Mohon tunggu...
Jandris_Sky
Jandris_Sky Mohon Tunggu... Kompasianer Terpopuler 2024

"Menggapai Angan di Tengah Badai"

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

"Inovasi Hijau: Ubah Limbah Jadi Biochar, Bumi Lebih Bersih & Subur!"

5 April 2025   00:00 Diperbarui: 4 April 2025   22:50 527
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Biochar. (sumber foto: Etsy/pinterest)

Tanah yang sebelumnya tandus atau padat bisa menjadi lebih gembur dan subur. 

Petani yang menggunakan biochar sebagai campuran pupuk organik melaporkan peningkatan hasil panen secara signifikan. 

Biochar juga membantu menstabilkan pH tanah dan memperbaiki mikrobiota tanah, yang merupakan fondasi dari kesuburan alami lahan.

Tak hanya itu, proses pembuatan biochar pun menghasilkan produk sampingan berupa energi panas yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi terbarukan. 

Ini membuka peluang pengembangan teknologi skala kecil di desa-desa pertanian untuk menjadi mandiri energi, dengan tetap ramah lingkungan. 

Artinya, satu inovasi sederhana ini mampu menyentuh banyak aspek: lingkungan, ekonomi, dan sosial.

Melihat potensinya yang besar, kini biochar dipasarkan dalam berbagai ukuran, salah satunya dalam kemasan 1 galon (sekitar 4 liter). 

Kemasan ini dinilai praktis dan efisien untuk kebutuhan rumah tangga atau kebun kecil. 

Sementara bagi petani skala besar atau industri, tersedia juga dalam volume lebih besar dengan sistem pengambilan langsung. 

Model distribusi ini tidak hanya memudahkan akses, tetapi juga menciptakan peluang usaha lokal dalam hal produksi dan pemasaran biochar.

Penting untuk dicatat bahwa biochar bukanlah sekadar "arang biasa."

Biochar diproses dengan teknologi yang dirancang khusus untuk menghindari kontaminasi serta menjamin kualitas karbon yang tersimpan tetap stabil. 

Komposisinya terdiri dari sekitar 70% karbon dan sisanya terdiri dari unsur penting seperti nitrogen, hidrogen, dan oksigen. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun