Angin bertiup menerbangkan jari jemari kelapa
Matahari masih hangat, karena pagi belum beranjak
Debur ombak yang masih menjilati ujung pantai
Dan memecah di batuan tebing Laut yang masih pasang..
Air lautpun masih terasa dingin.
Namun pagi yang berharmoni, desau angin dan irama debur gelombang, pecah oleh teriakan yang membelah pagi.
Sosok pemuda tampan berambut ikal berlatih silat di atas pasir putih pantai Selatan yang berkilauan tertimpa sinar mentari.
Gerakan cepat, gesit, trengginas.
Pukulan tangannya menderu-deru. Mengusik pasir yang tenang, menjadi debu berterbangan.
Badannya tinggi tegap, berotot.
Wajahnya persegi dengan dagu kokoh. Matanya tajam, hidung mancung. Sayang ketampanannya ternoda dengan, tarikan bibirnya yang tipis, memberi kesan sinis. Dan tatapan matanya merendahkan.
Bajunya berwarna hijau dan bercelana hitam longgar. Bersandal kulit yang berdesis, ketika menyapu pasir dan bertumpu batu karang.
Ia berlatih sangat giat. Mengeluarkan aneka jurus dari kedua tangan dan kakinya, yang silih berganti mengeluarkan pukulan dan tendangan.
Setiap gerakan menerbitkan suara menderu, tanda tenaga dalamnya tinggi.
Pasir dan batu karang yang menjadi sasaran pukulan dan tendangannya, tampak berlubang, hancur berantakan.
Menimbulkan debu pasir membumbung, menggelapkan tempatnya berlatih.