Mohon tunggu...
Iis Siti Aisyah
Iis Siti Aisyah Mohon Tunggu... Freelancer - Teacher | Reader | Freelance Writer

Penikmat buku dan coklat secara bersamaan. Sini nyoklat di jejaksuaraa.blogspot.com :)

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Artikel Utama

Membangun Bahasa, Mencipta Generasi Bangsa

1 Juni 2018   20:59 Diperbarui: 2 Juni 2018   03:08 2041
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya teringat dengan teori keseimbangan IQ, EQ, dan SQ yang pernah diajarakan oleh Ary Ginanajar seorang motivator ESQ. Selain itu, teman saya juga berkomentar hal serupa di facebook, menurutnya bunuh diri tersebut adalah bagian dari kekurang seimbangan antara kepintarannya itu dengan Emotional Quatient (EQ) dan Spritual Quotient (SQ).

Dan, saya justru teringat dengan buku yang pernah saya baca tentang kecerdasan lain yang dikenalkan oleh Paul Stoltz, menurutnya, ada kecerdasan lain selain, IQ, EQ, dan SQ, yaitu yang disebut dengan AQ (Adversity Quotient). 

AQ adalah kecerdasan yang dimiliki seseorang untuk mengatasi kesulitan hidup dan bertahan hidup, atau bisa juga disebut dengan ketahanan atau daya tahan seseorang ketika mengahadapi permasalahan.

Stoltz menuturkan ada 3 tipe orang dalam mengahadapi permaslahan:

1. Mudan Menyerah ( Quiter)

2. Banyak Perhitungan (Camper)

3. Ulet dan Menyelesaikan Masalah dengan Baik (Climber)

Memang sangat sulit mengukur keseimbangan dan kecerdasan anak tersebut dari segi EQ, SQ, ataupun AQ tetapi mungkin bisa dilatih sejak kecil dengan cara banyak diajak memikirkan kemungkinan-kemungkinan dan bagaimana iman mengatur segalanya. 

Di sinilah bahasa sangat diperlukan dalam keluarga, bukan hanya di sekolah, yaitu dengan cara banyak diajak untuk berdiskusi ataupun berbincang santai namun berisi, sehingga anak merasa memiliki orang yang bisa untuk diajak berbagi dan tidak untuk dipendam sendiri. 

Semoga, tidak ada kejadian lagi anak pintar bunuh diri, bangsa ini butuh orang yang bukan hanya berani, tetapi kuat secara iman, emosi, dan kecerdasan lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun