Kupeluk sinar bulan. Tubuhku kedinginan.
Di gerbang cahaya yang berkilauan akan segera nampak di depan kita sebuah gereja tua.
Gereja Usia 20 Tahun
Opening sajak Meditasi itu, langsung melintas dalam ingatan. Abdul Hadi Wiji Muthari menulisnya tahun 1974. Bait-bait sajak itu terus melintasi ingatan, tatkala Senin, 6 November 2023 lalu, saya menyusuri Jalan Mentawai I.
Mentawai? Itu bukan nama yang asing buat saya yang lahir di Provinsi Sumatera Barat. Mentawai adalah sebuah Kabupaten di provinsi tersebut. Kabupaten itu terdiri dari lebih 70 pulau, berjarak sekitar 100 mil dari Sumatera Barat, yang berada di Pulau Sumatera.
Adalah August Lett, misionaris pertama yang menginjakkan kaki di bumi Mentawai, pada tahun 1901. Ia tiba dari arah pantai selatan Pagai Utara. Kita tahu, Pagai Utara, Pagai Selatan, Sipora, dan Siberut adalah empat pulau utama di Kabupaten Mentawai.
Ketika August Lett tiba, penduduk Mentawai pada masa itu menganut kepercayaan yang disebut Arat Sabulungan. Mereka percaya bahwa segala sesuatu memiliki ruh dan jiwa. Mereka sudah bermukim di Mentawai, sejak 2000--500 Sebelum Masehi.
Jalan Mentawai I yang saya susuri pada Senin malam itu, bukan di Provinsi Sumatera Barat. Tapi, di Kota Solo, Surakarta, Provinsi Jawa Tengah. Tepatnya, di Kelurahan Gilingan, Kecamatan Banjarsari. Tak lama melangkah, saya sudah berhadapan dengan GPIA Sola Gratia, Gereja Pantekosta Isa Almasih Sola Gratia.
Bangunan ibadah bercat putih itu, seolah menegaskan sebuah gereja tua, sebagaimana dinarasikan sajak Meditasi di atas. Ya, memang sebuah gereja tua. Pendeta Muda GPIA Sola Gratia, Yusuf Barnabas, pernah menuturkan, GPIA Sola Gratia pada mulanya adalah gereja di selatan Terminal Tipe A Tirtonadi, Solo.
Selama lima tahun, gereja tersebut menjadi rumah ibadah warga yang bermukim di sekitar Terminal Tipe A Tirtonadi dan warga Kelurahan Mojosongo, Kecamatan Jebres, Solo. Kemudian, gereja tersebut pindah lokasi ke Jalan Mentawai I No. 29, Kelurahan Gilingan. Â
Pembangunannya dimulai awal tahun 2002 dan digunakan sebagai rumah ibadah sejak tahun 2003. Artinya, GPIA Sola Gratia tersebut sudah ada sejak 20 tahun yang lalu. Pendeta Muda GPIA Sola Gratia, Yusuf Barnabas, menyebut, kini jumlah jemaat gereja itu sekitar 200 orang.
Masjid Usia 1 Tahun
Di depan gereja berusia 20 tahun tersebut, kini berdiri megah Masjid Sheikh Zayed. Pada Selasa, 14 November 2023 lalu, masjid itu memasuki usia 1 tahun. Presiden Joko Widodo bersama Presiden Uni Emirat Arab (UEA), Mohammed bin Zayed Al Nahyan (MBZ), meresmikannya pada Senin, 14 November 2022 pagi.
Usai peresmian, kedua kepala negara melakukan prosesi penanaman pohon Sala di halaman masjid. Sala (shorea robusta) termasuk pohon jenis Meranti (shorea), yang berasal dari anak benua India. Pembangunan masjid tersebut menelan biaya sekitar Rp 300 miliar, yang seluruhnya dibiayai oleh Pemerintah UEA.
Menatap kedua rumah ibadah dengan rentang usia 20 tahun itu, hati saya bergetar. Sudah sepatutnya, kedua rumah ibadah yang berdekatan tersebut, mempertebal rasa persaudaraan jemaat GPIA Sola Gratia dan jamaah Masjid Sheikh Zayed, khususnya yang melintasi Jalan Mentawai I. Hendaknya, yang berdekatan bukan hanya bangunannya, tapi juga pikir serta rasa sesama manusia.
Jemaat Gereja Kristen Jawa (GKJ) Joyodiningrat dan jamaah Masjid Al Hikmah Kratonan, patut dijadikan rujukan. Kedua rumah ibadah itu bersebelahan, di Jalan Gatot Subroto, Solo. GKJ Joyodiningrat didirikan sekitar tahun 1939, di atas tanah yang dibeli dari seorang muslim. Masjid Al Hikmah Kratonan dibangun pada tahun 1947.
Setidaknya, sudah 76 tahun kedua rumah ibadah itu berdampingan. Tentu, para pengelola serta jemaat dan jamaah di sana sudah berpengalaman mengelola serta merawat kerukunan. Berlapang hati menghadapi perbedaan, agaknya menjadi salah satu kunci tumbuh suburnya rasa kebersamaan, kerukunan.
Di Jakarta, ada dua rumah ibadah yang sudah berdampingan lebih dari 100 tahun. Masjid Al-Istikharah berdiri sejak tahun 1913 dan Gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) yang didirikan tahun 1919. Kedua rumah ibadah tersebut berdampingan di Jalan Kramat IV, Kelurahan Kernolong, Senen, Jakarta Pusat.
Sesungguhnya, kita tak pernah kekurangan rujukan, untuk dijadikan contoh merawat kerukunan. Keberagaman adalah darah daging negeri ini, karena bangsa ini didirikan dengan kekuatan keragaman.
Berdiri di antara GPIA Sola Gratia dan Masjid Sheikh Zayed, saya menggumamkan petikan lain dari sajak Meditasi: Â
Di sini semenjak lama aku adalah seorang rahib yang mengheningkan
cipta dalam sebatang kayu.
Kebenaran kudapat dari embun dan mawar.
Abadi.
Jakarta, 15 November 2023
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI