Mohon tunggu...
Isnaeni
Isnaeni Mohon Tunggu... Guru - Belajar dengan menulis.

Belajar sepanjang hayat

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Untung Rugi Siswa Diberi PR

5 November 2022   10:02 Diperbarui: 5 November 2022   10:44 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pemberian PR oleh Guru kepada Peserta Didik memang sudah saya rasakan sejak masih kecil sampai saya kuliah. Apabila diberi PR  saya pernah sampai gak bisa tidur karena saya belum bisa menemukan jalan untuk mengerjakannya. Bahkan ketika saya menjadi guru pun saya masih merasa tidak tenang apabila pekerjaan rumah untuk memeriksa hasil ulangan belum selesai.

Sebagai guru, saya memberikan PR karena pertemuan saya dengan peserta didik belum cukup untuk bisa melatih siswa atau memberikan kejelasan materi yang saya berikan. 

Selama ini, saya memberikan PR, namun saya tidak memberikan penekanan yang terlalu keras. Hanya apabila mereka mengerjakan, saya berikan nilai sebagai penghargaan. Namun apabila mereka tidak mengerjakan, saya hanya memeberikan himbauan untuk mengerjakan.

Saya lihat keuntungan memberikan PR adalah ketika anak diberi PR untuk mencari pengayaan dari materi yang diberikan, salah satu anak dapat menemukan materi yang lebih luas. Anak menemukan konsep dan dapat melakukan pencarian literatur. 

Dan sebagai guru saya sangat bahagia anak dapat menemukan konsep yang saya PR kan. Mungkin di rumahnya ia menemukan sendiri lewat google atau mendapatkan informasi dengan bantuan keluarganya.

Bantuan mengerjakan PR oleh keluarga atau teman dapat dilakukan karena PR dilakukan di rumah, tanpa pengawasan guru. Yang dinilai adalah usaha siswa untuk mengerjakan PR tersebut. 

Penulis pernah dikoreksi Guru Matematika ketika masih menjadi pelajar sekolah menengah. Ketika itu saya baru sedikit mengerjakan PR, dan saya berkilah bahwa saya tidak mau menyontek. Beliau mengingatkan bahwa mengerjakan PR itu boleh dilakukan dengan cara menanyakan soal kepada orang-orang di sekitar kita. 

Tapi mengerjakan PR dengan bantuan orang sekitar kita tidak berarti PR dikerjakan oleh orang tua Seperti yang dilakukan oleh beberapa orang tua ketika covid-19 masih melanda. 

Orang tua mengerjakan PR yang diberikan Guru dan anaknya asik dengan main game atau bermalas-malasan. Tujuan agar anak bisa belajar menulis atau membaca tidak tercapai karena anak tidak mencoba melakukan sendiri tugas-tugas tersebut.

Sebagai orang tua dari anak-anak yang masih SD, pemberian PR oleh pendidik kepada peserta didik ketika pembelajaran daring sangat bermanfaat. Kami sebagai orang tua dapat menggunakan tugas itu sebagai alat untuk memaksa anak untuk mempelajari materi pelajaran dan belajar di rumah. 

Saya, istri dan anak yang paling besar membimbing anak-anak saya yang masih SD yang dalam kondisi itu sangat enggan untuk belajar.

Dengan alasan ada tugas dari Ibu Guru, anak mau mengerjakan tugas. Karena anak seusia SD lebih taat kepada Guru dibandingkan kepada orang tua. Dan dalam masa itu, dengan mengerjakan tugas/PR  anak saya yang belum bisa membaca sedikit demi sedikit lancar membaca dan berhitung. PR dan tugas sekolah  memberikan manfaat dalam menjelaskan peranan orang tua dalam pendidikan anak, terutama anak SD.

Berbeda dengan anak yang sudah SMA, mengerjakan PR dilakukan secara mandiri, kecuali apabila ada yang belum dimengerti ia akan menanyakan kepada orang tuanya. Karena untuk banyak  hal, siswa sekolah menengah dapat mencari sendiri setiap materi dari internet. 

Hanya saja belajar dari kondisi pembelajaran masa covid-19, ada sebagian kecil guru yang memberikan tugas hanya menulis sebanyak mungkin. Karena tugas menulis sangat memberatkan anak dan juga orang tua. Karena saya melihat bahwa orang tua juga merasa berat untuk menyuruh anak menulis banyak, dan belum selesai anak mengerjakan sudah ada tugas menulis lagi. 

Dan kegiatan menulis terlalu banyak, mendengarkan ceramah terlalu banyak serta tidak belajar terlalu banyak dalam pembelajaran menurut saya bagi siswa tidak menyenangkan.  Bukan hanya PR, tapi juga dalam pembelajaran sehari-hari.  

Jadi perlu adanya keseimbangan penggunaan metode oleh guru dalam proses pembelajaran . Siswa juga bahkan kadang kala menginginkan PR dalam kegiatan pembelajaran di kelas, entah karena bisa mengerjakan atau ingin mempelajari materi itu secara mandiri.  

Pendidik mengarahkan siswa dalam menggali masalah dalam kehidupan sehari-hari dalam pembelajaran, setelah konsep siswa dikuasai maka siswa juga perlu untuk mengaplikan konsep dalam bentuk tugas atau PR  dengan mengobservasi lingkungan. Jadi PR itu juga bermanfaat dalam mengaplikasikan konsep yang diajarkan di sekolah.

Kesimpulan saya adalah PR/Tugas tetap bermnfaat sejauh mana PR tersebut tidak memberatkan siswa dan dengan tujuan agar siswa mau membuka kembali buku dan mempelajari pelajaran di rumah. Orang tua bisa menjadi penunjang pembelajaran siswa dengan membantu PR anak namun harus dihindari mengambil alih tugas anak. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun