Mohon tunggu...
Jaka Hendra Baittri
Jaka Hendra Baittri Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

manusia yang sesekali menulis, membaca dan berdiskusi, hobi berjalan-jalan dan mendengarkan musik dan menonton film.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tinja dan Masa Depan

4 November 2013   23:44 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:35 240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering


Kabarnya kurang dari 40 tahun lagi Indonesia bakal kehabisan cadangan energi seperti minyak bumi, batubara dan "energi tak terbaruan lainnya". Hal inilah yang kemudian menjadi kabar yang horor dan harus dicegah bersama meski pun terbentur pada ironisnya penghisapan energi yang ada di Indonesia.

Bagaimana tidak? kita disuruh untuk menghemat sementara yang kita hemat dihisap habis oleh pemilik modal yang katanya dari luar negeri. Ibaratnya kita punya minyak eropa yang lampunya hidup. Seperti memakai kacamata kuda, melihat di depan tapi sengaja nggak liat yang lewat kiri-kanan.

Akan susah lagi jika saya membahas hal yang seperti itu. Bakal banyak angka berseliweran. Jika ini dibiarkan terus maka kita bisa kehabisan energi yang sebenarnya hak kita. Kehabisan pra-syarat dari masa depan itu sendiri. Dan masa depan manusia hari ini sering dikait-kaitkan dengan sekolah, dalam artian formal.

Jikalaulah benar sekolah menentukan masa depan manusia banyak dan manusia yang dididik di dalamnya maka saya bersedia mengakui bahwa Sumber Daya Manusia bisa jadi adalah energi terakhir yang ada di alam semesta.

Melalui pendidikan dan cara-caranya, itu yang saya rasa bisa mengatasi energi masa depan.

Study Tour


Salah seorang teman saya yang juga blogger di Kompasiana sempat mengatakan ide yang sangat bagus, bahwa pendidikan sebaiknya di arahkan lebih pada rural oriented daripada pada perkembangan kota. Rural Oriented maksudnya disini adalah segala hal manfaat keilmuan digunakan untuk membangun pedesaan.

Orientasi membangun pedesaan ini saya masukan kemudian dalam paket Study Tour-- yang pada implementasinya lebih sering tur daripada study. Bentuknya tak banyak beda seperti Kuliah-Kerja Nyata (KKN).

Nah, melalui kuliah kerja nyata ini, baik sekolah menengah atau pun perguruan tinggi peserta didik benar-benar meninggalkan sesuatu yang bermanfaat untuk desa yang disinggahi. Jika selama ini hanya sekedar papan nama, atau plang nama jalan, selanjutnya lebih bagus bagaimana cara membuat atau mengelola sumber energi biogas yang sebelumnya saya sebutkan. Mungkin sumber energi lainnya.

Tapi tentu halangan yang dihadapi kemudian kebingungan masyarakat dan kebingungan peserta didik akan dana yang digunakan. Seperti yang pernah dikatakan oleh Heru Nugroho, sosiolog UGM, teknologi seperti misalnya sumber tenaga surya baik itu solar cell, aki dan sebagainya masih dirasa mahal.

"Saya kira perlu ada kebijakan dari pemerintah untuk membuatnya jadi lebih murah," tambah Heru terkait mahalnya pembuatan teknologi energi alternatif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun