Mohon tunggu...
Isma Nita
Isma Nita Mohon Tunggu... -

pemburu ilmu,....

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kawan, Ini Ceritaku. Apa Ceritamu?

17 November 2011   07:53 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:33 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Dikatakan bahwa setiap manusia mempunyai perasaan dan naluri serta logika berfikir.  Hal tersebut pula yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya. Nikmat itu pula yang menjadikan manusia bisa terhormat. Tapi ada pula yang menjadi sangat terhina karenanya. Tergantung penggunaan.  Manusia ada yang perasa atau menurut perasaannya saja. Ada juga yang pemikir segala sesuatu harus sesuai dengan logika. Tergantung. Nah kawan dari bagian mana saja memandang hidup semuanya baik. Tapi akan sejalan kalau kedua-duanya sejalan.

Hati. Disana bersemayam rupa-rupa warna hidup.  Warna hati juga mempengaruhi rupa. Disana ada cinta, ada suka, sayang, benci, iri.  Warna dihati tergantung celupan yang diberikan. Merah, kuning, hijau, dan biru. Hati juga bisa menjadi sumber kegelisahan kalau dia tidak disirami dengan kebaikan.

Cinta. Nah kawan dari zaman mana saja manusia hidup semua merasakan rasa ini. Bahkan kita ada sekarang karena rasa cinta. Cerita cinta selalu up to date untuk dibahas. Hangatnya cinta bisa menghidupkan orang dikutub utara. Bisa menyirami padang sahara jam 12 siang. Cinta bisa membuat orang rela untuk berkorban apa saja. Qais yang majnun karena laila. kisah legenda cinta yang tak pernah nyata romeo dan juliet meramaikan blantika cerita dunia. Anak ada yang rela meninggalkan orang tua. Bahkan cinta dunia bisa membuat manusia lupa akan tuhannya.  Nauzubillah.

Hatiku dan cintaku. Selalu ada untuk Tuhanku. Mengingatkan ku pada tujuan penciptaanku.  Cinta tak berwujud tapi dirasakan kehadiraanya, cinta adalah ruh yang menghidupkan. Raga tanpa ruh sia-sia. Dengan cinta, manusia bisa merasakan pertolongaAllah. ”invisible hand”. Dengan usia segini tak ada yang dipikirkan anak muda sepertiku selain untuk mencari seseorang yang dijadikan teman dalam hal apa saja.  Lebih tepatnya sekarang aku adalah pemburu dan pencari cinta...ha..ha...ha.. mau muntah huexxxxxx. Tidak kawan itu hanya lelucon diantara kita. Mungkin kalau diperhalus bahasanya jadi begini (aku sedang menanti seseorang yang telah dijanjikan Allah untukku).  Kapan tiba masanya?. Jangan tanyakan pertanyaan itu. Karena urusan waktu itu adalah urusan Allah. Sama sekali bukan urusanku. Kalau mau tanya, Tanya Allah deh.. hehehe

O ya, aku ingin bercerita tentang betapa energi cinta ini menggerakkan seseorang untuk berkreativitas.  Aku pernah baca blognya helvi tiana rosa. Kenal gak. Iya betul, pawangnya FLP itu.  Karya-karyanya awal-awal dulu adalah karena dorongan energi cinta ini. Ceritanya begini. Dengar ya. Dulu sempat dia seneng sama seseorang tapi dia juga malu untuk menyambut uluran tangan dari orang yang dia suka itu. Nah sampai akhirnya orang tersebut pergi gak juga kunjung diakuinya.  Ceritanya tuh cinta gak sampai. Mungkin dari rasa itu maka pelampisannya ia menulis fiksi dengan tokoh dan peran yang semaunya aja dia bikin. Tokohnya bisa dibuat kaya, miskin dan lain sebaginya. Pokoknya dari ujung penanya itu bisa menentukan nasib dari si tokoh cerita tsb. Berlebihan kalau dibilang. Penulis menjadi "Tuhan" penentu takdir tokoh ceritanya. Kalau salah boleh di koreksi

Nah cerita ini pun terjadi dalam diriku.  Pernah nih aku kagum pada seseorang,terus karena gak mungkin untuk ku ungkapkan maka aku seolah-olah membuat surat yang akan kutujukan sama someone tsb.  Tak tanggung-tanggung 6 lembar surat dikertas double folio itu kuselesaikan dalam hitungan jam saja. Walaupun sampai sekarang tuh surat tidak pernah ku sampaikan.  Wah, kalau energi tersebut selalu ada setiap hari mungkin sudah berpuluh-puluh novel yang ku hasilkan.  Nah ternyata cinta bisa produktif juga ya. Ya, sampai sekarang surat itu masih sering kubaca. Gak apa-apa Cuma untuk bahan tausiyah saja ketika hatiku mulai ada rasa yang sama. Atau sebagai bahanku untuk menertawakan diri sendiri. Bukan apa-apa kawan. Minta nasehat orang lain itu penting. Tapi akan lebih terasa kalau bisa menasehati diri sendiri. Karena kita lebih tahu kebutuhan kita. Rahasia lebih terjaga, proporsional dan tak berlebihan.

Tak terhitung berapa banyak orang yang kukenal..banyak sifat, keparibadian, dan juga macam manusia yang ku temui. Dengan kombinasi sifat yang kusuka dan sama dengan diri ku.  Terkadang aku bisa berkaca dengan teman-temanku.  Aku lebih dewasa dari hari kehari dalam memandang semua persoaalan yang ada.

Aku. Pernah merasakan jatuh cinta. Manusiawi kawan, Tepatnya kepada manusia laki-laki, tentu saja.  Rasanya ? hangat, menggetarkan,dan juga penuh pesona yang tak terkatakan.  Tapi kawan sampai sekarang aku cuma sebatas merasa. Aku juga pernah menangis karenanya......huah. sama siapa sih...yang pasti sama orang kukenal lebih dekat secara pribadi,.. kadang ku tertawa juga karenanya.  Sekarang rasa-rasa itu tetap ada.  Cinta yang kurasakan itu kawan tak pernah membuatku kehilangan selera makan...nah  lo apa hubungannya.  Ya maksudnya ketika seorang yang ku cintai itu, gak menunjukan signal yang sama, atau akan menikah, atau tidak merespon apa yang ku rasakan aku biasa-biasa saja.  Kanapa?  Karena aku terlalu malu untuk mengungkapkannya kepada mereka.  Dan terlalu takut kalau hati sakit. Dan aku tidak mau menyakiti hatiku yang kusanyangi ini dengan perbuatan  yang ku rancang dan kukerjakan sendiri.  Tepatnya tak mau mengambil resiko ketika harus sakit karena cinta tertolak.. karena aku bisa mengingatnya sampai lama.

Yah mana ada orang yang akan tahu kalau gak di ungkapkan. Adab dan izzah  fren.. ha...ha... Cinta-cinta pada manusia ini kusimpan rapi-rapi dalam hati cukup aku dan Allah yang tahu.  Walau sebagian ada juga yang kuceritakan kepada teman-temanku yang kuceritakan. (seperti dalam tulisan ini).  Itu pun ketika aku sudah bisa berdamai dengan diriku dengan rasa-rasa itu.... aku cukup merasa berdosa ketika merasakan sesuatu rasa yang tak sepantasnya ada.  Walau aku juga tak benar-benar membunuh rasa itu. Tidak juga ku pupuk dengan harapan subur. Tidak bagi ku rasa itu fitrah. Tapi tinggal bagaimana menempatkannya dalam wadah yang proporsional dan sesuai aturan agama.

Dalam usia seperti ini telah sepantasnya aku melihat dan belajar dari pengalaman yang lalu... dan ketika sekarang ada seseorang yang mencoba mendekat, aku juga menanggapinya dengan cara yang proporsional. Aku telah menaruh 99% harapan dan juga meletakkan 1% ketidakpastian seperti teori heisenberg dalam teori mekanika kimia kuantum. Faktor ini penting karena tidak ada metoda yang pasti untuk mengukur rasa cinta dan harapan untuk memandang hidup kedepan.   Esok adalah rahasia yang telah tersusun rapi dalam lauhul mahfuz...

Manusia seperti ku tinggal menjalani dengan tetap  optimis selama masih diberikan kesempatan untuk menjalani sisa hidup ini yang entah sampai kapan....20, 10, 1 tahun lagi atau bahkan tinggal 1 menit lagi...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun