Mohon tunggu...
Iskandar Zulkarnain
Iskandar Zulkarnain Mohon Tunggu... Administrasi - Laki-laki, ayah seorang anak, S1 Tekhnik Sipil.

Penulis Buku ‘Jabal Rahmah Rendesvous Cinta nan Abadi’, 'Catatan kecil PNPM-MPd', 'Menapak Tilas Jejak Langkah Bung Karno di Ende', 'Sekedar Pengingat', 'Mandeh Aku Pulang' (Kumpulan Cerpen) dan 'Balada Cinta di Selat Adonara' (Kumpulan Cerpen). Ayah. Suami. Petualang. Coba berbagi pada sesama, pemilik blog http://www.iskandarzulkarnain.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

[Resensi Buku] Ali Bin Abi Talib

15 Januari 2017   19:14 Diperbarui: 15 Januari 2017   19:31 1949
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cover Ali Bin Abi Talib (dok.Pribadi)

Ali termasuk salah satu dari sepuluh sahabat Rasulullah Sallallahu ‘alaihi wasallam yang dijamin masuk Syurga. Kecerdasan Ali diakui oleh Nabi. Hanya dia diantara Khulafa’ ar-Rasyidun yang meninggalkan sebuah karya monumental, “Nahj al-Balagah’.

Sejarah membuktikan, bahwa Ali adalah tokoh muda pemberani masa itu. Sebagai tameng hidup nabi, pada saat nabi melakukan hijrah. Membuat ciut nyali musuh dalam beberapa peristiwa penting. Serta penakluk benteng Khaibar. Kontroversi tentang dirinya pun, tak kalah hebatnya, pengangkatan ke-khalifah-an setelah nabi, kematian Ustman bin Affan, pemberontakan dua kelompok  oposisi, Aisyah dan Mu’awiyah hingga terbunuhnya Ali di tangan Ibnu Muljam seorang Khawarij.

Biografi hidup Ali Bin Abi Talib, yang ditulis Ali Audah, sebagaimana yang digaransi oleh penulisnya, Insya Allah bersih dari segala kepentingan dan tidak memihak salah satu kelompok manapun, karena ditulis berdasarkan sumber-sumber sejarah yang kuat dan dapat dipertanggung jawabkan. Bukan hanya bersifat deskriptif melainkan juga berdasarkan study analitis. Sejak kelahirannya hingga dewasa, sampai beliau tutup usia. Semuanya dikupas tuntas disertai analisa yang  tajam.

Ali adalah tokoh yang menarik untuk ditelaah, kedudukannya secara kekeluargaan yang dekat dengan Rasulullah Sallallahu ‘alaihi wasallam,sebagai sepupunya yang telah diasuh Rasulullah Sallallahu ‘alaihi wasallam sejak kecil, dibesarkan dalam didikannya bersama Khadijah, sehingga Ali memandang keduanya sebagai orang tuanya sendiri.

Ali Bin Abi Talib juga, dikenal sebagai seorang sahabat besar, berakhlak mulia, zahid yang dijadikan teladan, bersikap lemah lembut terhadap siapapun dengan kecenderungan pada keadilan dan kebenaran yang sangat kuat. Ali dikenal juga sebagai intelektual, cerdas dan pemberani. Watak dan sifat-sifatnya yang terpuji telah dibuktikan oleh sejarah, diakui secara umum. Dia disegani dan menjadi tempat bertanya para sahabat. Beberapa kali Umar menyebutkan “untung ada Ali diantara kita” ketika Ali mampu menyelesaikan dengan tepat perkara-perkara pelik, seperti perhitungan harta warisan yang syarat dengan perhitungan angka-angka dan penjelasan masalah qada dan qodar.

Satu hal yang juga tidak lazim pada Ali Bin Talib, tentang pemberian nama. Umumnya, pada keluarga Qurais ketika itu, nama seorang anak diberikan oleh sang Ayah. Namun pada Ali, yang memberikan nama adalah Ibunya. Fatimah binti Asad bin Hasyim bin Abdu-Manaf. Dengan nama “Haidar” yang berarti Singa.

Sedangkan Ali adalah nama panggilan yang berarti Agung. Panggilan yang kelak terbukti sama dengan sifat-sifat yang dimiliki oleh Ali.

Pernikahan  Abu Talib dengan Fatimah memperoleh empat orang anak laki-laki, Talib yang pertama, menyusul Aqil dan Ja’far dan akhirnya si Bungsu Ali. Sejak kecil, Ali tinggal bersama Rasulullah Sallallahu ‘alaihi wasallam.Ali juga yang pertama masuk Islam dari golongan anak-anak.

Setelah dewasa, penulis-penulis Biografi dan Sejarah tentang Ali, melukiskan Ali sebagai pemuda yang memiliki fisik yang kuat. Ali tahan terhadap udara yang panas dan tahan pada udara dingin. Konon, masa musim dingin yang luar biasa, sampai membuat orang lain menggigil kedinginan, Ali tahan tidak menggunakan baju dingin. Tenaganya begitu kuat diatas tenaga orang rata-rata. Ali dapat membanting penunggang Kuda berikut Kudanya sekaligus. Menganggkat daun Pintu Gerbang seorang diri.

Pada anak nomer empat dari pasangan Abu Talib dan Fatimah inilah, buku Ali Bin Abi Talib dibahas secara tuntas oleh Ali Audah. Dengan menggunakan metode modern. Tidak memihak, menggunakan data sejarah yang valid dan analisa mendalam tentang hal-hal yang bersifat kontroversial. 

Sebagai pribadi, Ali memiliki kepribadian yang lengkap, Singa di medan tempur, lemah lembut dipergaulan kesehariannya. Akhlak Ali digambarkan sebagai apa yang diriwayatkan dalam sebuah hadist, “Ali maukah jika aku (Rasul) mengajarkan kepadamu perangai yang berlaku dahulu dan sekarang?” “Tentu” Jawab Ali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun