Inelku balik bertanya, sungguh girang aku dibuatnya. Sampai hampir setengah kejang-kejang seluruh tubuhku agak bergoyang.
"Mas sangat baik Inel. Jaga kesehatan ya Nel, semoga selalu bahagia''
Jawabku sekenanya, meski sesungguhnya ini sangat berlebihan. Tak apa lah ya, kan jarang-jarang chatting dengan Inelku.
"Inel ingin bertemu, Mas kapan ada waktu? Kalo bisa hari minggu, minggu ini Mas''
Masih sama seperti dulu, aura egoismenya masih terlihat, terkesan membuatku pilihan namun sesungguhnya sudah ia jawab pilihannya. Tentu tidak bisa diganggu gugat. Oh, Inelku. Meski demikian. Kamulah yang terbaik dari Perempuan manapun, yang selalu sabar menghadapi Lelaki nakal sepertiku.
"Baiklah, Inelku ''
Tidak ragu sama sekali, aku membalasnya dengan love. Karena bagiku jika Inel sudah berani mengajakku bertemu Ia sedang merindu. Merindu akan hadirku, mungkin juga merindu akan kasih sayangku. Maafkan aku yang terlalu pede alias percaya diri wahai pembaca. Ya! Beginilah aku sang tampan seorang nelayan.
***
Hari minggu telah tiba, waktu yang kutunggu bertemu pujaan hati yang telah lama pergi. Inelku.
"Kang ... aku menunggumu datang dan kita ke pantai hari ini. Kok dari seminggu ini gak ada kabar. Kamu kemana?''
Oh. Tidak! Jandaku beneran mulai jatuh cinta dan terlalu mengharapkanku. Padahal sikapku sepekan ini setelah Inelku datang, aku menghindarinya. Akan tetapi itu tidak membuatnya peka. Janda itu tetap mengejarku.
"Gusti, bagaimana ini, aku akan tetap memilih Inelku. Tetapi bagaimana dengan Janda cantikku ini. Andaikan aku seorang Fahri. Aku bisa memiliki mereka berdua dengan saat bersamaan. Ah! Sayangnya ini bukan cerita Ayat-ayat Cinta 2 akan tetapi ini sebuah cerita INELKU. Aku mengabaikan pesan Jandaku. Tetap pada tujuanku untuk bertemu tersayang Inelku yang telah lama hilang, hari ini 10 Januari 2018 aku bertemu dengannya. Betapa tersipu malu setelah sekian lama tidak jumpa dengannya. Ah jantungku sungguh berdetak layaknya orang jatuh cinta. Berbeda dengan detak jantungku saat bertemu Jandaku. Ini baru namanya cinta tanpa ada rasa khawatir yang membuatku ingin numpang ke toiletnya. Eh, iyaa gitu maksudnya. Tidak usah aku jelasin secara gamblang ya, nanti aku takut di banned dari plukme. Kasihan Nona penulisnya. Hehee