Mohon tunggu...
Muhammad Fauzan Fatah Yasir
Muhammad Fauzan Fatah Yasir Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Fisika Undip

Saya pelajar yang menyukai berbagai hal terutama yang berbicara tentang alam dan bahasa

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence Pilihan

Artificial Intelegents Part II: Keterbatasan Robot Ada Pada Pembuatnya

7 April 2024   23:04 Diperbarui: 7 April 2024   23:16 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

              

         Artificial intelegents adalah wajah baru yang kutemui di perkuliahan.. dirinya membuatku jatuh hati pada pandangan pertama.. meskipun ini masih merupakan tahun pertamanya.. aku tau dia punya banyak potensi dimasa depan, hai.. selamat datang diduniaku.. Sayang..disaat pertamanya duniaku tak menyambutmu dengan baik.. duniaku begitu berisik.. masa lalumu yang berkutat dengan alien dan mahluk seperti manusia membuat duniaku khawatir akan awan gelap yang akan kembali muncul, masa laluku pun demikian, dimana diduniaku merasa terancam dengan keberadaanmu.. imajinasi-imajinasi liar tentang dirimu menggenapi semesta duniaku meskipun beberapa engkau tidak menyukainya, seperti Terminator penghancur umat manusia bahkan robot yang mempekerjakan manusia tapi apapun itu aku selalu berusaha ingin kau tetap berada diduniaku. Tentu aku tau keterbatasan dan kekurangan yang tak lepas dari dirimu sebagaimana aku juga sebagai manusia tapi satu hal terelakkan kau masa depan yang perlu diperjuangkan untuk duniaku. Artificial Intelegent untuk dunia manusia yang lebih cerah

            Beberapa hal membuatku terinspirasi , salah satunya saat guruku menjelaskan tentang dirimu tentang permainan missionarist vs cannibals, dimana aturannya jika ada lebih banyak kanibals disisi jalan maka missionarist akan dilahap, berbagai kemungkinan cara mungkin bisa dicoba tapi sifat dasar missionarist kanibals, dan perahu itu merupakan kunci dari permainan.

            Pemecahan masalah seringkali memprioritaskan apa yang seolah-olah tampak nyata saja, lalu menghubungkanya dengan konsep yang disepakati setidaknya oleh diri sendiri sebagai sesuatu yang benar, mungkin sesuatu yang itu bisa disebut permasalahan Customary Induktif-Deduktif Delusional Reasoning atau disingkat cidd reasoning (istilah buat-buat sendiri, males cari istilah nya digoogle wkwk).

             Entah mungkin ini ada kaitannya dengan psikologi, tapi yang jelas banyak kutemui pada berbagai pemecahan kita sehari-hari, pada permainan itu tersebut cidd reasoning nya adalah kita terbiasa berpikir penumpang perahu yang sudah ditempat tujuan tidak perlu lagi dibawa balik (yang sudah selesai yah gaperlu dipikirkan lagi secara umum), tapi tidak terpikir penyelesaian masalahnya juga memerlukan kita untuk untuk menarik kembali penumpang yang sudah ditempat tujuan ketempatnya semula.

            Hal ini bukan tanpa alasan, keberadaan dua kanibals dengan satu missionarist disatu sisi (baik itu ditempat tujuan atau tempat kembali), akan menggagalkan permainan, lain halnya jika 2 missionarist dan 1 kanibal, jadi dari 6 orang tersebut kita jaga dulu 3 missionarist dengan mengantarkan 3 kanibal pergi dulu ke seberang sungai (tempat tujuan), jadi, pertama kita bawa 2 kanibal dengan perahu ke seberang, lalu 1 kanibal yang mendayung tadi balik kembali sendiri untukmembawa teman kanibal lain yang ada di tempat awal ke seberang sungai, setelah 2 kanibal ditempat tujuan dan 1 kanibal lainya di tempat asal (karena 1 kanibal pendayung tadi kembali ketempat asal) barulah kita tinggalkan 1 kanibal tersebut ke tempat asal, saatnya membawa 2 missionarist ke seberang jalan.

            Disini masih terlihat normal, tapi penyelesaian yang terlihat tidak masuk akal ini pun muncul, 2 missionarist yang sampai ke tempat tujuan kita tinggalkan disana (ditempat tujuan), lalu membawa balik 2 kanibal sehingga 1 missionarist tidak dimakan kanibal untuk menjaga si missionarist, terakhir tentu saja membawa seluruh kanibal dan permainan selesai

Canva Editor
Canva Editor

            Dipermainan lain, ada berbagai karakteristik karakter dengan berbagai waktu tempuh melewati jembatan, awalnya kita mengira solusinya hanya membuat orang yang mengantar ke tempat tujuan adalah dia yang mempunyai kecepatan tempuh tercepat karena untuk balik ke tempat awal lebih cepat, atau menggabungkan dua orang yang menyebrang dengan kecepatan paling lama adalah solusi terbaik (karena untuk saling menghabiskan waktu tempuh yang lambat), ternyata ini solusi yang salah, memang solusi tersebut ada benarnya tapi disini ada ketelitian yang memang kita sulit melihatnya yaitu efisiensi waktu mari kita bedah :

Youtube Channel
Youtube Channel

1. penyebrang dengan waktu tercepat mengantar seluruh peserta terlebih dahulu (diprioritaskan) memang membuat waktu balik ke tempat awal lebih cepat tapi ini menyia-nyiakan potensi waktu yang dapat dipotong yaitu ketika dua penyebrang yang lambat saling memotong waktu saat di perahu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun