasifik Selatan, dan ASEAN.

Sebenarnya, jika melihat problema-problema yang timbul di masa reformasi ini, masih bertahannya OPM hingga sekarang bukan sepenuhnya merupakan kesalahan rakyat Papua. Ada bermacam-macam alasan yang jika kita selidiki menjadikan masih bertahannya OPM sebagai suatu reaksi yang wajar.

Lantas mengapa OPM sampai sekarang belum berhasil diberantas secara tuntas? Jawabannya mungkin merupakan kesalahan pemerintah sendiri. Sebagai daerah yang letaknya paling jauh dari pusat ibukota, Papua dan Papua Barat merupakan salah satu provinsi yang tertinggal. 

Pembangunan tidak berjalan efektif di sana. Kesejahteraan rakyat rendah ditandai dengan kurangnya sarana-prasarana serta fasilitas umum yang memadai. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun