Pagi itu, Palembang seperti baru saja membuka matanya. Kabut tipis menggantung di atas Sungai Musi, berbaur dengan semerbak basah tanah setelah hujan malam. Di halaman kantor, mobil dinas merah BG 1520 PI berdiri gagah, siap memikul amanah perjalanan panjang menuju barat.
Aku, drh. Jaf, Pejabat Otoritas Veteriner Provinsi Sumatera Selatan, berdiri bersama tiga rekan yang sudah kutahu betul keteguhan hatinya:
drh. Rudy, Kepala Seksi Kesehatan Hewan yang tegas namun hangat, drh. Asa, dokter muda yang cekatan dan penuh ide, dan drh. Ayu, sosok tenang yang selalu membawa keseimbangan dalam tim.
Dua pengemudi handal kami, Lia dan Nanda, telah siap di depan kemudi --- dua perempuan tangguh yang tak sekadar mengendarai mobil, tapi mengawal sebuah misi kemanusiaan.
Kami berangkat bukan hanya membawa peralatan, dokumen, atau surat tugas.
Kami membawa harapan ribuan nyawa --- manusia dan hewan --- agar Sumatera Selatan terbebas dari rabies.
Menyeberangi Musi: Jembatan dan Janji
Mesin dinyalakan. Deru pertamanya seperti palu yang memukul semangat di dada.
Kami melaju pelan meninggalkan halaman kantor, menembus jalan-jalan Palembang yang mulai ramai. Di hadapan, Jembatan Musi Dua menjulang, gagah dan modern, adik muda dari Ampera yang penuh sejarah.
Sungai Musi mengalir di bawah, tenang dan perkasa --- seperti doa yang mengalir tanpa henti dari hati kami.