Mohon tunggu...
Muhammad Itsbatun Najih
Muhammad Itsbatun Najih Mohon Tunggu... Aku Adalah Kamu Yang Lain

Mencoba menawarkan dan membagikan suatu hal yang dirasa 'penting'. Kalau 'tidak penting', biarkan keduanya menyampaikan kepentingannya sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Arab Saudi Sohib Selamanya Indonesia

12 Mei 2025   10:03 Diperbarui: 12 Mei 2025   10:03 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Piagam kenang-kenangan momentum berhaji Presiden Sukarno pada 1955. Sumber: dokumen pribadi

Piagam kenang-kenangan momentum berhaji Presiden Sukarno pada 1955. Sumber: dokumen pribadi
Piagam kenang-kenangan momentum berhaji Presiden Sukarno pada 1955. Sumber: dokumen pribadi

Sesuai judul buku, Arab Saudi hendak mengabarkan kepada masyarakat Indonesia mengenai transformasi penting dalam lanskap pembangunan infrastruktur yang terbilang ekspansif. Perluasan Masjidil Haram dan Masjid Nabawi, pembangunan jalan, dan bangunan-bangunan di Riyadh hingga pabrik sabun serta pabrik kulit di Jeddah. Pun, terdapat informasi menarik soal haji, bahwa Raja Saud menghapus cukai atau pungutan dari jemaah haji. Hal ini seiring dengan ibadah haji tidak lagi menjadi sumber keuangan negara; melainkan berganti bersumber pada minyak yang kala itu menjadi primadona sumber daya alam.

60 tahun berselang sejak rilis buku tersebut, Penulis mendapatkan buku album keluaran Kementerian Kebudayaan dan Penerangan Kerajaan Arab Saudi. Dalam buku album bertajuk Pekan Budaya Saudi Arabia di Indonesia itu, pihak Arab Saudi menjejer banyak foto berwarna dan berkertas luks. Kedua buku yang Penulis miliki tersebut, sama-sama menampilkan gambar Ka'bah di lembaran awal beserta kegiatan masyarakat Arab Saudi yang oleh Penulis bisa turut merasakan dampak dari agenda besar transformasi yang cemerlang. Arab Saudi kian eksotis dengan foto tampilan makanan khas, seni tradisional, pakaian adat, keindahan alam, kaligrafi, seni pintal, hingga barisan pemuda yang memainkan alat musik.

Kemitraan humanis

Kian tahun relasi Indonesia-Arab Saudi semakin erat. Seakan menjadi tradisi tahunan, setiap bulan Ramadhan Kerajaan Arab Saudi menyelenggarakan Program Buka Puasa untuk masyarakat Indonesia. Menariknya, acara tersebut selalu tercatat rekor MURI. Pada tahun 2023, acara buka puasa digelar di depan Masjid Raya Sumbar. Sukses pun berlanjut saat acara serupa digelar di Makassar pada Ramadhan tahun 2024. Sementara pada Ramadhan tahun ini dipusatkan di Solo. MURI kembali mencatatkan rekor buka puasa terpanjang lantaran panjang kerumunan buka bersama mencapai 2,8 kilometer.

Selain pemberian Al-Quran dan Program Buka Bersama yang notabene hadiah Raja Salman untuk kaum muslim sedunia, Arab Saudi juga pererat hubungan diplomasi melalui bantuan kemanusiaan. 100 ton kurma diwartakan didistribusikan untuk masyarakat Indonesia. Lebih luas lagi melalui proyek Et'aam, Arab Saudi meluncurkan bantuan sebesar USD17,8 juta kepada 2,3 juta orang di seluruh dunia selama bulan Ramadhan kemarin.

Tiap musim haji, Raja Saudi selalu mengundang seribu lebih umat Islam dari seluruh dunia untuk menunaikan haji. Indonesia pada tahun 2024, mendapat alokasi sebanyak lima puluh orang. Mereka merupakan pejabat negara dan masyarakat umum yang berkontribusi besar pada syiar Islam. Pun, Arab Saudi seyogianya perlu mendapat apresiasi besar lantaran turut serta dalam operasi kemanusiaan dengan mengevakuasi ratusan warga Indonesia yang terjebak perang saudara di Sudan pada tahun 2023. 

Di bawah kepemimpinan Raja Salman bin Abdulaziz Al-Saud dan Putra Mahkota Mohammed bin Salman, peran Arab Saudi dalam konteks geo-politik dan ekonomi di kawasan maupun global telah mendapat banyak pengakuan. Impian besar bersebut Visi Saudi 2030 beserta segala transformasi signifikannya membuat masyarakat internasional terkesima akan laju Arab Saudi sebagai magnet baru yang kian diperhitungkan. Hingga di bidang olahraga sepak bola, Arab Saudi hendak menegaskan diri sebagai negara terbuka nan modernis dengan tanpa menanggalkan identitas jatidiri.

Di sinilah urgensi masyarakat dunia terutama Indonesia bisa membaca lanskap Arab Saudi secara utuh. Dengan kata lain, Arab Saudi dengan kekayaan khazanah kebudayaan sejak lampau, pun sebagai pusat sejarah umat Islam, hingga geliat ekonomi hari ini, perlu menjadi rujukan bahan kajian yang terfokus. Karena itu, bila di sejumlah perguruan tinggi di Indonesia mempunyai ruang kajian America Corner atau Iranian Corner, sudah sepatutnya terdapat pula Saudi Arabia Corner. Kerjasama di bidang pendidikan perlu lebih diluaskan dengan pertukaran pelajar dan penambahan kuota kuliah di jurusan non-agama.

Tak kalah relevan adalah poros Arab Saudi dengan bahasa Arab-nya. Kita mendorong Arab Saudi menjadi semacam pionir dalam ranah internasionalisasi bahasa Arab di luar kawasan Timur Tengah seperti Indonesia. Hal ini terkata urgen lantaran masyarakat dunia perlu merujuk kepada bahasa Arab yang bisa dijadikan acuan penggunaan secara umum dan global.

Karena itu, program The King Salman Global Academy for the Arabic Language, misalnya tampak prospektif untuk terus digalakkan di banyak lembaga pendidikan negara-negara 'ajam macam Indonesia. Arab Saudi mesti tampil menginisiasi untuk pengacuan global bahasa Arab. Hal ini lantaran dua hal: pertama, sejarah teologis-sosiologis di mana kalam Ilahi turun di sana. Kedua, selama ini rujukan sertifikasi internasional bahasa Arab justru mengacu pada Leipzig di Jerman.   

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun