Hanya Menjual File, Bukan Kinerja. Meskipun saya menghasilkan visual yang estetis, saya gagal menanyakan tujuan di balik desain tersebut. Saya hanya memberikan file, tidak berkaitan dengan hasil bisnis yang sesungguhnya seperti penjualan atau kesadaran merek.
Kesimpulan Tahap 1:Â
Proyek ini tidak berkembang karena saya tidak mengaitkan desain dengan tujuan bisnis. Di mata klien, pekerjaan saya dianggap mudah dialihkan dengan menggunakan templat atau alat AI yang serupa dan lebih murah.
 Tahap 2: Investigasi Proses Â
Hilangnya Kreativitas dan Tumbuhnya Sikap Malas
Kasus Klien B: Saya beralih ke Klien B, sebuah startup yang memerlukan flyer promosi. Dengan cepat saya menerima brief, mendesain, dan mengirim hasilnya. Tanpa melakukan riset, saya tidak mempertanyakan mengapa flyer dibutuhkan, bahkan menolak penggunaan otomatisasi. Klien puas, namun penjualannya tak jauh berubah. Proyek berlanjut, tetapi saya tetap menerima bayaran sama, sambil merasakan kelelahan.
Temuan:Â
Saya tidak lagi bertindak sebagai desainer, tetapi lebih kepada robot.
Masalah 3:Â
Menjadi Pengambil Pesanan Tanpa Riset. Saya hanya menunggu perintah, tidak berfungsi sebagai partner strategis. Saya harusnya bertanya, "Apakah flyer ini sudah sesuai untuk audiens yang dituju?" Hasil mungkin menarik, tetapi tidak relevan.
Masalah 4:Â
Menolak Otomasi dan AI. Dengan bangga saya menyelesaikan pekerjaan secara manual, sementara tugas-tugas kecil seperti mengubah ukuran untuk berbagai platform bisa dijalankan oleh AI dalam waktu singkat. Saya menghabiskan waktu dan tenaga untuk hal yang seharusnya bisa diotomatiskan.
Kesimpulan Tahap 2:Â