Mohon tunggu...
Iwan Nugroho
Iwan Nugroho Mohon Tunggu... Dosen - Ingin berbagi manfaat

Memulai dari hal kecil atau ringan, mengajar di Universitas Widyagama Malang. http://widyagama.ac.id/iwan-nugroho/

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Menyaksikan Penyu di Perairan Gili Trawangan

12 Agustus 2016   14:25 Diperbarui: 12 Agustus 2016   20:23 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Akhir bulan Juli 2016, saya berkesempatan melakukan perjalanan ke pulau Lombok, khususnya di Mataram dan sekitarnya.  Persiapan perjalanan tidak ada hal-hal khusus, karena sudah dibantu teman-teman yang ada disana.  Rombongan kami berjumlah tujuh orang, dan sebagian sudah pernah ke Lombok.  Salah satu tujuan yang akan didatangi adalah pulau Gili Trawangan, tujuan wisata yang sudah sangat populer.

Mendengar Gili Trawangan berhubungan dengan wisata bahari.  Keindahan lautnya sangat luar biasa.  Itu masih dalam benak angan-angan saya, sebagaimana berita di dalam media sosial atau internet.  Kali ini, hal itu akan kami buktikan.

Peta Gili Trawangan (googlemap)
Peta Gili Trawangan (googlemap)
Perjalanan dari kota Mataram ke suatu lokasi pelabuhan sekitar 1 jam.  Jalanan sangat bagus, beraspal halus, dan berliku, melalui pantai Senggigi yang juga sangat populer.  Pelabuhan ini, lebih tepat sebagai pantai alami, dikelola oleh perorangan atau nelayan.  Jadi bukan pelabuhan yang memiliki dermaga permanen.   Pelabuhan Ferry Bangsal masih berjarak 5 km lagi.

Kami menyewa sebuah perahu motor berukuran panjang 5 meter.  Perjalanan berperahu menuju pulau Gili Trawangan kurang lebih dua puluh menit. Saat itu, waktu sekitar jam 13.30, dengan angin berkekuatan sedang.  Ombak saat itu cukup kuat, menghentak badan perahu, menghasilkan suara keras dan membuat tubuh berguncang.  Mendekati pulau Gili Trawangan, nampak lautnya kebiruan dan sangat jernih.  Pemandangan bawah laut nampak jelas, dengan ikan-ikan kecil.  Mendekati dermaga apung di Gili Trawangan, nampak banyak perahu berlabuh, dengan puluhan wisatawan yang baru datang atau yang beranjak.

Perahu mengantar ke perairan Gili Trawangan dan sekitarnya (koleksi pribadi)
Perahu mengantar ke perairan Gili Trawangan dan sekitarnya (koleksi pribadi)
Tujuan kami ke Gili Trawangan adalah ingin menikmati perairan dan pemandangan alam disini.  Kami kemudian berganti perahu lain, dengan ukuran yang lebih besar, sepanjang 8 meter.  Perahu kondisinya bersih dan nyaman.  Di perahu tersedia peralatan snorkeling dan lobang kaca untuk melihat pemandangan bawah laut.  Perahu ini disewa karena layanan kapal pengangkut umum sudah ditutup setelah melebihi jam 14.00.  Disinilah diperjalanan dimulai.

Kapal diawaki oleh dua orang, membawa kami melintasi ombak.  Saya tidak begitu jelas kemana arah perahu ini.  Kapal ini terasa longgar, karena seharusnya bisa memuat 20 orang.  Karenanya kami bisa berpindah lokasi sambil menikmati indahnya perairan, sambil berfoto-foto.  Kami dijelaskan oleh awak kapal, bahwa di sebelah kanan adalah pulau Gili Meno.  Pulau yang terlihat relatif sepi ini, memiliki danau yang indah.   Pulau Gili Meno dikunjungi banyak wisatawan asing, terutama untuk pasangan yang berbulan madu.

Pulau Gili Meno (koleksi pribadi)
Pulau Gili Meno (koleksi pribadi)
Tiba-tiba perahu melambat dan berhenti, dan awak perahu menyilakan kami untuk berenang.  Wooow inilah kesempatan langka.  Saya sudah siap dengan kamera dengan waterproof case, kamera cukup jadul namun masih berfungsi dengan baik.  Tanpa berpikir panjang, saya dan dua teman (Joko dan Iqbal) pun turun ke laut, setelah mengenakan pelampung dan snorkeling. 

Berenang snorkeling (koleksi pribadi)
Berenang snorkeling (koleksi pribadi)
Ombak laut tergolong tenang.  Ini adalah karakteristik laut Jawa.  Hal ini mengingatkan memori snorkeling di pantai Bama, TN Baluran. Kebetulan antara TN Baluran dan Gili Trawangan memiliki lintang (latitude) hampir sama, antara 7.8 dan 8.3 di selatan katulistiwa. 

Saat tubuh menyentuh air laut, rasanya sejuk dan nyaman dan tidak dingin.  Laut disini airnya begitu bersih dan jernih sehingga terlihat dengan jelas pemandangan bawah laut.  Kedalaman air saat itu sekitar 1.5 meter.  Terumbu karang nampak jelas, dan tumbuh baik.  Ikan-ikan kecil berwarna mengitari terumbu menciptakan mosaik hamparan dasar laut.  Sekitar 15 menit kami berenang menikmati laut itu.

Terumbu karang (koleksi pribadi)
Terumbu karang (koleksi pribadi)
Perahu kemudian bergerak kembali menuju suatu tempat, mendekat ke pantai Gili Meno.  Disana sudah ada tiga perahu, bermuatan wisatawan asing. Kiranya mereka sedang diving.  Saya kemudian turun kembali ke laut, mencoba melihat apa yang terjadi di bawah.  Tidak banyak yang berenang snorkeling disini, hanya sekitar 4 atau lima orang.  Hhmmm... nampak ombak dan arus airnya lebih kuat, sehingga badan terombang-ambing. Kedalaman airnya sekitar 3 m, dan lebih dalam lagi ke arah lebih jauh.  Nampak terlihat kaki-kaki para diver bergerak di kedalaman air memecah pandangan. Karena cukup dalam, maka pandangan bawah laut tidak begitu jelas,..lebih mengarah ke gelap dan kabur. Disini nampak lebih cocok untuk diving dibanding snorkeling.  Kami hanya berenang sekitar lima menit disini.

Perahu kemudian beranjak lagi.  Awak perahu menawarkan untuk melihat penyu.  Belum sepuluh menit berjalan, perahu berhenti lagi di suatu tempat, masih di sekitar Gili Meno.  Dini ada beberapa kapal juga sedang berjangkar menunggu wisatawan asing untuk snorkeling atau diving. Sementara kami masih ingin memulihkan tenaga.  Tapi karena ini sangat unik, maka saya turun lagi.  Air laut nampak lebih berombak, namun tetap nyaman. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun