Mohon tunggu...
Isma Mufida
Isma Mufida Mohon Tunggu... Guru - Semua ditulis hanya berdasarkan kejadian nyata. Jika nantinya takdir tak mengizinkan kita hidup bersama, izinkan aku tetap mencintaimu melalui tulisanku :)

Allah, Orangtua, Keluarga, Sahabat, dan dia ❤

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Apa Pedulimu?

13 April 2021   05:10 Diperbarui: 13 April 2021   05:11 585
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Bagaimana bisa, batu jalanan sepertiku mengharapkan bongkahan berlian seperti dirimu?

Mungkin dalam waktu 4th ini aku terlalu banyak berharap untuk bisa memilikimu
Aku yang menganggap kau begitu mencintaiku, kala itu

Aku sangat mengingatnya
Waktu dimana pertama kali kau dan aku saling mengenal
Aku yang begitu acuh dan seakan akan tak mau mengenalmu lebih jauh
Dan kau yang tiba tiba ungkapkan rasa saat aku belum siap untuk kembali mencintai orang baru

Hingga akhirnya, kau pernah memutus hubungan denganku
3 Januari 2017, aku sangat mengingatnya
Kau membklokir salah satu akses aku bisa berkomunikasi denganmu

Jengkel? Biasa saja
Karena aku menganggap kau memang sedang tidak serius mencintaiku

Sampai pada akhirnya kita bertemu
Di tempat itu, tempat yang tidak akan pernah kulupakan
Aku mengawasimu dari jauh, kau tidak akan tau
Entah, rasanya saat itu aku mulai mengagumimu

Lalu beberapa kali kau kembali menghubungiku
Kau mengirim pesan pesan singkat, bahkan menelfonku
Aku kembali nyaman berbicara dengamu
Meski sesekali kau kembali menghilang dari kehidupanku

Hingga pada akhirnya,
Juni, Agustus, Oktober 2017 kau kembali selalu hadir dalam hidupku
Aku selalu menerima kedatanganmu dengan baik
Aku selalu mempersilahkanmu kembali masuk dalam duniaku

Sekitar tahun 2018 2019, adalah tahun dimana aku merasa benar benar telah kehilanganmu
Entah sebab apa, seakan akan Takdir begitu kejam dan tak memihak padaku
Kau mengatakan dengan secara tidak sengaja bahwa saat itu kau sedang nyaman dengan orang baru

Terluka? Pasti
Namun kunikmati tiap luka yang kau beri dengan lapang dada dan memperlihatkan padamu bahwa aku sedang baik baik saja

Aku tidak menyalahkanmu
Aku yang seharusnya meminta maaf
Karena aku tidak bisa selalu ada disampingmu
Aku tidak memberikan kenyamanan seperti apa yang dia berikan padamu
Mungkin, aku juga terlalu membosankan bagimu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun