Mohon tunggu...
Isur Suryati
Isur Suryati Mohon Tunggu... Guru - Menulis adalah mental healing terbaik

Mengajar di SMPN 1 Sumedang, tertarik dengan dunia kepenulisan. Ibu dari tiga anak. Menerbitkan kumpulan cerita pendek berbahasa Sunda berjudul 'Mushap Beureum Ati' (Mushap Merah Hati) pada tahun 2021. Selalu bahagia, bugar dan berkelimpahan rejeki. Itulah motto rasa syukur saya setiap hari.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menjadi Agen Perubahan dalam Menekan Angka Buta Aksara di Indonesia

3 Februari 2023   21:08 Diperbarui: 3 Februari 2023   21:15 238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi menjadi agen perubahan dalam menekan buta aksara (Pexels.com/Pavel Danilyuk)

Menjadi agen perubahan dalam menekan angka buta aksara di Indonesia, sejatinya menjadi tugas kita semua. Siapapun diri kita, yang merasa memiliki kepedulian akan kualitas negara tercinta ini di masa depan. Karena, berdasarkan catatan terakhir Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, angka buta aksara di Indonesia masih cukup tinggi dan mencapai sekitar 20-30% dari total populasi. Ini harus menjadi perhatian penting bagi pemerintah dan masyarakat untuk memprioritaskan pendidikan dan literasi bagi semua lapisan masyarakat.

Mao adalah seorang laki-laki yang lahir dan tumbuh di sebuah desa di Indonesia. Ia terlahir dari keluarga yang tidak mampu dan memiliki orang tua yang buta aksara. Karena keterbatasan pendidikan, Mao juga menjadi buta aksara.

Kesulitan pertama yang dialami Mao adalah sulitnya membaca dan menulis. Ia kesulitan untuk membaca petunjuk pada produk yang dibeli, membaca buku, dan menulis surat. Ini membuatnya merasa kurang percaya diri dan kurang mampu untuk mengambil keputusan dan berpartisipasi dalam kegiatan sosial dan ekonomi.

Kesulitan kedua adalah sulitnya memperoleh pekerjaan yang layak. Karena buta aksara, Mao tidak memiliki keterampilan yang dibutuhkan untuk memenuhi persyaratan pekerjaan yang membutuhkan kemampuan membaca dan menulis. Hal ini membatasi kesempatan kerja dan pendapatan yang ia peroleh, sehingga menimbulkan masalah ekonomi bagi keluarganya.

Kesulitan ketiga adalah sulitnya mengakses informasi dan komunikasi. Mao seringkali kesulitan untuk memperoleh informasi penting seperti informasi tentang peluang usaha atau investasi. Ia juga kesulitan untuk berbicara dan menulis dalam bahasa tertentu, sehingga ia kurang mampu untuk berpartisipasi dalam kegiatan bisnis dan pemerintahan.

Dengan demikian, buta aksara membuat Mao mengalami kesulitan dalam membaca dan menulis, memperoleh pekerjaan yang layak, dan mengakses informasi dan komunikasi. Ia harus berjuang untuk memecahkan masalah-masalah tersebut dan menjalani kehidupan dengan lebih baik.

Guru sebagai agen perubahan 

Guru harus menjadi agen perubahan dalam menekan buta aksara di Indonesia karena mereka memiliki peran dan tanggung jawab yang besar dalam membentuk generasi penerus bangsa. Berikut beberapa alasan mengapa guru harus menjadi agen perubahan dalam hal ini:

Guru dapat membantu membentuk kesadaran siswa tentang pentingnya literasi

Guru dapat membantu membentuk kesadaran siswa tentang pentingnya literasi dan mengajarkan bagaimana menggunakan bacaan dan tulisan untuk memperoleh informasi dan meningkatkan kualitas hidup.

Guru dapat memberikan pendidikan yang berkualitas

Guru dapat memberikan pendidikan yang berkualitas dan memastikan siswa memiliki dasar-dasar yang solid dalam membaca, menulis, dan berhitung, sehingga mereka dapat mengakses informasi dan memanfaatkan peluang-peluang yang tersedia.

Guru dapat membantu membentuk generasi yang berkualitas

Guru dapat membantu membentuk generasi yang berkualitas dan mempersiapkan mereka untuk hidup dan bekerja dengan baik dalam masyarakat yang semakin kompleks.

Guru dapat membantu membentuk budaya membaca dan menulis

Guru dapat membantu membentuk budaya membaca dan menulis dan memastikan siswa memiliki akses yang cukup untuk sumber-sumber belajar.

Guru dapat membantu memperbaiki sistem pendidikan

Guru dapat membantu memperbaiki sistem pendidikan dan memastikan bahwa siswa memiliki akses yang sama untuk pendidikan yang berkualitas.

Dengan demikian, guru harus menjadi agen perubahan dalam menekan buta aksara di Indonesia, karena mereka dapat membantu membentuk kesadaran siswa tentang pentingnya literasi, memberikan pendidikan yang berkualitas, membantu membentuk generasi yang berkualitas, membantu membentuk budaya membaca dan menulis, dan membantu memperbaiki sistem pendidikan.

Apa dan Mengapa bisa buta aksara

Menurut jurnal pendidikan yang saya baca, dijelaskan bahwa buta aksara adalah kondisi dimana seseorang tidak bisa membaca atau menulis, biasanya disebabkan oleh keterbatasan pendidikan atau kurangnya akses terhadap pendidikan.

Penyebab buta aksara bisa disebabkan oleh beberapa hal, antara lain:

1. Kurangnya akses terhadap pendidikan formal


2. Masalah ekonomi yang membuat seseorang tidak bisa melanjutkan sekolah


3. Adanya diskriminasi gender yang memprioritaskan pendidikan untuk laki-laki


4. Adanya konflik atau bencana alam yang mempengaruhi akses terhadap pendidikan


5. Adanya masalah kesehatan mental atau fisik yang membuat seseorang kesulitan dalam belajar.

Kisah tentang guru Bahari sang agen perubahan

Salah satu kisah inspiratif adalah kisah Guru Bahari, seorang guru yang berasal dari sebuah pedesaan terpencil di Indonesia. Guru Bahari memiliki tekad yang kuat untuk membantu anak-anak di desanya agar tidak menjadi buta aksara. Ia berangkat dari situasi dimana tingkat buta aksara di desanya sangat tinggi dan anak-anak tidak memiliki akses yang baik terhadap pendidikan.

Guru Bahari mulai bekerja dengan mengajar secara mandiri. Ia membuat program belajar mengajar yang menyenangkan dan mudah dipahami bagi anak-anak. Ia juga membuat berbagai media pembelajaran yang inovatif, seperti bahan ajar yang terbuat dari bahan-bahan alami yang mudah didapatkan.

Guru Bahari tidak hanya membantu anak-anak membaca dan menulis, tetapi juga membantu mereka memahami nilai-nilai hidup yang positif seperti toleransi, kerja keras, dan solidaritas. Ia menjadi role model bagi anak-anak, dan mereka sangat menghormatinya.

Usaha keras dan dedikasi Guru Bahari sangat membantu menekan angka buta aksara di desanya. Anak-anak yang dulunya tidak bisa membaca dan menulis, sekarang sudah bisa dan juga memiliki pengetahuan yang luas. Bahkan, beberapa anak yang pernah diajar oleh Guru Bahari sekarang sudah menjadi pemimpin masyarakat yang berdedikasi dan memiliki visi yang jelas untuk memajukan desanya.

Guru Bahari menjadi bukti bahwa satu orang bisa menjadi agen perubahan yang besar dan membantu memajukan masyarakat. Ia menunjukkan bahwa dengan tekad yang kuat dan dedikasi, seseorang bisa membuat perbedaan besar bagi orang lain.

Cara Guru Bahari mengajarkan menulis dan membaca

Keberhasilan guru Bahari dalam menekan angka buta aksara di desanya, tidak terlepas dari perjuangan dan upayanya dalam mengajar. Berikut adalah beberapa metode yang digunakan oleh Guru Bahari untuk membantu anak belajar menulis dan membaca:

  1. Latihan berkala: Latihlah anak membaca dan menulis secara rutin setiap hari agar kemampuan mereka meningkat.

  2. Gunakan media visual: Tambahkan gambar dan ilustrasi pada bahan ajar untuk membantu mempermudah pemahaman anak.

  3. Buat pembelajaran menyenangkan: Buat permainan atau aktivitas yang menyenangkan seperti menulis dan membaca cerita bersama, membuat peta kata, atau bermain teka-teki kata.

  4. Arahkan anak untuk membaca buku-buku yang sesuai dengan tingkat kemampuannya: Pilihkan buku-buku yang sesuai dengan tingkat bacaan anak agar mereka tidak merasa terintimidasi dan lebih semangat belajar.

  5. Sediakan lingkungan yang kondusif: Sediakan lingkungan yang tenang dan kondusif agar anak dapat belajar dengan optimal.

  6. Dukung dengan pujian: Berikan pujian dan dukungan setiap kali anak melakukan kemajuan dalam belajar menulis dan membaca.

  7. Buat rutinitas belajar: Buat rutinitas belajar yang konsisten agar anak terbiasa dan lebih semangat belajar.

Metode yang tepat dan cepat akan bervariasi tergantung dari tingkat kemampuan dan minat anak. Kombinasi dari beberapa metode yang sesuai dengan kebutuhan anak biasanya akan memberikan hasil yang optimal.

Setiap kita adalah agen perubahan

Dalam menekan angka buta aksara di Indonesia, setiap individu dapat menjadi agen perubahan yang berpengaruh. Mulai dari membantu keluarga dan lingkungan sekitar, hingga berpartisipasi dalam program-program pendidikan dan literasi, setiap tindakan kecil dapat membantu memajukan literasi di negara ini. 

Kita harus bersama-sama memahami pentingnya literasi dan memprioritaskan pendidikan bagi semua lapisan masyarakat. Jika kita bekerja sama dan tekun dalam mewujudkan masa depan yang lebih baik bagi generasi berikutnya, kita dapat memastikan bahwa angka buta aksara di Indonesia akan terus menurun dan literasi akan menjadi norma bagi semua orang.

#Buta Hurup

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun