Mohon tunggu...
Ita Siregar
Ita Siregar Mohon Tunggu... Administrasi - Pengarang. Pemetik cerita. Tinggal di Balige.

Merindu langit dan bumi yang baru.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Naftali [21]

21 Oktober 2022   20:03 Diperbarui: 21 Oktober 2022   20:08 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Naftali

Hari pernikahan tiba. Aku merasa santai. Ini seperti pertemuan keluarga. Tak ada yang mesti kukhawatirkan.

Sopir keluarga, Pak Didi, menjemput Thiru ke bandara dua hari sebelum harinya. Nana bilang calon pengantin baru tak boleh melakukan hal-hal yang membahayakan meski kematian adalah misteri. Tiap orang bisa mati kapan saja di tempat dan waktu yang tidak diharapkan.

Aku membuka satu kamar di Hotel Rosewood. Thiru akan tinggal di sana. Ia menolak menginap di rumah Dada meski kukatakan dia akan menempati kamarnya sendiri. 

Pertama aku melihatnya di lobi hotel, ia lebih banyak mengatupkan bibir. Aku tahu dia tak suka sopir menjemputnya. Tetapi ia melebarkan senyum menyalami Robbie, yang menemaniku menunggu di hotel. Kamu seperti lebih tua dua tahun, godaku. Is it, jawab Thiru datar sambil menarik kedua ujung bibirnya ke atas. 

"Kamu tak keberatan kita ke salon dan kamu facial supaya sedikit segar?" tawarku ketika kami sudah tinggal berdua.

"Apa maksudmu dengan facial?" Tidak. Aku akan tidur cepat setelah acara makan malam dengan keluargamu," jawab Thiru.

"Baiklah. Kalau begitu kita ke rumah untuk berkenalan dengan beberapa keluarga. Besok acara kita, kamu mengepas jas,'" kataku.

"Terserah apa katamu," jawab Thiru tanpa memandangku.

"Thiru, kenapa muram seperti itu? Bagaimana pekerjaanmu? Dan Yeoh?" tanyaku.

"Kami sudah kehilangan pekerjaan, Naf. Mereka akan membayarkan pesangon kami minggu depan. Yeoh cukup senang karena pihak asuransi masih mau mengkaver biaya melahirkan Elizabeth sampai tiga bulan ke depan."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun