Mohon tunggu...
Jandris_Sky
Jandris_Sky Mohon Tunggu... Kompasianer Terpopuler 2024

"Menggapai Angan di Tengah Badai"

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Cuan dari Kandang: Hobi Ternak Ayam Petelur Untuk Ketahanan Pangan Keluarga

1 Juni 2025   18:40 Diperbarui: 1 Juni 2025   18:40 307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ayam petelur, bertelur setiap hari 1 butir telur.(sumber foto: jandris_sky)

Jangan ragu memulai dari hobi karena dari kandang pun, cuan bisa datang!

Siapa bilang hobi cuma bikin senang tanpa menghasilkan? 

Bagi saya, hobi memelihara ayam yang dimulai sejak duduk di bangku SMP, ternyata kini menjadi sumber cuan yang cukup menjanjikan. 

Bukan sekadar hobi iseng semata, tapi sudah menjadi bagian dari rutinitas produktif sehari-hari. 

Apalagi yang saya pelihara adalah ayam petelur, yang bisa menghasilkan telur setiap hari tanpa absen!

Siapa bilang hobi cuma bikin senang tanpa menghasilkan? (sumber foto: jandris_sky)
Siapa bilang hobi cuma bikin senang tanpa menghasilkan? (sumber foto: jandris_sky)

Sejak dulu, saya memang sudah tertarik pada dunia ternak, khususnya ayam. 

Dulu hanya memelihara satu atau dua ekor untuk kesenangan pribadi. 

Tapi lama-kelamaan, saya melihat ada potensi luar biasa dari ayam petelur ini. Bayangkan, satu ekor ayam bisa menghasilkan satu telur setiap hari. 

Kalau punya 10 ekor, berarti 10 telur per hari. Kalau 50 ekor? 

Ya tinggal kalikan saja dan itu belum termasuk nilai tambah dari dagingnya yang juga bisa dikonsumsi atau dijual.

Dari Hobi Menjadi Peluang Bisnis

Awalnya saya tidak pernah berpikir soal keuntungan. 

Fokus saya hanya ingin menjaga ayam-ayam saya tetap sehat dan produktif. 

Namun seiring waktu, saya mulai berpikir, "Kenapa tidak coba dimaksimalkan?" 

Apalagi harga telur di pasaran cukup stabil, dan permintaannya selalu ada. 

Masyarakat Indonesia sangat akrab dengan telur, baik sebagai lauk utama maupun bahan tambahan dalam masakan.

Dengan niat, konsistensi, dan sedikit kreativitas, hobi ini bisa menjadi ladang cuan. (sumber foto: jandris_sky)
Dengan niat, konsistensi, dan sedikit kreativitas, hobi ini bisa menjadi ladang cuan. (sumber foto: jandris_sky)

Dari situlah saya mulai menambah jumlah ayam. 

Dari 5 ekor, bertambah menjadi 10, lalu 20, hingga sekarang saya sudah memelihara puluhan ekor ayam petelur. 

Menariknya, perawatan ayam petelur tidak serumit yang dibayangkan banyak orang. 

Kuncinya adalah konsistensi dalam pemberian pakan dan kebersihan kandang.

Kombinasi Pakan: Hemat Tapi Tetap Bernutrisi

Salah satu hal yang saya pelajari adalah bagaimana memberikan pakan yang seimbang, namun tidak boros biaya. 

Selain menggunakan pakan konsentrat, saya juga memanfaatkan limbah dapur sebagai pakan tambahan. 

Nasi sisa, daun pepaya, kulit sayuran, bahkan sisa sayur dari dapur bisa diolah dan dicampur untuk menjadi pakan alami yang kaya nutrisi.

Sisa sayur dari dapur bisa diolah menjadi pakan ayam petelur. (sumber foto: jandris_sky)
Sisa sayur dari dapur bisa diolah menjadi pakan ayam petelur. (sumber foto: jandris_sky)

Ayam-ayam saya sangat menyukai daun pepaya yang mengandung enzim papain, baik untuk pencernaan mereka. 

Sisa nasi juga menjadi sumber energi yang baik, asal tidak basi. 

Dengan kombinasi ini, biaya pakan bisa ditekan, tanpa mengorbankan produktivitas ayam.

Konsumsi Sendiri dan Jual Hasilnya

Salah satu keuntungan dari usaha ini adalah manfaat ganda. 

Telur hasil ternak bisa langsung digunakan sebagai sumber protein untuk keluarga. 

Telur rebus untuk sarapan anak-anak, telur ceplok untuk makan siang, atau campuran dalam martabak buatan rumah.

Hasil panen beternak ayam petelur. (sumber foto: jandris_sky)
Hasil panen beternak ayam petelur. (sumber foto: jandris_sky)

Kalau stok telur sedang melimpah, saya biasa menjualnya ke tetangga, warung, bahkan ke pasar kecil di sekitar tempat tinggal. 

Tidak butuh kemasan mewah yang penting telurnya segar dan kualitasnya bagus. 

Harga telur bisa bervariasi tergantung pasar, tapi rata-rata saya bisa mendapatkan penghasilan tambahan yang cukup signifikan tiap bulannya.

Tak hanya itu, ketika ayam sudah tidak lagi produktif bertelur, dagingnya bisa dikonsumsi atau dijual. 

Kami sekeluarga sering mengolah ayam tua menjadi opor ayam, soto, sate, atau ayam goreng kampung rasanya tetap nikmat dan bisa menghemat pengeluaran rumah tangga.

Modal Kecil, Peluang Besar

Bagi pemula yang ingin mencoba usaha ini, saya bisa bilang ternak ayam petelur adalah salah satu usaha paling realistis dan mudah dijalankan. 

Tak butuh lahan luas, cukup halaman belakang rumah yang bersih dan aman. 

Kandang bisa dibuat dari bambu atau kayu bekas. 

Asalkan ventilasi dan kebersihannya terjaga, ayam akan tumbuh sehat dan produktif.

Memulai usaha dari rumah, yang dekat dengan alam, dan tetap membawa manfaat. (sumber foto: jandris_sky)
Memulai usaha dari rumah, yang dekat dengan alam, dan tetap membawa manfaat. (sumber foto: jandris_sky)

Modal awal untuk membeli ayam dan pakan memang ada, tapi jika dikelola dengan disiplin, usaha ini bisa cepat balik modal. 

Apalagi kalau dijalankan dengan hati dan rasa sayang terhadap hewan, hasilnya bisa jauh lebih maksimal.

Dari Passion Jadi Cuan

Melalui artikel ini, saya hanya ingin berbagi bahwa hobi memelihara ayam tidak selalu identik dengan pekerjaan orang desa atau aktivitas pengisi waktu luang. 

Dengan niat, konsistensi, dan sedikit kreativitas, hobi ini bisa menjadi ladang cuan. 

Saya sudah membuktikannya sendiri, dan saya percaya siapa pun bisa memulainya, bahkan dari nol.

Ayam petelur, bertelur setiap hari 1 butir telur. (sumber foto: jandris_sky)
Ayam petelur, bertelur setiap hari 1 butir telur. (sumber foto: jandris_sky)

Semoga pengalaman pribadi saya ini bisa menjadi inspirasi, terutama bagi teman-teman yang ingin memulai usaha dari rumah, yang dekat dengan alam, dan tetap membawa manfaat untuk keluarga.

Jangan ragu memulai dari hobi karena dari kandang pun, cuan bisa datang!

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun