Mohon tunggu...
Isson Khairul
Isson Khairul Mohon Tunggu... Jurnalis - Journalist | Video Journalist | Content Creator | Content Research | Corporate Communication | Media Monitoring

Saya memulai hidup ini dengan menulis puisi dan cerita pendek, kemudian jadi wartawan, jadi pengelola media massa, jadi creative writer untuk biro iklan, jadi konsultan media massa, dan jadi pengelola data center untuk riset berbasis media massa. Saya akan terus bekerja dan berkarya dengan sesungguh hati, sampai helaan nafas terakhir. Karena menurut saya, dengan bekerja, harga diri saya terjaga, saya bisa berbagi dengan orang lain, dan semua itu membuat hidup ini jadi terasa lebih berarti.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Asmariah Supriyadi, Lin Qun dari Taiwan, dan Literasi Pekerja Migran

13 Februari 2024   16:37 Diperbarui: 13 Februari 2024   16:39 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Titik awal Jelajah Literasi. Foto: Dok. Asmariah

Di kesempatan yang sama, Asmariah Supriyadi juga akan berbagi inspirasi sekaligus motivasi kepada pegiat literasi di tanah air. Kita tahu, Asmariah Supriyadi adalah aktivis literasi dari Pustaka Bergerak Indonesia (PBI) yang paling intens berbagi buku ke berbagai komunitas literasi di wilayah Tertinggal, Terdepan, dan Terluar (3T) Indonesia.

Agaknya, karena itulah pada Senin, 18 Desember 2023 lalu, Harian Kompas   menampilkan Asmariah Supriyadi, hampir satu halaman penuh. Yang mewawancarai sekaligus menuliskannya adalah Budi Suwarna, Kepala Desk Budaya Kompas. "Sudah lama kami berencana mewawancarai Asma, tapi belum dapat waktu yang tepat. Jelajah Literasi yang ia lakukan, luar biasa," tutur Budi Suwarna, pada Jumat, 15 Desember 2023 lalu.     

Secara berkala, Asmariah memang intens melakukan program Jelajah Literasi ke wilayah 3T. Setelah kegiatan di BacaDiTebet, Asmariah Supriyadi dan Lin Qun langsung bergerak ke Bali, Lombok, dan Bima. Asmariah sudah menyusun program Jelajah Literasi tersebut secara detail. Mereka akan berkunjung ke berbagai komunitas literasi dan ke sejumlah kampus.

Di titik-titik tersebut, mereka akan berbagi pengalaman dan motivasi tentang ber-literasi. Selain itu, mereka juga menggelar diskusi untuk pendalaman ber-literasi. Asmariah menyebut, ia akan membawa sejumlah buku dari para donatur untuk dibagikan ke berbagai komunitas literasi.

Oh, ya, kunjungan Lin Qun ke Indonesia kali ini, merupakan kunjungan yang kedua kalinya. Pada kunjungan yang pertama, pada tahun 2018, Asmariah menggulirkan program Jelajah Literasi untuk warga binaan di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Narkotika Kelas IIA Yogyakarta. Di kesempatan tersebut, Asmariah Supriyadi dan Lin Qun beserta pegiat literasi lainnya, merintis berdirinya perpustakaan di Lapas.

Selain itu, mereka juga mengadakan workshop menulis yang diikuti oleh para warga binaan di Lapas. "Saya memulainya dengan dana pribadi, kadang patungan dengan teman-teman pegiat literasi yang lain," ujar Asmariah mengenai sumber dana Jelajah Literasi yang ia lakukan. Dari pengalamannya, ketika kegiatan sudah digulirkan, ada saja donatur yang terketuk hati mereka untuk melakukan donasi.

Di perbincangan dengan Lin Qun dan Asmariah Supriyadi pada Kamis, 15 Februari 2024 nanti di BacaDiTebet, tempat difasilitasi oleh Wien Muldian dan Kanti W. Janis. Sastrawan Kurnia Effendi selaku moderator, akan memandu perbincangan tersebut.

Jejak Pustaka Bergerak, kemudian di-branding menjadi Pustaka Bergerak Indonesia (PBI), sesungguhnya sudah cukup lama. Gerakan buku mendatangi pembaca ini, dirintis oleh Nirwan Ahmad Arsuka, pada tahun 2014. Ia alumnus Jurusan Teknik Nuklir, Fakultas Teknik Universitas Gajahmada (UGM), angkatan 1986.

Ada 3.000 lebih simpul dan melibatkan 27.000 relawan literasi di seluruh Indonesia, yang bergerak secara simultan membawa berjuta buku ke berjuta pembaca di seluruh pelosok Indonesia. Tujuan utamanya, untuk menumbuhkan minat baca anak-anak bangsa di pelosok-pelosok Tanah Air.

Karena, sebagai pemilik masa depan, anak-anak bangsa tersebut harus berbekal ilmu pengetahuan serta kecerdasan, agar mereka berhasil mengarungi kehidupan. "Buku bisa membantu," ujar Nirwan Ahmad Arsuka, yang meyakini pentingnya buku bagi kemajuan suatu bangsa.

Jakarta, 13 Februari 2024

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun