"Pasien OTG, trennya masih tetap meningkat," ujar Mayjen Tugas Ratmono, Koordinator RSDC Wisma Atlet. Untuk mengantisipasi hal itu, Tower 8 Wisma Atlet Pademangan, dipersiapkan. Tujuannya, agar pasien Covid-19 orang tanpa gejala (OTG) leluasa melakukan isolasi mandiri di sana.
Antisipasi Tambahan Ruang Isolasi
Mayjen Tugas Ratmono selalu mencermati kondisi penyebaran Covid-19, secara saksama. Pergerakan pasien yang sudah pulih dan yang baru masuk RSDC Wisma Atlet, ia pantau dengan cermat. Melalui aplikasi digital, ia leluasa mendeteksi situasi kondisi terkini, dengan cepat. Dengan demikian, Mayjen Tugas Ratmono selaku Koordinator RSDC Wisma Atlet, bisa langsung memimpin tim kerja untuk melakukan antisipasi.
Pada Senin (28/09/2020), misalnya. Mayjen Tugas Ratmono menuturkan, hingga Senin itu, pukul 06.00 WIB, sebanyak 90 persen lebih tempat tidur di Tower 4, sudah dihuni pasien OTG. Total kapasitas Tower 4 itu mencapai  1.546 tempat tidur. Pada saat yang sama, Tower 5 dengan kapasitas yang sama, sudah dihuni sekitar 39 persen pasien OTG.
Tower 8 itu terdiri dari 18 lantai dengan 524 kamar. Ada yang berisi 2 tempat tidur, ada pula yang 3 tempat tidur. Menurut Mayjen Tugas Ratmono, Â Tower 8 itu bisa menampung 1.548 pasien, untuk tempat isolasi mandiri bagi Orang Tanpa Gejala (OTG) Covid-19.
"Ini untuk mengantisipasi lonjakan pasien OTG, yang membutuhkan ruangan isolasi mandiri. Kita sedang finalisasi semua kebutuhan kelengkapan operasional, untuk memastikan semua sistem berjalan dengan baik. Paling tidak, besok pagi sudah bisa dipakai," ungkap Mayjen Tugas Ratmono, pada Senin (28/09/2020).
Kerja Cerdas Sekaligus Strategis
Langkah antisipasi tersebut, tentu saja melegakan banyak pihak. Ini bagian dari gerakan percepatan penanganan Covid-19, yang dipimpin oleh Mayor Jenderal TNI Dr. dr. Tugas Ratmono, Sp.S., M.A.R.S., M.H selaku Koordinator RSDC Wisma Atlet. Mayjen Tugas Ratmono adalah juga Kepala Pusat Kesehatan Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Secara total, Tower 4, 5, 6, 7, dan 8 yang digunakan untuk merawat pasien Covid-19, mampu menampung sampai 7.500 lebih pasien Covid-19. Ini tentulah sebuah langkah besar pemerintah, dalam upaya percepatan penanganan pandemi Covid-19. Rata-rata untuk 1 tower, ada 100 orang tim kerja yang terlibat dalam pengoperasiannya.
Mereka terdiri dari dokter, perawat, tenaga kesehatan lainnya, psikolog, ahli gizi, psikiater, sampai ke petugas kebersihan. Semua bahu-membahu bertugas untuk memulihkan pasien. Pada Senin (28/09/2020) siang, Letnan Kolonel Laut Muhamad Arifin memandu sejumlah media mengunjungi Tower 8 Wisma Atlet Pademangan tersebut.
Kunjungan siang itu juga ditemani oleh Dokter Andita Indranawan dari Kementerian Kesehatan. Di depan Tower 8, sebuah tenda besar didirikan. Di tenda itu, Letkol Muhamad Arifin selaku Komandan Lapangan RSDC Wisma Atlet memberikan arahan kepada tim kerja tentang prosedur keluar-masuk pasien, alur tenaga kesehatan, serta proses pembilasan tim kerja sebelum melepas alat pelindung diri (APD).
Di lobi Tower 8, sejumlah tim kerja nampak sibuk melakukan simulasi, khususnya mengenai standard operating procedure (SOP). Mayjen Tugas Ratmono selaku Koordinator RSDC Wisma Atlet, sudah merancang SOP, yang tujuan utamanya adalah melayani pasien sebaik-baiknya serta melindungi tenaga kesehatan secara cermat.
Letkol Muhamad Arifin selaku Komandan Lapangan RSDC Wisma Atlet, mengeksekusi serta mengawasi pelaksanaan di lapangan. Di bagian dalam lobi itu, Letkol Muhamad Arifin menunjukkan suatu area yang sudah terisi kursi lengkap, dengan pembatas jendela kaca lebar-lebar. Di sebelahnya, ada ruangan lain yang cukup luas, yang sudah ditempatkan dua tempat tidur di sana, lengkap dengan tabung oksigen besar.
Selanjutnya, Letkol Muhamad Arifin membawa rombongan media ke lantai 8. Di lantai itu, ia menunjukkan kamar yang akan ditempati OTG, sebagai ruangan isolasi mandiri. Ada 3 tempat tidur di sana, dengan 1 kamar mandi, lengkap dengan kloset duduk dan shower untuk air panas dan air dingin. Juga, ada ruang tamu dengan kursi dan meja tamu, lengkap dengan modem internet.
Suasana kamar tersebut nyaman. Dari jendela kamar, nampak pemandangan kawasan Pademangan, dengan beragam aktivitas warga di sana. Di lantai 8 itu, ada satu area yang lumayan luas, yang bisa digunakan oleh mereka yang menempati lantai tersebut. Area itu tanpa jendela, hingga angin serta cahaya matahari leluasa menerobos ke sana.
"Penghuni lantai ini, bisa duduk-duduk santai di sini," ujar Letkol Muhamad Arifin, "jika mereka bosan dalam kamar. Di area ini, sesama penghuni bisa saling berinteraksi, dengan tetap disiplin pada protokol Covid-19, tentunya." Suasana kamar ber-AC yang nyaman serta area interaksi yang lapang, diharapkan turut mempercepat pemulihan pasien.
Jakarta 30-09-2020