Mohon tunggu...
Isti  Yogiswandani
Isti Yogiswandani Mohon Tunggu... Penulis buku Kidung Lereng Wilis(novel) dan Cowok Idola (Kumpulan cerpen remaja)

Freelancer, suka traveling, dan kuliner.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Halal Bihalal Tidak Ada Dalam Kamus Arab: Bagaimana dengan 5S?

16 April 2025   09:03 Diperbarui: 16 April 2025   21:51 1098
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Halal bihalal PKK Dusun Mbuluh, Mbotan dan Sarangan pada lebaran 2025(dokumentasi PKK Dusun Mbuluh: Idarotul)

3. Momen berkumpul dan berbagi 

4. Perayaan kemenangan setelah puasa ramadan.

Tausyiah Bpk KH Marsidi dalam acara halal bihalal PKK Dusun Mbuluh,  Mbotan,  dan Sarangan.

Pada saat acara halal bihalal dusun Mbuluh , Mbotan dan Sarangan tadi, Selasa 15 April 2025, di samping acara rutin arisan PKK, juga ada sambutan dari Bu Wiwik, selaku Bu Kamituwo atau Bu Kadus Mbuluh, Bu Alfiah selaku tuan rumah, juga diisi tausiyah dan doa yang diberikan oleh Tuan Rumah Bapak KH Marsidi.

Bapak KH Marsidi sedang memberikan tausyiah pada acara halal bihalal PKK dusun Mbuluh Mbotan dan Sarangan (dokumentasi pribadi)
Bapak KH Marsidi sedang memberikan tausyiah pada acara halal bihalal PKK dusun Mbuluh Mbotan dan Sarangan (dokumentasi pribadi)

Dalam tausiyahnya, beliau memberikan beberapa poin penting tentang halal Bihalal, yaitu:

1. Halal bihalal adalah tradisi di Indonesia yang tidak dijumpai di Arab.

Halal bihalal merupakan akulturasi budaya Jawa sungkeman dan kebiasaan meminta maaf dalam Islam.

Halal bihalal mulai diperkenalkan di era presiden Soekarno atas ide KH Kasbulah dari Jombang yang saat itu berada di bawah bendera partai NU.

2. Kalau Halal bihalal tidak dikenal di Arab, kenapa dilakukan muslim di Indonesia?

Selanjutnya, beliau menambahkan tentang hadis  yang menyatakan, Allah akan  memberikan ampunannya, pada manusia yang memberikan maaf.

"Maafkanlah, niscaya kamu akan dimaafkan oleh Allah (HR AT Thabrani).

Meminta maaf pada sesama manusia juga diperintahkan Allah, sebab jika kita meninggal dan kita masih mempunyai kesalahan pada orang lain, maka kita akan dibakar dalam api neraka untuk menebus dosa kita yang belum dimaafkan . Barulah kita bisa mendiami SurgaNya.

Yang dianjurkan adalah segera meminta maaf saat melakukan kesalahan. Tapi bagaimana kalau kita tidak sengaja menyakiti orang lain dan tidak sadar, sehingga tidak meminta maaf, padahal orang yang kita sakiti memendam bahkan mendendam?

Nah, untuk itulah perlu suatu tradisi saat kita saling meminta maaf meski tidak merasa bersalah dengan tulus ikhlas juga memaafkan secara terang-terangan atau diam-diam memaafkan saat orang lain yang tidak sadar telah menyakiti dan disakiti saling memaafkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun