Mohon tunggu...
Isson Khairul
Isson Khairul Mohon Tunggu... Jurnalis - Journalist | Video Journalist | Content Creator | Content Research | Corporate Communication | Media Monitoring

Kanal #Reportase #Feature #Opini saya: http://www.kompasiana.com/issonkhairul dan https://www.kompasiana.com/issonkhairul4358 Kanal #Fiksi #Puisi #Cerpen saya: http://www.kompasiana.com/issonkhairul-fiction Profil Profesional saya: https://id.linkedin.com/pub/isson-khairul/6b/288/3b1 Social Media saya: https://www.facebook.com/issonkhairul, https://twitter.com/issonisson, Instagram isson_khairul Silakan kontak saya di: dailyquest.data@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Jose Rizal Manua, Buku Secondhand, dan Broadway

11 September 2019   18:33 Diperbarui: 13 September 2019   17:29 252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jose Rizal Manua bukanlah sosok yang asing. Khususnya, bagi para peminat seni. Ia deklamator puisi yang tangguh, juga sutradara teater anak-anak yang mendunia. Ia dosen Teater dan Film di Institut Kesenian Jakarta (IKJ). Demi meningkatkan minat baca publik, ia mendirikan Galeri Buku Bengkel Deklamasi. "Kita bisa mempelajari dunia, dengan membaca," ujarnya.

Tanah Air yang Murah Hati   

Tanah Air adalah dua kata yang sangat akrab dengan Jose Rizal Manua. Kenapa? Karena, tanah dan air adalah wujud nyata dari kehidupan yang sesungguhnya. Tidak terbayangkan, seperti apa kehidupan, tanpa tanah dan air. Juga, akan seperti apa nasib seseorang, tanpa tanah air.

Filosofi tanah dan air itulah, antara lain, yang mendorong Jose Rizal Manua mendirikan kelompok teater, yang ia namai Teater Tanah Air. "Sejak didirikan 14 September 1988, Teater Tanah Air adalah teater kehidupan, sebagai ranah pendidikan untuk anak-anak," ungkap Jose Rizal Manua.

Ya, Teater Tanah Air adalah teater anak-anak. Sejak didirikan hingga kini, kelompok teater tersebut tidak memiliki ruang latihan khusus. Mereka sejak dulu selalu latihan di ruang publik yang terbuka. Antara lain, di sejumlah ruang terbuka di kawasan Taman Ismail Marzuki (TIM), Jalan Cikini Raya 73, Jakarta Pusat.

Tentang hal tersebut, silakan baca tulisan saya pada 30 September 2015 Dari Ruang Terbuka di TIM Jakarta, Teater Tanah Air Jadi Juara Festival Dunia. Itu menjadi salah satu jejak penting Jose Rizal Manua dalam membina anak-anak melalui teater, hingga berjaya di sejumlah panggung teater anak-anak di berbagai penjuru dunia.

Bagaimana Jose Rizal Manua memaknai Tanah Air? Mari kita simak petikan sajak Tanah Air karya Jose Rizal Manua, yang dilansir nusantaranews.co pada 13 Mei 2018:  

Bumi yang murah hati
Laut yang tulus suci
Udara yang bijaksana
Dan matahari yang setia
Semua memberi kekayaan
Bagi umat manusia

Tanah Air dalam Keberagaman

Indonesia adalah tanah air kita, tempat kita hidup bersama. Ada banyak suku dan agama. Ada banyak minat dan profesi. Di tanah air ini, kita sangat beragam. Dan, Indonesia menjadi bingkai besar yang menyatukan kita. Tantangannya adalah hidup rukun dalam keberagaman. Menjaga harmoni dalam kebersamaan.

Seni budaya dipercaya banyak pihak sebagai salah satu komponen penting untuk menjaga serta merawat kerukunan tersebut. Poin penting merawat kerukunan itulah yang ditanamkan Jose Rizal Manua melalui Teater Tanah Air. Anak-anak dari beragam suku dan agama, bekerjasama dalam seni teater.

Jose Rizal Manua menciptakan berbagai jenis permainan, yang membuat anak-anak tersebut asyik latihan teater. Mereka tidak lagi bisa membedakan, apakah mereka sedang bermain atau sesungguhnya sedang latihan teater. Ini memang kepiawaian Jose Rizal Manua, yang membuat teater anak-anak yang didirikannya pada 14 September 1988, masih tetap eksis hingga kini.

Bagi saya, Jose Rizal Manua lebih dari seorang pendidik. Ia sesungguhnya sosok penting dalam pendidikan anak-anak, melalui jalur seni. Hakekat keberagaman, ia tanamkan melalui permainan. Spirit hidup, ia tularkan melalui latihan kolaborasi. Tentang hal tersebut, silakan baca tulisan saya pada 28 November 2015 Anak-anak Pantang Menyerah di Teater Tanah Air, Sebuah Edukasi Alternatif.

Bagaimana Jose Rizal Manua memaknai harapan beragam warga di Tanah Air kini? Mari kita simak petikan sajak Tanah Air karya Jose Rizal Manua, yang dilansir nusantaranews.co pada 13 Mei 2018:

Rakyat hanya menyimpan
Harapan-harapan sederhana.
Rakyat ingin hidup
Tanpa takut akan hari depannya.
Rakyat ingin bekerja
Tanpa cemas kehilangan orang tercinta

Tanah Air dalam Bacaan

Selaku pengasuh, pembimbing, dan pembina Teater Tanah Air, Jose Rizal Manua sangat menyadari pentingnya membaca sejak dini. Selaku dosen Teater dan Film di Institut Kesenian Jakarta (IKJ), ia paham pentingnya membaca bagi mahasiswa. Jose Rizal Manua juga sangat paham, betapa pentingnya buku untuk pengembangan wawasan serta pendalaman ilmu pengetahuan.

Di luar hal yang penting-penting tersebut, Jose Rizal Manua juga paham, harga buku tidak murah. Untuk mendapatkan buku yang sesuai dengan kebutuhan, juga tidak mudah. Salah satu solusi yang ia lakukan adalah dengan mendirikan Galeri Buku Bengkel Deklamasi di Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta Pusat, pada 27 April 1996.

Jose Rizal Manua menyiapkan ribuan buku secondhand berkualitas dengan harga terjangkau. Galeri Buku Bengkel Deklamasi tersebut praktis tidak pernah tutup. Kita bisa leluasa memilih buku, sembari wisata seni budaya ke TIM. Boleh dibilang, ribuan buku di Galeri Buku Bengkel Deklamasi tersebut adalah bagian dari perjuangan literasi Jose Rizal Manua.

Semua itu bermula ketika ia berkunjung ke Broadway dan menyaksikan, betapa berjuta buku secondhand dijajakan di jalanan kota jantung dunia tersebut. Kita tahu, Broadway adalah destinasi impian para pelaku seni dunia, terutama para pekerja seni pertunjukan dan pekerja seni teater.

Broadway berada di distrik teater New York City, Amerika Serikat. Dan, Broadway sesungguhnya nama sebuah jalan di Manhattan, yang membentang melalui distrik teater pada satu titik, yang di sana bertaburan panggung teater. Di Broadway itulah Jose Rizal Manua membeli buku-buku secondhand, yang menjadi cikal-bakal ribuan buku di Galeri Buku Bengkel Deklamasi kini.

Perjuangan literasi tersebut dilanjutkan Jose Rizal Manua dengan berburu buku secondhand di berbagai penjuru dunia yang dikunjunginya, termasuk ke berbagai pelosok tanah air. Bagi saya, Jose Rizal Manua sejatinya bukan pedagang buku meski ia mendirikan Galeri Buku Bengkel Deklamasi.  

Ia agaknya lebih tepat disebut penolong para pecinta buku. Kenapa? Karena, buku secondhand berkualitas yang menjadi koleksi galeri-nya adalah buku-buku yang menjadi impian para pecinta buku. Seringkali, para pecinta buku dari Malaysia, Singapura, Thailand, dan Brunei Darussalam melompat-lompat kegirangan, karena menemukan buku di galeri Jose Rizal Manua, setelah bertahun-tahun mereka cari.

Warga dari berbagai pelosok tanah air kerap berdialog dan berdiskusi di Galeri Buku Bengkel Deklamasi. Demikian pula dengan warga dari berbagai negara yang berkunjung ke sana. Bagaimana Jose Rizal Manua memaknai konflik antar warga yang kerap terjadi di Tanah Air kini? Mari kita simak petikan sajak Tanah Air karya Jose Rizal Manua, yang dilansir nusantaranews.co pada 13 Mei 2018:

Wahai, saudara-saudaraku
Tidak seharusnya kita bertengkar.
Karena pertengkaran dan saling cakar
Akan meminta lebih banyak jiwa.
Dan amuknya akan menghanguskan wilayah
Yang makin luas.

isson khairul --dailyquest.data@gmail.com

Jakarta, 11 September 2019

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun