Mohon tunggu...
Isur Suryati
Isur Suryati Mohon Tunggu... Guru - Menulis adalah mental healing terbaik

Mengajar di SMPN 1 Sumedang, tertarik dengan dunia kepenulisan. Ibu dari tiga anak. Menerbitkan kumpulan cerita pendek berbahasa Sunda berjudul 'Mushap Beureum Ati' (Mushap Merah Hati) pada tahun 2021. Selalu bahagia, bugar dan berkelimpahan rejeki. Itulah motto rasa syukur saya setiap hari.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kalau Tidak Jadi Guru Honorer, Aku Tidak Akan Tahu Kalau...

7 April 2024   19:27 Diperbarui: 11 April 2024   07:58 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok. Pribadi/FB Isur Suryati 

Menjadi seorang guru honorer merupakan sebuah perjalanan penuh tantangan dan pengorbanan yang seringkali dilupakan oleh banyak orang. 

Di balik layar kegiatan mengajar yang terlihat sederhana, tersembunyi kisah-kisah pahit dan realitas yang menghimpit. 

Sebagai seseorang yang telah merasakan langsung bagaimana menjadi seorang guru honorer, saya menyadari bahwa pengalaman ini tidak hanya tentang mengajar di kelas, melainkan juga merupakan sekolah kehidupan yang tak ternilai harganya.

Kalau tidak jadi guru honorer, saya tidak akan tahu kalau ...

1. Betapa Besarnya Dedikasi Guru Honorer


Menurut data Kemendikbudristek tahun 2023, terdapat 1.813.451 guru honorer di seluruh Indonesia, setara dengan 57,24% dari total guru di Indonesia. 

Jumlah ini menunjukkan peran vital guru honorer dalam mengisi kekurangan guru di berbagai daerah, terutama di daerah terpencil dan tertinggal.

Gaji guru honorer bervariasi, umumnya jauh di bawah Upah Minimum Regional (UMR). 

Banyak guru honorer yang tidak mendapatkan tunjangan seperti guru PNS, seperti tunjangan kesehatan, hari raya, dan pensiun. 

Kondisi ini tidak menyurutkan semangat mereka dalam mengajar dan mencerdaskan bangsa.

Guru honorer memiliki semangat tinggi dalam mengajar dan mendidik siswa. Mereka kreatif dalam menggunakan berbagai metode pembelajaran untuk menarik minat belajar siswa. 

Banyak guru honorer yang berinisiatif untuk melakukan kegiatan belajar mengajar di luar jam sekolah, seperti memberikan bimbingan belajar gratis.

Banyak guru honorer yang berhasil mengantarkan siswa-siswinya meraih prestasi di berbagai bidang, baik akademik maupun non-akademik. 

Prestasi ini menunjukkan kualitas dan dedikasi guru honorer dalam mengajar.

Gaji yang minim dan tidak menentu tak mampu meredam semangat para guru honorer dalam menjalankan tugas mereka. 

Meskipun dibiarkan terpuruk dalam kondisi finansial yang sulit, mereka tetap bertahan dengan penuh dedikasi, mengajar dengan penuh hati dan semangat. 

Pengalaman ini mengajarkan saya akan ketulusan dan keikhlasan dalam menjalani profesi, meski dihadapkan pada keterbatasan dan ketidakpastian.

2. Masih Banyaknya Anak-Anak yang Membutuhkan Pendidikan Layak

Melalui pengalaman menjadi guru honorer, saya menyadari betapa besar tantangan yang dihadapi oleh anak-anak di pelosok negeri dalam mendapatkan pendidikan yang layak. 

Banyak dari mereka yang harus berjuang melawan kemiskinan dan keterbatasan sumber daya untuk meraih mimpi mereka. 

Pengalaman ini mengajar saya akan pentingnya kesetaraan dalam pendidikan dan perlunya upaya bersama untuk memberikan akses pendidikan yang adil bagi semua anak-anak.

3. Ketahanan Mental dan Fisik yang Diuji

Beban kerja yang tinggi merupakan salah satu tantangan utama yang dihadapi oleh guru honorer. 

Mengajar di beberapa sekolah sekaligus untuk memenuhi kebutuhan hidup seringkali membuat mereka mengalami kelelahan fisik dan mental. 

Meskipun demikian, pengalaman ini mengajarkan saya akan ketangguhan dan keteguhan hati dalam menghadapi tantangan hidup, serta pentingnya menjaga kesehatan fisik dan mental dalam menjalani profesi ini.

4. Kurangnya Penghargaan dan Pengakuan

Guru honorer masih seringkali dipandang sebelah mata oleh masyarakat dan pemerintah. 

Meskipun telah memberikan kontribusi yang besar dalam mencerdaskan bangsa, mereka tidak mendapatkan penghargaan dan pengakuan yang setara dengan guru PNS. 

Pengalaman ini membuat saya menyadari akan pentingnya menghargai dan menghormati setiap individu, tanpa memandang status atau jabatan.

5. Ketidakpastian Masa Depan yang Menghantui

Ketidakpastian akan masa depan merupakan beban yang selalu menghantui para guru honorer. 

Kebijakan pemerintah yang sering berubah membuat mereka tidak yakin apakah akan terus dipekerjakan atau tidak. 

Nasib guru honorer saat guru PPPK diangkat di sekolahnya bervariasi tergantung pada beberapa faktor. 

Jika sekolah masih kekurangan guru, guru honorer dengan kinerja baik kemungkinan akan dipertahankan. 

Namun, jika ada kelebihan guru atau kinerja guru honorer kurang memuaskan, mereka berisiko diberhentikan atau digantikan oleh guru PPPK. 

Kebijakan pemerintah juga memengaruhi, misalnya, rencana penghapusan tenaga honorer atau prioritas penempatan guru PPPK di sekolah negeri. 

Guru honorer disarankan untuk meningkatkan kinerja dan memantau perkembangan kebijakan pemerintah terkait status mereka. 

Selain itu, mereka dapat berkomunikasi dengan pihak terkait di sekolah untuk mendapatkan informasi yang lebih spesifik. 

Kesimpulannya, nasib guru honorer tidak dapat dipastikan secara umum dan bergantung pada kondisi individu di setiap sekolah serta kebijakan yang berlaku.

Pengalaman ini mengajarkan saya akan arti dari kesabaran dan kepercayaan, serta pentingnya memiliki rencana cadangan untuk menghadapi kemungkinan terburuk.

Melalui perjalanan sebagai seorang guru honorer, saya telah belajar banyak hal yang tak ternilai harganya. 

Pengalaman ini telah membuka mata dan hati saya terhadap realitas kehidupan yang kompleks dan penuh warna. 

Meskipun penuh dengan tantangan dan pengorbanan, saya merasa bersyukur telah diberi kesempatan untuk menjalani profesi yang mulia ini. 

Sebab, jika tidak menjadi seorang guru honorer, saya tidak akan pernah benar-benar mengerti arti dari pengabdian, kesabaran, dan keikhlasan dalam menjalani hidup ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun