Selain itu, ada beberapa faktor lain yang memperkuat kemalasan, antara lain:
Kurangnya Minat: Jika materi yang diajarkan tidak menarik atau disajikan dengan cara yang monoton, siswa cenderung merasa bosan dan kehilangan semangat belajar.
Distraksi Teknologi: Media sosial, game, dan hiburan digital lainnya sering kali lebih menarik daripada buku pelajaran, sehingga siswa lebih memilih untuk menghabiskan waktu dengan hal-hal tersebut daripada belajar.
Lingkungan yang Tidak Mendukung: Kurangnya dukungan dari keluarga dan guru dapat memperburuk kemalasan. Jika siswa tidak merasa dihargai atau didukung, mereka cenderung kehilangan semangat belajar.
Tekanan Akademik yang Berlebihan: Beban tugas yang terlalu banyak dan tuntutan nilai tinggi justru dapat membuat siswa merasa terbebani dan akhirnya menyerah.
2. Dampak Kemalasan terhadap Pendidikan
Kemalasan dalam pendidikan bukanlah masalah yang bisa dianggap sepele. Jika dibiarkan terus berlanjut, dampaknya bisa sangat serius, baik bagi individu maupun masyarakat secara keseluruhan.
Malcolm Gladwell dalam bukunya Outliers (2008) menjelaskan bahwa kesuksesan akademik tidak hanya bergantung pada kecerdasan, tetapi juga pada kerja keras dan kebiasaan disiplin. Siswa yang malas belajar cenderung mengalami:
Penurunan Prestasi Akademik: Kemalasan menyebabkan rendahnya kualitas pemahaman siswa terhadap materi, yang pada akhirnya berdampak pada nilai akademik yang buruk.
Kurangnya Keterampilan Hidup: Disiplin dan kerja keras adalah keterampilan yang penting dalam kehidupan. Jika siswa terbiasa malas, mereka akan kesulitan dalam menghadapi tantangan di dunia kerja dan kehidupan sosial.
Dampak Psikologis: Siswa yang sering menunda tugas dan tidak memiliki disiplin cenderung mengalami stres dan kecemasan saat mendekati ujian atau tenggat waktu tugas.
