Mohon tunggu...
James P Pardede
James P Pardede Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Menulis itu sangat menyenangkan...dengan menulis ada banyak hal yang bisa kita bagikan.Mulai dari masalah sosial, pendidikan dan masalah lainnya yang bisa memberi pencerahan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Saatnya Berlabuh

18 November 2018   23:17 Diperbarui: 18 November 2018   23:23 441
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pantai Kuta Bali - Ilustrasi by James P Pardede

JANGAN langsung berprasangka buruk pada orang yang baru pertama kali Anda kenal. Kalimat ini menyadarkanku pada situasi dan kondisi yang sekarang aku hadapi. Di depan mejaku, seorang wanita berparas cantik sedang tersenyum menanyakan sesuatu yang membuatku sedikit bingung.

"Bagaimana dengan surat lamaran kerja saya kemarin pak ? Apakah saya diterima bekerja atau tidak ?" Tanya perempuan itu seraya tersenyum.

Sesaat, aku mengamati wajahnya. Yah, lumayan cantik juga. Memoriku tentang banyak hal yang berkaitan dengan perempuan langsung bermunculan. Nina, temanku satu SMA dulu lebih memilih Frans yang sudah mapan menjadi seorang dokter, Betty teman kuliahku dulu sudah punya anak dan menikah dengan Vander warga negara Jerman. Pesan singkat di inbox Facebook kemarin Betty cerita kalau dua tahun terakhir ia sangat menikmati kehidupannya di Jerman.

Karena usiaku sudah mendekati kepala empat, orang tuaku mencoba mendekatkan diri dengan paribanku Helen (pariban : anak perempuan paman). Padahal, aku sudah tahu kalau Helen itu punya cowok pilihannya sendiri. Kelihatannya, Helen saat dipertemukan dengan aku hanya berpura-pura saja memberikan senyuman dan menemaniku di ruang tamu keluarganya.

Hampir setiap hari orang tuaku selalu menanyakan kapan aku mengakhiri masa lajangku. Terbersit kembali di benak saya, kenapa perempuan ini bisa masuk ruanganku ? Padahal aku sudah berpesan pada satpam agar tidak sembarangan memberi izin masuk siapa pun ke ruanganku, kecuali orang-orang yang sudah buat janji terlebih dahulu.

"Bagaimana lamaran saya kemarin, pak ?" Perempuan itu menyadarkanku dari lamunan tadi. "Namaku Oryza, biasa dipanggil Ica," tangan perempuan itu terulur dan menyebutkan namanya.

Aku menyambut hangat tangannya dan perasaanku pun bergejolak serta berusaha untuk tidak terlihat sok akrab. "Tigor Pasaribu." Aku menyebut namaku seraya tersenyum.

"Mengenai lamaran kerja, sebenarnya itu bukan bagian saya tapi bagian HRD. Ruangannya ada di sebelah ruangan saya," tangan saya menunjuk ruangan Rudi bagian HRD.

"Berarti saya salah masuk ruangan. Maaf ya pak," wajah perempuan itu memerah dan berlalu dari ruanganku.

Hahh..Ada-ada saja. Aku menarik nafas dalam-dalam dan membuangnya perlahan. Pekerjaanku yang sempat tertunda aku lanjutkan kembali. Kedudukanku sebagai Direktur Utama di perusahaan periklanan ini sudah aku jalani selama dua tahun, sebelumnya aku di bagian sales dan marketing menawarkan jasa kerja sama dengan perusahaan-perusahaan besar, sedang dan kecil. Semua itu aku jalani sampai beberapa tahun sejak aku tamat kuliah di jurusan akuntasi salah satu perguruan tinggi terbesar di Sumatera Utara.

Di awal-awal kedudukanku sebagai sales dan marketing, teman-teman kuliahku dulu banyak yang berkata, Kalau hanya jadi sales, buat apa kuliah sampai meraih gelar sarjana ? Tamat SMA saja bisa mengerjakan pekerjaanmu ? Begitulah sentilan teman-teman pada waktu itu. Ternyata, pola pikir mereka masih berada di dalam sebuah lingkaran dan belum berani keluar dari lingkaran itu. Yang ada dipikiran mereka, seorang dokter harus bekerja sebagai dokter, seorang lulusan pertanian harus bekerja di perkebunan atau bidang usaha pertanian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun