Mohon tunggu...
James P Pardede
James P Pardede Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Menulis itu sangat menyenangkan...dengan menulis ada banyak hal yang bisa kita bagikan.Mulai dari masalah sosial, pendidikan dan masalah lainnya yang bisa memberi pencerahan

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Mau Menikmati Wisata Rohani? Ada TWI Sitinjo dan Salib Kasih

12 Oktober 2018   05:39 Diperbarui: 14 Oktober 2018   23:02 2031
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Taman Wisata Iman Sitinjo Dairi

Taman Wisata Iman Sitinjo Dairi 

Sumatera Utara sangat kaya dengan seni, budaya, keindahan alam dan objek-objek wisatanya. Terdiri dari 33 kabupaten/kota, Sumut sebenarnya bisa menjadi salah satu destinasi menyenangkan bagi wisatawan. Berminat untuk menjelajah hutan dan pegunungan, wisatawan asing atau domestik bisa memilih Bukit Lawang, Tangkahan, Berastagi atau kawasan wisata alam lainnya yang tersebar di Sumatera Utara.

Yang berminat mendalami sejarah atau ingin meningkatkan kadar iman rohaninya, bisa memilih wisata rohani Taman Wisata Iman (TWI) Sitinjo di Sidikalang, Dairi atau menikmati keindahan alam dari ketinggian dengan mengunjugi kawasan wisata rohani Salib Kasih di Siatas Barita, Tapanuli Utara. 

Dua objek wisata rohani ini akan ramai pengunjung pada hari besar keagamaan. Jika dikemas sedemikian rupa dan dibenahi dengan benar, kawasan ini akan menambah pundi-pundi daerah.

Di TWI Sitinjo misalnya, kita bisa menikmati betapa indahnya keberagaman. Karena, di kawasan ini ada berdiri rumah ibadah untukagama Budha, agama Hindu, agama Kristen dan agama Islam. Di kawasan wisata ini juga ada tempat-tempat tertentu yang bisa menjadi pilihan bagi kita, selain menikmati betapa indahnya keberagaman. Berada di kawasan wisata rohani ini kita juga bisa berdoa atau menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaan kita masing-masing.

Permasalahan yang kemudian muncul dan membuat kawasan wisata rohani TWI Sitinjo kurang begitu diminati karena akses jalan ke Kabupaten Dairi ini seringkali mengalami kerusakan dan kurang mendapat perhatian serius dari pemerintah. 

Jarak tempuh yang dibutuhkan untuk sampai ke kawasan ini lumayan jauh. Selain itu, pemerintah kabupaten cenderung membiarkan kawasan wisata ini berjalan seperti apa adanya. Tidak ada upaya untuk melakukan promosi atau mengemasnya menjadi satu paket wisata rohani yang bisa memberi kesan tersendiri kepada pengunjungnya.

Apabila kawasan wisata ini dikemas sedemikian rupa, akan memberikan dampak besar bagi kabupaten Dairi. Selain dapat meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD), kawasan wisata ini juga bisa menggairahkan sektor usaha kecil dan menengah yang ada di sekitarnya.  

Saat berkunjung ke kawasan ini, masih banyak yang perlu dibenahi terutama sarana dan prasarana seperti toilet, lokasi makan yang enak dan kebersihan kawasan wisata yang kurang terjaga.

Beralih dari TWI Sitinjo, kita menuju objek wisata rohani di Tapanuli Utara, yang dulunya merupakan kabupaten induk dari Dairi. Kabupaten Tapanuli Utara (Taput) banyak menyimpan situs sejarah. 

Dalam sebuah kesempatan, penulis pernah mengikuti acara Napak Tilas Perjalanan Nommensen di Tanah Batak. Acara ini jika dikemas sedemikian rupa sangat menarik minat wisatawan untuk datang ke Taput dan kabupaten lainnya yang pernah disinggahi oleh Dr. I.L. Nommensen.

Paket wisata rohani mengikuti jejak Nommensen di Tanah Batak bisa dikemas sedemikian rupa dan dipromosikan ke berbagai belahan dunia, kemungkinan besar akan menarik minat wisatawan untuk melihat langsung secara lebih dekat sejarah perjalanan penginjilan Nommensen di Tanah Batak sampai akhirnya wafat dan dikuburkan di Toba Samosir. 

Setelah sebelumnya melakukan perjalanan dan penginjilan di Sipirok Tapanuli Selatan, Barus Tapanuli Tengah, Rura Silindung-Pearaja-Tarutung-Siatas Barita sampai akhirnya dimakamkan di Sigumpar Toba Samosir.

Ketika mengikuti perjalanan penginjilan Nommensen ini di Tanah Batak, ada satu hal yang sampai hari ini membekas, yaitu di kota Sipirok, tepatnya di Parausorat dan Bungabondar serta kawasan Saipar Dolok Hole masih sangat terkenal dengan kerukunan umat beragamanya. Kawasan ini menjadi salah satu laboratorium kerukunan umat beragama setelah di Barus Tapanuli Tengah.

Dikatakan sebagai laboratorium kerukunan umat beragama, karena ajaran Nommensen di Tanah Selatan tersebut tidak hanya untuk umat Kristiani tapi juga untuk umat Islam yang mau belajar di sekolah yang didirikan Nommensen pada masa itu. 

Salah satu bukti kerukunan di kawasan ini, ketika penulis berada ditengah-tengah masyarakat  dan mengadakan sebuah pesta. Ketika yang mengadakan hajatan yang beragama Kristen, maka yang marhobas (bekerja mempersiapkan makanan adalah yang beragama Islam) demikian sebaliknya.

Kala mengikuti jejak perjalanan Nommensen ini, kita akan merasa kagum betapa kuat dan hebatnya penginjilan Nommensen di daerah Silindung. Berkesempatan untuk menaiki anak-anak tangga menuju puncak bukit Siatas Barita, rasanya sangat menyenangkan. Udara yang bertiup perlahan menimbulkan bunyi-bunyian karena menyentuh daun dan dahan pohon pinus yang tumbuh subur di sekitarnya.

Salib Kasih di Siatas Barita Tapanuli Utara
Salib Kasih di Siatas Barita Tapanuli Utara
Salib Kasih di Siatas Barita Tapanuli Utara

Di atas bukit ini ada sebuah bangunan salib besar yang dihiasi lampu neon. Ketika malam hari, lampu neon ini akan menyala dan letaknya sengaja disusun sepanjang sisi salib dari bawah sampai ke atas. 

Salib ini akan terlihat dari kejauhan ketika di siang hari dan terasa lebih indah kalau dipandang malam hari. Di kaki salib ini ada sebuah batu yang diyakini sebagai tempat Nommensen memandang Rura Silindung (Lembah Silindung) yang tak lain adalah kota Tarutung.

Sejak berdiri, kawasan wisata rohani Salib Kasih menjadi ikon bagi Tapanuli Utara. Hanya saja, pemerintah kabupaten kurang begitu peduli dengan pelestarian sejarah perjalanan Nommensen di Taput. Padahal, kalau pemerintah kabupaten benar-benar mengemasnya sedemikian rupa, wisatawan akan lebih banyak yang datang.

Selain Salib Kasih di Bukit Siatas Barita, kawasan wisata sejarah sekaligus wisata rohani di Tapanuli Utara sebenarnya masih sangat banyak. Sebut saja Onan Sitahuru yang dulunya sering menjadi tempat Nommensen memberikan pengajaran kepada masyarakat tentang banyak hal. Ada juga Gereja Dame tempat didirikannya gereja pertama oleh Nommensen di Huta Dame I (tahun 1864).

Sekilas tentang Nommensen yang terkenal tidak hanya di kalangan suku Batak Toba, tapi juga hingga ke penjuru dunia. Hasil dari pekerjaannya adalah berdirinya sebuah gereja terbesar di wilayah suku bangsa Batak Toba. Gereja itu bernama Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) yang sampai hari ini berkantor pusat di Pearaja Tarutung Tapanuli Utara sekaligus sebagai tempat pendidikan para pendeta dan penginjil.

Nommensen dilahirkan di sebuah pulau kecil Noordstand, Jerman Utara, 9 Februari 1834. Sejak kecil Nommensen sudah hidup di dalam kemiskinan dan penderitaan, ia juga sudah mencarai nafkah untuk membantu orangtuanya. 

Tahun 1861 ia ditahbiskan menjadi pendeta dan sesudahnya ia berangkat menuju Sumatera dan tiba pada bulan Mei 1862 di Padang. Ia memulai pekerjaannya di barus dan mulai belajar bahasa Batak serta Melayu.

Mengalami banyak cobaan selama perjalanannya di tanah Batak, Nommensen akhirnya memilih tinggal di Sigumpar sejak tahun 1891. Nommensen meninggal dunia di usia yang sangat tua (84 tahun), pada tanggal 23 Mei 1918. Pelayanannya di tanah Batak berjalan selama 56 tahun.

Menikmati perjalanan wisata di Dairi dan Tapanuli Utara, tak akan terlepas dari keberadaan wisata kuliner dan buah tangan yang bisa dibawa sebagai pertanda kita telah mengunjungi sebuah kawasan wisata.

Kalau dari Sidikalang, Dairi kita bisa membawa buah tangan Kopi Sidikalang atau buah tangan lainnya yang kita anggap layak untuk dibawa pulang sebagai kenangan. Kalau dari Tapanuli Utara, ada banyak buah tangan sebenarnya yang bisa kita bawa. Selain kacang sihobuk, ada juga nenas, ulos batak atau menikmati pemandian air panas di beberapa tempat.

Objek-objek wisata di Dairi dan Tapanuli Utara sebenarnya tidak hanya wisata rohani TWI Sitinjo atau Salib Kasih di Siatas Barita. Masih banyak kawasan wisata lainnya yang sangat menarik dan membuat kita betah untuk berlama-lama di kawasan wisata tesebut.

Tapanuli Selatan
Tapanuli Selatan
Permasalahannya adalah, sarana dan prasarana yang ada di kawasan wisata yang kita tuju seringkali sangat jauh dari harapan. Mulai dari makanannya, pedagang souvenirnya sampai kepada penataan pedagang yang cenderung kurang tertata rapi. 

Kalau saja pemerintah benar-benar memiliki kepedulian dalam menata pedagang dan melakukan inovasi-inovasi terhadap beberapa kawasan wisata di Dairi dan Taput, pasti wisatawan domestik dan manca negara mau datang untuk mengunjunginya.

Ada harapan, dengan dibukanya rute penerbangan langsung dari Jakarta ke Silangit, akan memudahkan wisatawan datang ke Salib Kasih. Pembangunan infrastruktur jalan tol yang pada akhirnya bisa memperpendek jarak tempuhn dan waktu tempuh yang semakin singkat juga dapat menyedot arua wisatawan datang ke Tarutung dan Dairi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun