Fungsi Besar, Aksi Kecil: Saat Mindset Tidak Bergerak, Fungsi Pun Tumpul
Ada banyak jabatan besar di birokrasi atau lembaga publik yang sesungguhnya memiliki fungsi strategis: mengoordinasikan, mengarahkan, dan memastikan sistem bekerja efektif. Namun, realitas di lapangan sering memperlihatkan hal sebaliknya. Fungsi besar itu justru dioperasikan dengan aksi yang kecil.
Fungsi besar hanya tinggal di atas kertas --- di dalam struktur, dalam uraian jabatan, dalam nomenklatur --- tetapi tidak terwujud dalam perilaku dan tindakan nyata. Akibatnya, jabatan strategis menjadi sekadar simbol, bukan kekuatan pendorong perubahan.
Mindset Teknis yang Tidak Bergerak
Masalah utamanya sering kali bukan pada kapasitas individu, melainkan pada mindset yang tidak berubah.
Ketika seseorang naik jabatan, tanggung jawabnya melebar, tapi cara berpikirnya tetap sama: masih ingin turun langsung ke lapangan, mengerjakan hal-hal teknis, menuntaskan pekerjaan sendiri.
Padahal, fungsi besar menuntut cara kerja yang berbeda.
Ia tidak lagi tentang "seberapa cepat saya menyelesaikan pekerjaan", tetapi "seberapa banyak saya mampu menggerakkan orang lain untuk mencapai hasil bersama."
Koordinasi, supervisi, dan integrasi bukan sekadar formalitas rapat atau tanda tangan dokumen. Itu adalah inti dari kepemimpinan fungsional. Namun sayangnya, banyak yang masih merasa koordinasi bukan pekerjaan nyata --- padahal justru di situlah nilai strategis sebuah jabatan.
Ketika Koordinasi Diremehkan