Mohon tunggu...
Isti Yogiswandani
Isti Yogiswandani Mohon Tunggu... Ibu rumah tangga - Penulis buku Kidung Lereng Wilis(novel) dan Cowok Idola (Kumpulan cerpen remaja)

Peringkat 3 dari 4.718.154 kompasianer, tahun 2023. Suka traveling, dan kuliner.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Nestapa di Akhir Warsa

5 Februari 2023   15:09 Diperbarui: 5 Februari 2023   20:06 556
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Silakan.Kalau setuju, akan segera kami proses. Kalau tidak setuju, silakan pasien dibawa pulang, karena kasihan pasien lain, bisa tertular, " Kata petugas lagi. 

Akhirnya kami setuju ibu melakukan tes PCR, dengan harapan ibu bisa ditangani secara tepat, dan cepat sembuh. Apalagi di ruang isolasi ada kacanya, sehingga kami bisa tetap memantau kondisi ibu. 

Tak lama ibu dimasukkan ruang isolasi. Saat itu kondisi ibu sudah mulai membaik, hanya batuknya yang masih mengkhawatirkan. 

Tes PCR dilakukan 2 kali, pada hari senin dan selasa. Tapi hasilnya baru akan diberitahukan saat tes terakhir sudah dilaksanakan. 

Alhamdulillah, ternyata hasil PCR ibu negatif, sehingga pada hari rabu, ibu sudah bisa keluar dari ruang isolasi, dan dipindah ke ruang HCU. Sedikit lebih baik dari ruang ICU. Tapi saat itu kondisi ibu tak sadar, atau tertidur, dan tensinya kembali tinggi. Padahal sebelum masuk ruang isolasi kondisi ibu sudah membaik. 

Hari Kamis, 22 Desember adalah jadual ibu Hemodialisis, atau cuci darah. Sebelumnya, jadual ibu 2 kali seminggu. Tapi karena kondisi ginjalnya sudah membaik, bahkan dari hasil laboratorium sudah normal, jadi diubah menjadi seminggu sekali. 

Saat mau menjalani HD, tensi ibu sangat tinggi, mencapai 185/

Sangat beresiko sebenarnya. Tapi atas rekomendasi dokter dan petugas HD, cuci darah tetap dilaksanakan. 

Saat HD, kondisi ibu sempat ngedrop. Gulanya sangat rendah, sekitar 65, sehingga harus 2 kali disuntik cairan gula. Bahkan tensi ibu sempat mencapai angka 275/sekitar 150.

Saat itu saya sangat panik. Beruntung kakak sulung segera datang, paling tidak ada teman untuk berbagi rasa. 

Berkali-kali saya mengungkapkan kekhawatiran pada petugas HD yang saat itu cuma berdua  atau bertiga karena banyak yang cuti akhir tahun. Sementara berkali-kali alarm mesin HD banyak yang berbunyi, baik punya ibu, atau pasien lain. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun