Mohon tunggu...
Mubrizatul Ilmi
Mubrizatul Ilmi Mohon Tunggu... Penerjemah - learner

Setiap kisah akan tertulis untuk saling berbagi inovasi, motivasi dan solusi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Secangkir Puisi

1 Mei 2019   12:52 Diperbarui: 2 Mei 2019   09:57 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
fazzanzakaria.wordpress.com.edited



Seduhan kata tentang rasa
menyajikan secangkir puisi penuh arti
Kian tinggi selera sang Barista
Menawarkan bait-bait beraroma wangi

Sayangnya, pengunjung tak menikmati
Tanpa ditelan dan dicerna
Hanya mencium aromanya lalu pergi
Tanpa kembali hanya untuk sekedar menyapa

Bukan tak dibaca
Mereka hanya tak menikmati
Bukan tak dicerna
Makna yang hidup serasa mati

Nada dan irama yang mendayu
Disajikan untuk bibir merayu
Bait yang selaras dan serasi
Diseduh untuk memikat hati

Secangkir puisi
Cangkir yang retak, Puisi yang mati

#Malang, 07 Feb

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun