Mohon tunggu...
Febriwan Harefa
Febriwan Harefa Mohon Tunggu... Guru - Seorang tenaga pendidik

Membaca, Menulis, Travelling adalah aktivitas yang tidak bisa dipisahkan. Aktifitas setiap hari adalah sebagai tenaga pengajar.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Di Tengah Pandemi Covid-19, Yuk Bertani

13 Mei 2020   14:58 Diperbarui: 13 Mei 2020   15:10 245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto : unplash

Bingung, cemas, dan takut. 3 Hal itu yang saya  dan orang-orang sekitar saya rasakan sekarang ini. Bagaimana tidak, di pulau tempat tinggal saya sekarang ini ada 2 orang diisolasi di RSUD karena gejala Covid-19. Walaupun, sampai sekarang ini  belum ada pengumuman secara resmi, kedua orang ini positif  terkena virus covid-19. Saya berharap semoga saja hasil akhir nantinya adalah negatif.

Daripada terus bingung dengan keadaan yang tidak menentu dan aktifitas sehari-hari di sekolah  yang diliburkan. Saya mencoba hal baru yaitu dengan bertani. Buat saya aktifitas dengan bertani sangat bermanfaat untuk membuat badan bertambah sehat dan juga untuk mendukung ketahanan panggan keluarga kami. Tentu, sayur-sayuran dari hasil pertanian sendiri akan lebih segar dan sehat.

Beberapa minggu yang lalu, saya mencoba menanam sayur buncis atau Phaseolus vulgaris merupakan sayuran buah yang termasuk kedalam kelompok leguminosa. Menanam jenis sayuran itu tidak mudah, bukan seperti menanam sayur singkong.

Dalam menanam buncis. Ada beberapa tahap yang harus dilakukan, yaitu :  tahap pertama yang harus kita lakukan adalah seperti pembukaan lahan pertanian pada umumnya, harus dibersihkan dan digemburkan. Kemudian dibuat bedengan selebar 1 meter dengan tinggi 20-30 cm. Jarak antara bedengan adalah 30-40 cm. Agar pertumbuhan sayur buncis bagus. Saya membuat kerangka yang meyerupai atap rumah (Bisa dilihat difoto di bawah ini).

Sumber foto: Dok.pribadi
Sumber foto: Dok.pribadi

Tujuan saya membuat kerangka ini adalah agar proses merambat dan berbunga tanaman buncis lebih bagus dan merata. Diproses pembuatan kerangka yang menyerupai rumah ini sedikit lama  dan membutuhkan energi yang cukup terkuras.  Waktu yang dibutuhkan dalam membuat kerangka di atas sekitar 2 minggu, karena harus mencari bambu, mengergaji, dan menyambungkan.

Meskipun proses pembuatan kerangka lumayan lama. Seperti kata pepatah "Proses tidak menghianati hasil." Hasil buncis  yang didapat lumayan banyak. Beberapa bulan yang lalu, bapak saya pernah mencoba menanam buncis dan hasil yang didapat dalam sekali panen adalah 20 kg buncis atau diuangkan sekitar  Rp. 250.000,00

Dalam proses menanam buncis dan sampai berbunga ada sekitar 40 hari setelah tanam. Kemudian pada umur 50 hari, buncis sudah bisa dipanen. Buncis bisa dipanen 2-4 sekali dengan cara dipotong atau dipetik. Pemotongan harus dilakukan dengan hati-hati supanya bunga tidak jatuh. Pemanenan bisa dilakukan hingga 4-6 kali. Tergantung dari kesuburan tanaman buncis.  Jika terus digeluti hasil yang didapat dengan hanya bertani sayur buncis saja dalam satu bulan bisa menghasilkan 1-1,5 juta/bulan.

Berkebun membuat badan sehat
Seperti yang saya tulis diatas, dengan bertani membuat badan sehat. Saya pernah membaca sebuah buku yang berjudul "The Blue Zone ; Rahasia Hidup Sehat Orang-Orang Tertua di Dunia, karangan Dan Buettner.

Di dalam buku yang 440 halaman ini, ada satu sub-judul yang menceritakan tentang alasan masyarakat di Okinawa bisa berumur 104 tahun yaitu karena berkebun. Berkebun menjadi media kegiatan fisik sehari-hari yang membuat badan mereka tetap aktif dengan melakukan berbagai macam gerakan dan membantu mengurangi stres. Kebun juga merupakan sumber sayuran segar buat mereka setiap harinya

Buat masyarakat Okinawa, menjadi pemakan sayuran (Vegetarian) membuat hidup masyarakat Okinawa dua tahun lebih lama. Tidak memakan daging itu amat penting, dan studi kami menunjukkan bahwa itu karena daging memicu penyakit jatung dan beberapa kanker.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun