Mohon tunggu...
ISSAM MUHAMMAD RAYHAN
ISSAM MUHAMMAD RAYHAN Mohon Tunggu... Novelis - Penulis

Manusia yang hobi berpikir dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Temanku Kok Makin Sedikit, Ya?

1 Maret 2019   15:35 Diperbarui: 1 Maret 2019   16:20 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

            Setelah aku selidiki, ternyata ada 2 faktor yang mereka rasakan, yang pertama ruang lingkup yang sudah berbeda atau biasa disebut circle life, yang kedua itu mereka jadi ngerasa asing sendiri. Aku sendiri ngerasain faktor-faktor itu.

            Dewasa ini aku rasa pentingnya berbicara dengan orang yang satu frekuensi dengan kita, kalau tidak? Cut off aja. Gak enakan? Terima, ambil yang perlu, buang yang gak perlu. Hubungan pertemanan yang toxic justru membuat kita jadi ribet sendiri. Sebenarnya hal itu wajar aja terjadi, karena udah banyak juga penelitian tentang perkembangan manusia. Jadi sebelum kalian ngerasain dan nge-tweet keresahan kalian, para ilmuan juga udah ngerasain apa yang kalian rasain. Lul.

Pakde tukang urut di seberang perumahanku sendiri bilang begini,

"Diumur 20 tahun ini, cuk. Kamu harus bisa membangun mentalmu, jangan sampai kamu lemah karena mentalmu gak kuat, dari umur 20 sampai umur 30 tahun nanti, disitulah mentalmu akan di uji, mau itu dari masalah pendidikan, keluarga, bahkan percintaanmu, cuk. Nanti setelah umurmu diatas 30 tahun, barulah hasil pembentukan mentalmu akan di uji dengan ujian hidup yang sesungguhnya."

Gak cuma gagasan pakde tukang urut kok yang membuatku yakin, ada penjelasan dari para ahli tentang perkembangan manusia, yang membuat kita berpikir kalau ruang lingkup kita udah beda dan ngerasa terasingkan sendiri itu karena perkembangan kita sendiri, pembentukan mental kita, pilihan hidup kita sendiri. Karena kita udah masuk tahap Dewasa Awal, kita lantas banyak memikirkan hal-hal yang dulu kita aja enggan untuk memikirkannya.

            Akupun sadar kalau aku ngerasa ruang lingkupku sudah berbeda dari beberapa pengalaman yang sudah aku rasain sendiri, tentang ekspektasi ku saat menghadiri reuni teman SMP, sampai memilih dengan siapa aja aku bakal meet up dengan teman SMA ku yang sedang libur kuliah dan pulang ke kampung halaman (aku yang jagain kampung halaman kami).

Ekspektasi yang terpikir saat menerima ajakan temanku untuk reuni dengan teman-teman SMP adalah,

"Palingan bakal ngebahas waktu di jemur di depan tiang bendera satu kelas."

"Ngebahas siapa cinlok dengan siapa."

"Siapa yang paling sering masuk buku hitam di sekolah."

"Masih ingat gak si H dulu pernah boker di celana loh! Udah SMP padahal!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun