Mohon tunggu...
Ivan Leonheart
Ivan Leonheart Mohon Tunggu... Guru - Seasonal Writer: Nulis Ketika Gabut Aja

Gemini | INFJ-T | Tipikal orang yang akan anda katakan "Wah.. Kok gitu?" | Listener to stories | Twitter: @IvanLeonheart English Mentor yang memutuskan untuk putar haluan menjadi Kang Kopi, tapi akhirnya putar balik jadi English Teacher lagi di Cakap | Merantau dari Jawa ke kawasan dekat ibu kota. | A Philosopher at heart, but a realist in the playlist. | A man seeking Wisdom in Life through learning Bible, dan juga belajar Konseling di STTRI | Menulis ketika bosan, sedih, senang, dan kenyang. | Jangan ditunggu tulisan selanjutnya, pasti ngga terbit - terbit.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Keluarga A vs Keluarga B

15 April 2019   16:58 Diperbarui: 15 April 2019   17:24 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
mommysmemorandum.com

Keluarga Kecil terbentuk dari 2 keluarga besar yang menyatu. Penyatuan kedua keluarga ini terkadang membawa hal yang sangat lucu kepada generasi penerusnya. Kedua keluarga besar pasti memiliki budaya dan aturan masing -- masing, pertanyaannya, apakah kedua keluarga siap menerima budaya dan aturan satu sama lain? Banyak sekali pengakuan bahwa kedua keluarga bisa menerima satu sama lain dengan baik, sungguh seperti sebuah dongeng yang indah, sayangnya, kenyataan seperti itu langka sekali terjadi zaman sekarang.

Apa yang terjadi ketika ada dua ide yang berbeda? Ada beberapa kemungkinan yang akan terjadi:

  • Kedua ide saling menghargai satu sama lain. Perbedaan bukanlah masalah yang besar.
  • Kedua ide akan menerima satu sama lain, namun diam - diam saling menjatuhkan.
  • Kedua ide mencoba membuat satu ide yang baru yang disetujui oleh keduanya.
  • Kedua ide akan saling menolak, bahkan sampai saling menghina.

Kemungkinan -- kemungkinan itu pasti akan ada potensi untuk terjadi. Kita tidak bisa mengatur untuk memilih nomor berapa yang akan terjadi dalam kehidupan kita. Adapun lagi watak orang -- orang pasti berbeda, dan watak orang tentu tidak bisa kita ubah, apalagi kita atur. Bayangkan saja apabila itu terjadi dalam keluarga kita. Tapi sebenarnya tidak perlu dibayangkan sih, karena kebanyakan dari keluarga kita pasti mengalami kejadian yang sama. Walaupun begitu, kemungkinan yang terjadi bisa jadi berbeda satu sama lain.

Sebenarnya tulisan ini bertujuan untuk membuat anda para pembaca untuk mulai berfikir (bagi yang belum) atau mengingatkan bahwa sesuatu yang berbeda itu memiliki potensi yang sangat luar biasa dalam sebuah hubungan, apalagi hubungan kekeluargaan yang bisa dikatakan sangat rumit. Perbedaan itu pasti ada, jangankan di masyarakat, dalam keluarga saja pasti ada. Nah perhatikan, apa sih efek dari perbedaan ini yang diterima oleh anak kita nanti? "Adek nanti mau seperti Ayah, atau seperti Ibu? Mau ikut budaya Ayah, atau budaya Ibu? Mau dekat dengan keluarga Ayah, atau dengan keluarga Ibu?" Pernahkah terbesit dalam benak anda hal seperti itu? Beberapa dari anda mungkin ada yang berfikir bahwa ini bukanlah hal penting. Ya, memang ini bukanlah hal yang penting, ini hanyalah hal sepele, namun dampaknya sangat besar untuk kedewasaan anak anda nanti.

Keluarga adalah lembaga pendidikan utama dan yang pertama bagi seorang anak. Janganlah kita mencekoki anak kita dengan ego kita masing -- masing. Bukankah kita menginginkan anak kita memiliki masa depan yang cerah? Maka ajarilah kepada anak bagaimana caranya supaya bisa memandang hidup ini supaya lebih cerah. Berikanlah mereka sebuah Mimpi yang tinggi, yang mungkin tidak akan bisa mereka capai. 

Kok jahat sekali memberi mimpi yang terlalu tinggi? Bukan jahat, tapi dengan begitu, anak tidak akan berhenti bermimpi dan berusaha untuk menjadi yang lebih baik lagi. Apa yang terjadi apabila orang berhasil meraih mimpi yang sebelumnya disangka tak mungkin tercapai? Kata -- kata tidak bisa menggambarkannya, biarlah generasi penerus kita yang merasakannya secara langsung, yang tentunya dimulai dari anda. Mulailah dari diri anda sendiri, berdamailah dengan diri anda sendiri, lalu lanjut dengan kedua keluarga anda.

Jangan makan mentah -- mentah kata -- kata mutiara seperti "Perbedaan itu indah". Memang benar perbedaan itu indah, namun untuk mecapai keindahan tersebut, tentu ada perjuangan dan komitmen untuk saling menjaga dan menghargai. Benar kata orang mengatakan "Dalam kehidupan pasti ada plus minusnya, ada baik dan buruknya" namun tidak semena -- mena dengan begitu kita bisa seenaknya saja "Ambil baiknya saja, yang buruk lupakan" itu yang sedikit salah. 

Keburukan orang bukanlah untuk dilupakan, namun jadikanlah itu sebuah pelajaran dan kesempatan untuk bercermin, apakah diri kita juga seburuk apa yang kita tidak suka dari orang lain? Gunakanlah kesempatan dalam kehidupan ini untuk membenahi diri. Tidak perlu kita membenahi orang lain, karena kepribadian orang lain itu urusan mereka sendiri, tak perlu membebani diri kita dengan beban orang lain karena wataknya yang mungkin kurang bisa diterima lingkungan sekitar. Kita tidak bisa berharap dari orang lain untuk memahami kita, namun percayalah, dalam sebuah keluarga, ada berbagai macam keajaiban yang akan bermunculan, apabila kita bisa mendamaikan diri kita, dengan keluarga besar kita.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun