Mohon tunggu...
Abimnya Fauzi
Abimnya Fauzi Mohon Tunggu...

I am an acupuncturist. I live in Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Gerak Tubuh dan Hubungannya dengan Rehab Stroke

18 Agustus 2014   01:57 Diperbarui: 4 April 2017   17:27 1220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14082765691697030263

Gerak Tubuh dan Hubungannya dengan Rehab Stroke.

Tubuh penderita stroke yang lumpuh bercerita tentang banyak hal. Reaksi mereka terhadap palpasi dan penusukan jarum seolah-olah mengajak “ngobrol” dan meminta kita untuk mendengarkan ceritanya. Mulai dari soal keluh kesahnya, tentang ketidakmampuan otot-otot kakinya yang spastis atau lemah sehingga tidak bisa berkoordinasi dan bekerjasama satu dengan lainnya untuk menopang dan menyeret badannya, atau soal terputusnya koordinasi lidah dengan otot-otot rahang yang membuatnya susah berbicara, mengunyah dan menelan makanan dan minuman. Seakan-akan melalui keluh kesah itu, mereka ingin menunjukkan dimana persisnya lokasi penyebab gangguan kelumpuhan alat gerak yang mereka derita.

Tidak hanya itu, respon mereka terhadap penusukan jarum, juga seolah ingin mengkoreksi titik-titik akupunktur yang kita pilih, mana yang sudah tepat dan mana yang belum. Termasuk juga teknik-teknik penusukan jarum yang kita terapkan. Bahkan setengah berbisik mereka membeberkan sedikit rahasia tentang gerak tubuh dan hubungannya dengan rehab stroke. Hal terakhir yang inilah yang hendak saya ungkapkan kepada para pembaca.

Bagaimana tubuh kita bergerak?

Ambilllah sebuah bangku dan duduklah di samping penderita stroke yang mengalami kelumpuhan ringan. Letakkan sebuah gelas yang berisi air mineral di meja yang ada di hadapannya. Mintalah ia untuk meminum air yang berada dalam gelas itu. Lalu perhatikanlah dengan seksama setiap langkah gerakan tangan yang ia lakukan untuk melakukan aktivitas meminum air tersebut.

Lihatlah bagaimana ia mulai menggerak-grakkan jari-jemari tangannnya yang spastis dan lemah untuk menggenggam gelas itu. Terus perhatikan bagaimana tangannya mengangkat gelas itu hingga sejajar dengan mulutnya; bagaimana ia menekuk sikunya agar bisa membawa gelas itu ke arah mulutnya; dan bagaimana ia memelintir pergelangan tangannya agar air yang berada dalam gelas bisa dituangkannya ke dalam mulutnya. Dan pada saat yang bersamaan perhatikan pula bagaimana ia membuka mulutnya agar air yang ia tuangkan dari dalam gelas tidak tumpah keluar dan masuk ke dalam mulutnya.

Meminum air dari gelas sebenarnya pekerjaan ringan yang biasa kita lakukan, tidak ada yang istimewa. Namun tidak bagi penderita stroke. Aktivitas itu merupakan pekerjaan yang berat dan memerlukan perjuangan yang berat untuk bisa melakukannya dengan baik dan sukses.

Belajar dari gerak tubuh penderita stroke, kita bisa memahami bahwa untuk bisa meminum air dari gelas saja, ternyata tangan memerlukan kerjasama dan koordinasi puluhan tulang dan ratusan otot yang menggerakkan mulai dari jari-jari tangan, telapak tangan, pergelangan tangan, lengan bawah dan atas, siku, bahu, dada, dan juga rahang, mulut dan tenggorokan. Sungguh suatu mekanisme kerjasama dan koordinasi yang sangat kompleks. Belum lagi untuk melakukan aktivitas sehari-hari yang lain.

Memahami mekanisme gerak tubuh bisa menjadi dasar bagi kita untuk mendiagnosa otot-otot mana saja yang mengalami gangguan fungsi pasca serangan stroke. Diagnosa mengenai otot-otot yang bermasalah ini menjadi dasar bagi kita untu menentukan jenis terapi dan titik-titik akupuntur apa yang akan kita pilih untuk mengatasinya.

Mengikuti proses pertumbuhan bayi hingga bisa berjalan.

Tubuh penderita stroke yang lumpuh menjadi seperti tubuh bayi. Tetap hidup, tapi tidak bisa digerakkan atau bisa bergerak, tapi terlihat ganjil karena tidak sempurna. Untuk memulihkannya, kita harus memahami tahapan-tahapan pertumbuhan dan perkembangan alat-alat gerak bayi mulai dari saat dilahirkan sampai bisa berjalan.

Sesaat setelah dilahirkan secara spontan, tanpa diminta sang bayi akan menggerak-gerakkan kedua kaki dan tangannya dan menggerakkan otot-otot rongga dada, tenggorokan, rahang dan mulut hingga ia dapat bernapas dan mengeluarkan suara tangisan. Gerakan-gerakan spontan anggota tubuh sang bayi tersebut merupakan gerakan bawah sadar yang diilhamkan Sang Khalik lewat naluri sang bayi.

Kalau kita cermati, pada mulanya gerakan kedua kaki dan tangan sang bayi terlihat serampangan, tidak terkontrol, tanpa pola, dan tanpa arah. Bergerak ke atas, ke bawah, ke samping secara acak dan tidak beraturan. Kemudian oleh nalurinya sang bayi dituntun untuk terus mengulangi gerakan-gerakan serupa, secara kontinyu, tanpa mengenal lelah atau bosan. Hanya saat tertidur saja sang bayi beristirahat, setelah terbangun kembali ia akan mengulangi kembali gerakan-gerakan tersebut. Seiring dengan berjalannya waktu, otot-otot –alat gerak aktif- dan tulang-belulang –alat gerak pasif- bayi terus tumbuh dan berkembang menjadi kuat dan bertenaga. Bersamaan dengan itu gerakan kedua kaki dan tangan bayi berubah menjadi gerakan sadar, terkontrol, berpola dan terarah. Bayi mulai bisa menekuk (fleksi) dan meluruskan (ekstensi) lutut kakinya mengikuti kehendaknya, atau mnyentuh dan meremas pipi ibunya dengan jari-jemarinya yang mungil dan menggemaskan.

Proses yang hampir serupa - dan berlangsung pada waktu yang hampir bersamaan- terjadi pada anggota tubuh bayi yang lainnya, seperti pinggang, punggung, leher dan lain sebagainya.

Ketika alat-alat gerak pada masing-masing anggota gerak sudah siap, yang ditandai dengan kemampuan untuk melakukan gerakan sadar, mulailah anggota-anggota gerak tersebut melakukan kerjasama dan koordinasi satu dengan yang lainnyauntuk melakukan gerakan-gerakan yang lebih kompleks.

Diawali dengan gerakan mengangkat, menurunkan dan menolehkan kepala ke kiri dan ke kanan yang sederhana. Karena hanya memerlukan kerjasama otot-otot dan tulang belulang yang menggerakkan punggung, bahu, leher dan sebagainya.

Dilanjutkan dengan melakukan gerakan tubuh yang sedikitkompleks, seperti membolak-balikkan tubuhnya hingga mampu menelungkup dan menelentangkan badannya. Gerakan ini memerlukan kerjasama yang lebih luas dan banyak dari otot-otot dan tulang-belulang yang menggerakkan ruas tulang belakang, pinggang, bahu, tangan, kaki dan sebagainya.

Begitu seterusnya,sehingga bayi dapat melakukan gerakan-gerakan tubuh yang semakin kompleks dibandingkan dengan gerakan-gerakan tubuh yang sebelumnya, seperti duduk, berdiri dan berjalan.

Yang menjadi catatan disini untuk bisa melakukan gerakan tubuh yang kompleks, sang bayi terlebih dahulu bisa melakukan gerakan tubuh yang sederhana. Untuk bisa menelungkup, bayi harus bisa menggerakkan kedua tangan, kaki, pinggang dan leher. Untuk bisa duduk, bayi harus bisa menelungkup terlebih dahulu. Untuk bisa berdiri, bayi harus bisa duduk terlebih dahulu. Untuk bisa berjalan, bayi harus bisa berdiri terlebih dahulu. Untuk bisa berlari, bayi harus bisa berjalan terlebih dahulu.

Mencermati proses pertumbuhan dan perkembangan bayi dan anggota geraknya sejak dilahirkan sampai dapat berjalan memberikan banyak pelajaran yang bisa kita jadikan sebagai acuan atau model dalam melakukan rehabilitasi kelumpuhan pasca stroke.

1.Latihan gerak tubuh pada penderita stroke dapat dimulai dari latihan gerakan bawah sadar. Untuk bisa melatih gerakan bawah sadar kita bisa menggunakan metode pelatihan “formless taiji”.

2.Latihan gerakan bawah sadar yang terprogram dan kontinyu dapat menguatkan dan mengembangkan kembali alat gerak yang spastis dan lemah sehingga membuat penderita stroke mampu menggerakkan kembali anggota tubuhnya yang lumpuh secara sadar.

3.Untuk penderita stroke yang mengalami kelumpuhan berat, hanya bisa berbaring, belum bisa menggerakkan badannya untuk menelungkup atau pun duduk. Terapi akupunktur dan akupresure yang dilakukan mesti mengikuti tahapan-tahapan pertumbuhan dan perkembangan alat gerak bayi hingga bisa berjalan. Dimulai dari merehabilitasi otot-otot yang menggerakkan tulang belakang, dilanjutkan dengan otot-otot pinggang, bokong, paha hingga ke lutut yang menopang tubuh agar bisa duduk; sampai ke otot-otot yang bertanggung jawab agar bisa berjalan.

4.Posture tubuh yang cacat atau gerakan tubuh yang terlihat ganjil saat berjalan atau pun beraktivitas, seperti berjalan dengan menggunakan gerakan pinggul, menunjukkan adanya sekelompok otot yang belum pulih dan masih memerlukan rehabilitasi. Meskipun rehabilitasi bisa dilakukan langsung pada sekelompok otot yang bermasalah tersebut, namun sebaiknya tahapan terapi mengikuti model pertumbuhan bayi tetap dilakukan, agar hasil pemulihan bisa optimal.

5.Terapi akupunktur dan akupresure mesti dilanjutkan dengan latihan gerak tubuh tanpa jeda. Latihan gerak tubuh bukan hanya menguatkan dan mengendurkan gerak anggota tubuh yang lemah dan spastis, namun juga bisa meningkatkan kemampuan gerakan alat gerak, mengembangkan fleksibilitas otot dan memelihara otot-otot agar tidak spastis kembali.Jadi terapi akupunktur dan akupresure dengan latihan gerak tubuh ibarat sisi dari suatu koin mata uang.

6.Latihan gerak tubuh bisa menjadi sarana pengobatan untuk membantu pemulihan anggota tubuh yang lumpuh, dan juga mengobati penyakit-penyakit yang lainnya. Mengingat pada hakikatnya latihan gerak tubuh adalah cara lain untuk menstimulasi titik-titik akupunktur yang terdapat disekitar alat-alat gerak.

7.Latihan gerak tubuh yang sesuai adalah gerak tubuh yang didasarkan pada prinsip-prinsip latihan taiji qigong, yakni gerakan yang lembut, lambat, teratur, dan berirama.

Tubuh penderita stroke yang lumpuh, ibarat guru yang arif dan berpengalaman. Menuntun dan menunjukkan kepada kita bagaimana seharusnya rehabilitasi stroke itu dilakukan. Terima kasih pasien-pasienku yang melalui tubuh-tubuh mereka yang lumpuh, mengajarkan banyak hal kepadaku, termasuk tentang rahasia gerak tubuh. Sesuatu yang tidak pernah saya temukan dalam buku-buku literatur.

Salam Taiji Qigong

Petukangan Selatan, Ahad, 17 Agustus 2014

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun