Mohon tunggu...
Izzul Fikri
Izzul Fikri Mohon Tunggu... Seseorang Yang Coba Menuangkan Pikirannya

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Selamat Datang dan Selamat Membaca Salam Hangat Dari Seorang Penulis Biasa Yang Mencoba Menuangkan Isi Pikirannya

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

(Cerbung) - Dunia Tanpa Stres - Bagian 1

13 September 2025   20:28 Diperbarui: 13 September 2025   20:28 6
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerbung. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Yuri B

CATATAN (Tolong Dibaca Biar Gak Salah Paham)

Segala tempat, nama dan apapun yang saya tulis hanya sebuah cerita belaka. Jadi kalau ada yang tersinggung baik dari nama, tempar atau jalan cerita yang terjadi maka saya mohon maaf...dan please ini hanya sebuah cerita. Semoga ada manfaat dari cerita yang akan kalian baca. Jadi selamat membaca.

-----

Perkenalkan namaku Ortiz. Aku adalah seorang pegawai kantor yang sudah bosan dan lelah dengan pekerjaanku. Terkadang rasanya ingin resign dan mundur saja dari pekerjaanku saat ini tapi karena aku masih butuh uang dan makan, terpaksa aku menjalani pekerjaan ini dengan penuh semangat. Masuk kantor senin sampai jumat dan bekerja dari jam 9 pagi hingga 5 sore sudah menjadi rutinitas yang melelahkan bagiku. Bermacet-macetan, lembur, gaji UMR dan dimarahi oleh bos merupakan pil pahit yang terpaksa harus aku telan . Semua rutinitas tersebut terkadang membuat saya stres dan lelah, bahkan tidak jarang saya berpikir untuk mengakhiri hidup lantaran stres yang begitu tinggi ditempat kerja. Ribuan quotes telah kubaca, bergaul dengan teman-teman yang baik sudah kulakukan, berdoa serta mendekatkan diri kepada Tuhan sudah kuusahakan dan melihat kisah hidup orang lain yang lebih susah sudah kusaksikan, entah mengapa stres masih saja menjadi hal yang sulit dihindari. Terkadang saya membayangkan bagaimana rasanya dunia tanpa stres, dimana emosi stres tidak ada dan semua orang menjadi tenang dan penyabar.

Merasakan dunia tanpa stres bukan hanya sekadar khayalan belaka namun ini bisa menjadi kenyataan. Saat itu aku duduk di sore hari sambil menikmati secangkir kopi untuk menghilangkan stres yang aku alami di tempat kerja dan memikirkan orang-orang yang juga mempunyai nasib yang sama yaitu stres yang seringkali datang dan mengganggu. Setelah duduk sekitar 30 menit, aku melihat ada orangtua laki-laki yang menggunakan jas laboratorium berwarna putih berdiri didepan pagar sambil mengucapkan 'permisi.' Melihat orang tersebut aku memintanya masuk kedalam rumah tapi beliau hanya ingin berbincang sebentar kepadaku diteras rumah. Akupun pergi ke dapur membuatkan orang tersebut secangkir kopi untuk dinikmati dan ditemani biskuit dalam toples yang biasanya aku sajikan ketika ada tamu. Ditemani secangkir kopi dan kepingan biskuit akupun bertanya mengenai keperluan bapak tersebut sehingga datang kerumahku, padahal aku tidak kenal dengan bapak tersebut. Sampai akhirnya beliau memperkenalkan dirinya dan nama beliau adalah Wright aku bisa memanggilnya profesor Wright. Profesor Wright pun mengutarakan bahwa  ia ingin mewujudkan dunia tanpa stres bersamaku. Alasan kenapa ia ingin mengajakku untuk bergabung bersamanya karena ia perlu keringat dan sampel rambut dari orang yang punya keinginan kuat agar emosi stres hilang dari dunia. Akupun heran dan bertanya-tanya kenapa profesor Wright bisa tahu kalau aku punya keinginan kuat agar emosi stres bisa dihilangkan dari muka bumi. Akupun sempat menanyakan hal tersebut. Sang profesor  berkata, kalau ia pernah melihatku termenung sendiri diteras rumahku sambil mengeluh mengenai masalah yang terjadi di kantor tempatku bekerja dan sampai pada tahap berandai-andai kalau emosi stres tidak pernah diciptakan dimuka bumi. Termenungku menjadi perhatian profesor sehingga ia berkesimpulan kalau aku orang yang cocok untuk eksperimennya.

---BERSAMBUNG---

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun