Mohon tunggu...
ivan adilla
ivan adilla Mohon Tunggu... Guru - Berbagi pandangan dan kesenangan.

Penulis yang menyenangi fotografi.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Jimat Anti Malas

21 Mei 2021   22:05 Diperbarui: 21 Mei 2021   22:27 416
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang tamu rumah peninggalan M. Saleh saat saya dan isteri berkunjung pada 30 Desember 2020. Foto Yarsinelia Yunus

Belajar tulis-baca secara privat dengan sarana terbatas, Saleh berhasil memanfaatkan secara sungguh-sungguh kemampuan itu. Ia menjadi pencatat yang rajin. Dalam buku otobiografinya ia mencatat dengan detil jenis barang yang dijual, hutang piutang, jumlah modal hingga harga komoditi yang diperjualbelikan. Catatan itu dikumpulkan dan disimpannya dalam lemari hingga akhir hayatnya. Catatan itulah yag kemudian menjadi rujukan ia menulis biografinya.

Membaca episode-episode perjuangan Saleh melalui liku kemiskinan dan bangkit untuk meraih keberhasilan, penghormatannya pada orang tua dan kejujuran serta jasa orang lain, selalu membakar semangat dalam diri saya. Semangat yang membuat saya bisa mengalahkan kemalasan.

***

kulit depan biografi M. Saleh/goodreads.com
kulit depan biografi M. Saleh/goodreads.com

Saya pertama kali mendapat informasi tentang lbuku ini dari tulisan Tsuyoshi Kato, Rantau Pariaman: Dunia Saudagar Pesisir Minangkabau Abad XIX, dalam Akira Nagazumi (ed.) "Indonesia dalam Kajian Sarjana Jepang". Tak lama kemudian saya berusaha mendapatkan buku tersebut. Pertama kali, saya dapat fotokopi dalam huruf Arab-Melayu dalam bahasa Minang. D

okumen itu hilang karena kurang rapi menyimpannya. Beberapa tahun setelahnya,  saya mendapatkan lagi buku berbahasa Indonesia yang diketik dengan huruf Latin. Menurut informasi di kulit dalam, buku ini diterbitkan secara terbatas oleh sebuah yayasan keluarga. Selain aksranaya yang telah beralih menjadi aksara Latin, buku ini juga telah 'disusun bebas, didandani baru" oleh S.M Latif.

Nama terakhir ini adalah cucu dari Moehammad Saleh. Latif adalah ahli tanaman anggrek yang telah menulis banyak buku tentang tumbuhan kebanggaan Indonesia itu.  Buku karyanya tentang tanaman anggrek masih bisa dibeli secara online hingga saat ini. Ia merupakan  pendiri Sekolah Ekonomi di Kayutanam, Sumatra Barat, tempat Mochtar Lubis pernah bersekolah. 

Jadi, S.M. Latif ini adalah guru Mochtar Lubis. Jika Anda membaca buku "Berkelana di Rimba" karya Mochtar Lubis, kita seakan terbawa dalam petualangan di hutan lebat dengan segala jenis tanaman dan binatang. Tampaknya tulisan itu berasal dari pengalaman penulisnya saat memasuki belantara bukit barisan bersama gurunya itu. Bisa jadi juga, pengalaman di sekolah itulah yang membawa Mochtar Lubis tertarik pada dunia lingkungan hidup menjelang akhir masa hidupnya.

Otobiografi M. Saleh kini menjadi rujukan utama bagi setiap penulis tentang sejarah Pantai Barat Sumatra. Penulis ini dengan detil mencatat pengalamannya berdagang dan mengunjungi berbagai pelabuhan dan pulau sepanjang wilayah itu.  Padahal otobiografi itu sejak semula hanya dimaksudkan sebagai 'kenangan untuk anak cucu, wasiat yang akan ditinggalkan kelak".

Karena amat terkesan dengan buku dan tokoh ini, saya menulis buku kecil dari karya ini. Maksud saya, untuk memperkenalkan dan mengantar generasi muda pada tokoh yang mengesankan itu.  Buku itu tersedia dalam bentuk e book gratis dan bisa dilihat dalam tautan berikut https://gln.kemdikbud.go.id/glnsite/nakhoda-pesisir-barat/ 

Halaman sampul buku yang saya tulis untuk Gerakan Literasi Nasional (GLN)/dokpri
Halaman sampul buku yang saya tulis untuk Gerakan Literasi Nasional (GLN)/dokpri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun