Mohon tunggu...
Muhammad Fauzan Fatah Yasir
Muhammad Fauzan Fatah Yasir Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Fisika Undip

Saya pelajar yang menyukai berbagai hal terutama yang berbicara tentang alam dan bahasa

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence Pilihan

Artificial Intelegents Part II: Keterbatasan Robot Ada Pada Pembuatnya

7 April 2024   23:04 Diperbarui: 7 April 2024   23:16 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

              

         Artificial intelegents adalah wajah baru yang kutemui di perkuliahan.. dirinya membuatku jatuh hati pada pandangan pertama.. meskipun ini masih merupakan tahun pertamanya.. aku tau dia punya banyak potensi dimasa depan, hai.. selamat datang diduniaku.. Sayang..disaat pertamanya duniaku tak menyambutmu dengan baik.. duniaku begitu berisik.. masa lalumu yang berkutat dengan alien dan mahluk seperti manusia membuat duniaku khawatir akan awan gelap yang akan kembali muncul, masa laluku pun demikian, dimana diduniaku merasa terancam dengan keberadaanmu.. imajinasi-imajinasi liar tentang dirimu menggenapi semesta duniaku meskipun beberapa engkau tidak menyukainya, seperti Terminator penghancur umat manusia bahkan robot yang mempekerjakan manusia tapi apapun itu aku selalu berusaha ingin kau tetap berada diduniaku. Tentu aku tau keterbatasan dan kekurangan yang tak lepas dari dirimu sebagaimana aku juga sebagai manusia tapi satu hal terelakkan kau masa depan yang perlu diperjuangkan untuk duniaku. Artificial Intelegent untuk dunia manusia yang lebih cerah

            Beberapa hal membuatku terinspirasi , salah satunya saat guruku menjelaskan tentang dirimu tentang permainan missionarist vs cannibals, dimana aturannya jika ada lebih banyak kanibals disisi jalan maka missionarist akan dilahap, berbagai kemungkinan cara mungkin bisa dicoba tapi sifat dasar missionarist kanibals, dan perahu itu merupakan kunci dari permainan.

            Pemecahan masalah seringkali memprioritaskan apa yang seolah-olah tampak nyata saja, lalu menghubungkanya dengan konsep yang disepakati setidaknya oleh diri sendiri sebagai sesuatu yang benar, mungkin sesuatu yang itu bisa disebut permasalahan Customary Induktif-Deduktif Delusional Reasoning atau disingkat cidd reasoning (istilah buat-buat sendiri, males cari istilah nya digoogle wkwk).

             Entah mungkin ini ada kaitannya dengan psikologi, tapi yang jelas banyak kutemui pada berbagai pemecahan kita sehari-hari, pada permainan itu tersebut cidd reasoning nya adalah kita terbiasa berpikir penumpang perahu yang sudah ditempat tujuan tidak perlu lagi dibawa balik (yang sudah selesai yah gaperlu dipikirkan lagi secara umum), tapi tidak terpikir penyelesaian masalahnya juga memerlukan kita untuk untuk menarik kembali penumpang yang sudah ditempat tujuan ketempatnya semula.

            Hal ini bukan tanpa alasan, keberadaan dua kanibals dengan satu missionarist disatu sisi (baik itu ditempat tujuan atau tempat kembali), akan menggagalkan permainan, lain halnya jika 2 missionarist dan 1 kanibal, jadi dari 6 orang tersebut kita jaga dulu 3 missionarist dengan mengantarkan 3 kanibal pergi dulu ke seberang sungai (tempat tujuan), jadi, pertama kita bawa 2 kanibal dengan perahu ke seberang, lalu 1 kanibal yang mendayung tadi balik kembali sendiri untukmembawa teman kanibal lain yang ada di tempat awal ke seberang sungai, setelah 2 kanibal ditempat tujuan dan 1 kanibal lainya di tempat asal (karena 1 kanibal pendayung tadi kembali ketempat asal) barulah kita tinggalkan 1 kanibal tersebut ke tempat asal, saatnya membawa 2 missionarist ke seberang jalan.

            Disini masih terlihat normal, tapi penyelesaian yang terlihat tidak masuk akal ini pun muncul, 2 missionarist yang sampai ke tempat tujuan kita tinggalkan disana (ditempat tujuan), lalu membawa balik 2 kanibal sehingga 1 missionarist tidak dimakan kanibal untuk menjaga si missionarist, terakhir tentu saja membawa seluruh kanibal dan permainan selesai

Canva Editor
Canva Editor

            Dipermainan lain, ada berbagai karakteristik karakter dengan berbagai waktu tempuh melewati jembatan, awalnya kita mengira solusinya hanya membuat orang yang mengantar ke tempat tujuan adalah dia yang mempunyai kecepatan tempuh tercepat karena untuk balik ke tempat awal lebih cepat, atau menggabungkan dua orang yang menyebrang dengan kecepatan paling lama adalah solusi terbaik (karena untuk saling menghabiskan waktu tempuh yang lambat), ternyata ini solusi yang salah, memang solusi tersebut ada benarnya tapi disini ada ketelitian yang memang kita sulit melihatnya yaitu efisiensi waktu mari kita bedah :

Youtube Channel
Youtube Channel

1. penyebrang dengan waktu tercepat mengantar seluruh peserta terlebih dahulu (diprioritaskan) memang membuat waktu balik ke tempat awal lebih cepat tapi ini menyia-nyiakan potensi waktu yang dapat dipotong yaitu ketika dua penyebrang yang lambat saling memotong waktu saat di perahu

2. melihat potensi waktu yang dapat dipotong oleh perahu yang diisi dua penyebrang terlebih dahulu (diprioritaskan) tentu akan memakan waktu ketika perahu akan balik ke tempat awal (karena penyebrang yang balik juga memiliku waktu lama menyebrang)

nah solusi terbaiknya tentu saja kombinasi keduanya, kita menyebrangkan dua penyebrang tercepat (penyebrang paling cepat dan tercepat ke dua) terlebih dahulu lalu memanfaatkan potensi penyebrang paling cepat untuk balik dan mengantar penyebrang tercepat 3, barulah ketika ditempat tujuan penyebrang kedua balik dan perahu diisi dengan dua penyebrang paling lambat (penyebrang kedua tercepat ditinggal, terakhir tentu saja penyebrang paling cepat menjemput penyebrang tercepat kedua memenangkan permainan

         Kadang kita hanya melihat potensi dan ancaman robot hanya dari sisi apa yang bisa dia lakukan saja (hasil atau performanya) tapi mengesampingkan proses dibaliknya, manusialah memprogram dan menyusun bahan-bahanya agar robot itu bisa berfungsi sehingga disini kita terlalu berlebihan melihat kemungkinan fenomena yang terjadi dimasa depan, robot tidak akan terlalu mengancam jika pembuatnya tidak begitu berpotensi baik dari segi kemampuan maupun dari jiwa nya apakah kemampuan tersebut digunakan untuk hal yang berpotensi mengancam? selanjutnya robot tidak akan secanggih itu jika tidak mempunyai bahan atau material yang luar biasa mendukung potensi yang bisa dilakukan robot dengan kecerdasan ini, pada akhirnya keterbatasan robot itu terletak dari keterbatasan manusia sendiri, baik itu memprogramnya, mengolah dan mencari bahan atau material sampai ke prinsip yang dipegang sang pembuat robot itu, mungkin lebih jauh lagi keterbatasan kita dalam mengatur atau mengontrol apa yang bisa dilakukan robot dan bagaimana memberinya rezeki untuk terus bisa berfungsi

dari sini kita harusnya sadar dan bersyukur dengan melihat kedalam diri sendiri akan potensi yang Tuhan berikan didalam diri kita, yang tanpa membutuhkan bahan atau material apapun untuk membuat sesuatu karena dia menciptakanya, mengetahui segala sesuatu sehingga Dia bisa memprogram kita dengan manusia dan mahluk hidup lain dengan sempurna (menyusun takdir ) dan memberi rezeki kita, serta yang terutama kita diberikan akal dan kehendak yang sangat sulit ditemukan pada entitas apapun kecuali ada pada diri manusia, tinggal bagaimana kita memantapkan potensi itu! tetap semangat mencari tahu! 

link sumber gambar  : (3324) River Iq Chapter 4 - YouTube  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun