Siapa yang tidak kenal tapai singkong, si masam manis dengan rasa yang khas sebagai produk fermentasi. Membuatnya sangat mudah, tapi sering di video tutorial membuat tape itu dibuat seolah-olah sulit.Â
Tapai bukan sekedar makanan lokal yang bisa menjadi alternatif pangan lokal MBG. Di balik teksturnya yang lembut dan rasa manis asamnya yang khas, tersembunyi sebuah proses bioteknologi pangan sederhana yang menghasilkan manfaat luar biasa.
Saya baca di medsos, membuat tapai harus dikerik atau dibersihkan kulit arinya. Padahal kulit ari ketela itu yang berwarna Pink tebal. Itu yang harus dikupas. Setelah itu tidak perlu dikupas atau dikerik apalah. Cukup dicuci bersih, dan dikukus juga dijaga kebersihan nya agar tidak terkontaminasi organisme lain. Setelah dingin ditaburi ragi secara merata, dan ditunggu proses fermentasi nya 2-3 hari.
Kebetulan saya baru membuat tapai, dan ini hari ke-2 sudah jadi,  lunak, kesat dan  mois, juga sangat manis. Saat Pembuatannya juga tidak ditambah gula. Sebab proses fermentasi tape, mengubah karbohidrat kompleks (pati)  menjadi gula sederhana  glukosa dan maltosa yang memberi rasa manis, jadi tidak perlu ditambah gula.Â
Sungguh semudah dan sesimple itu membuat tape!Â
Mungkin masih jarang yang tahu kalau tapai merupakan salah satu makanan sebagai sumber probiotik alami.Â
Rahasia pembuatan Tape
Salah satu tips untuk mbuat tape agar menghasilkan produk tape yang bagus ada pemilihan bahan baku ketela.
Kualitas tape sangat bergantung pada bahan baku utamanya, yaitu ketela pohon atau singkong (Manihot utilissima).Â
Tidak semua singkong bisa menghasilkan tape terbaik.
 1. Pilih Singkong yang Tua dan Berkualitas Baik
Singkong yang usianya sudah lewat enam bulan tetapi kurang dari satu tahun sering dianggap ideal. Singkong harus segar, tidak busuk, tidak berjamur, dan memiliki kandungan pati yang tinggi.
2. Tekstur dan Warna