Rasanya agak pahit, tapi di balik rasa pahit itu, terkandung banyak zat bioaktif yang baik untuk tubuh.
Di Indonesia, tanaman ini tumbuh bebas di daerah tropis, khususnya di perbukitan, ladang, hingga tepian hutan.Â
Jarang sekali ada yang sengaja membudidayakan, karena dianggap liar.Â
Tapi justru dari keliaran inilah, timun tikus menunjukkan potensi besarnya.
Dari Alam Liar Menuju Kesehatan Alami
Beberapa penelitian lokal dan internasional mengungkap bahwa timun tikus mengandung antioksidan tinggi, flavonoid, dan senyawa antiperadangan.Â
Bahkan, beberapa studi awal menunjukkan potensi tanaman ini dalam membantu menurunkan gula darah, menurunkan tekanan darah, hingga melawan sel kanker.
Dalam dunia pengobatan tradisional, terutama di pedesaan Jawa, Bali, hingga Sumatera, timun tikus sudah lama dimanfaatkan sebagai ramuan herbal.Â
Daunnya diolah untuk mengobati demam, sariawan, atau luka kecil. Buahnya dimakan langsung atau dicampur dalam jamu.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya