Mohon tunggu...
Iwan Setiawan
Iwan Setiawan Mohon Tunggu... Guru - Menulis untuk Indonesia

Pustakawan, dan bergiat di pendidikan nonformal.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kerikil dalam Langkah Sang Penari

10 Mei 2023   13:42 Diperbarui: 10 Mei 2023   13:57 302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
photo: Detik News.com

"Bu Dedah sudah memikirkannya masak-masak?"

"Sudah, pak. Semalaman saya tidak tidur. Saya memikirkan langkah terbaik bagi Qira."

"Baik, kalau keinginan ibu demikian"

**

Malam Minggu itu kami berkumpul di lapangan sebuah tempat berkemah. Aku menyertai para warga belajar di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) yang kuasuh mengadakan acara perkemahan pramuka. Saat itu berlangsung pelantikan anggota pramuka yang baru. Dilangsungkan acara penyematan kacu pramuka bagi para murid yang disapa warga belajar itu.

Duduk melingkar mengelilingi nyala api unggun, kami menyaksikan acara pentas seni. Pada kesempatan pertama, melangkah ke tengah arena Atisha. Ia warga belajar yang mengikuti program kesetaraan Paket C, pendidikan setingkat SMA. Ia mempersembahkan gerak dan lagu "Rungkad" yang sedang viral akhir-akhir ini. Ia membawakan lagu yang dipopulerkan oleh penyanyi Happy Asmara tersebut.

Suasana malam demikian cerah. Rembulan memancarkan sinarnya yang terang, bulat dan penuh. Semua warga belajar dan para tutor larut dalam suasana gembira. Di tengah tepukan dan sorak sorai yang membahana, pengatur acara memanggil satu nama, Dewi, untuk tampil ke tengah arena.

Music tradisional Sunda menggema, mengantar langkah Dewi. Lagu bertajuk Daun Pulus Keser Bojong pun mengalun serentak dengan gerak dan langkah Dewi. Di tengah tepuk dan tatapan hadirin, Dewi meliuk-liukan tubuhnya mengikuti irama lagu. Dengan lincah ia menari. Meramu gerakan olah raga pencak silat yang heroik dengan gemulai gerak tari. Itulah asal mula Tarian Jaipong yang dibawakannya. Ia tampil dengan memukau.

Melihat Dewi menari, ingatanku berkelebat kepada muridku Qira. Siswi yang baru saja putus sekolah itu sepertinya akan mengikuti jejak Dewi. Ia akan menggeluti seni tradisi dengan sepenuh jiwa. Dan aku bernapas lega, jalur seni yang ditawarkan Dedah terhadap putrinya, semoga menemui titik terang.

Masa depan akan terbuka lebar bagi siapa pun. Pendidikan formal lewat jalur sekolah bukan satu-satunya jalan meraih masa depan yang cerah gemilang. Jalur seni pun akan mengantarkan siapa saja pada hal yang sama; peri kehidupan yang baik. Asal dijalani dengan tekun. Pepatah latin mengatakan Fortis fortuna adiuvat, masa depan akan berpihak pada orang-orang yang tekun.

Aku melihat titik terang pada diri Qira. Aku yakin ia tak akan menjalani masa-masa yang sulit karena putus sekolah. Aku melihat ia mencintai seni tari dan perlahan akan menyikapi cibiran sebutan penari bayaran seperti yang dilontarkan teman-temannya itu dengan lebih dewasa, seiring berjalannya waktu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun